Areum baru saja menyelesaikan meeting dengan sutradara Song, orang yang menginginkan naskah novelnya diadaptasi dalam bentuk drama. Gadis itu kini sedang berada di restoran China terkenal bersama dengan Hyunbin. Kekasihnya itu sengaja memilihkan tempat makan terbaik untuk mereka. Ia berniat menebus waktu satu bulan perpisahan dengan kencan romantis yang diimpikan Areum.
"Kau mau tambah?" tanya Hyunbin pada Areum.
"Aku sudah kenyang," jawab Areum sembari menunjukkan senyum manisnya. "Setelah ini kita kemana?"
"Jalan-jalan," jawab Hyunbin. "Kau pernah mengatakan ingin kutemani jalan-jalan mencari buku, kan?"
Areum tertawa kecil. Ia mengangguk membenarkan. "Ceritanya, oppa sekarang sedang ingin mewujudkan semua keinginanku ya? Aku bahkan sudah lupa kapan tepatnya aku meminta oppa untuk menemaniku jalan-jalan."
Hyunbin tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Areum. "Maafkan aku karena baru bisa mengabulkannya sekarang. Terlambat sekali."
Areum menggeleng. "Tidak kok. Bertemu dengan oppa saja aku sudah senang," Areum mengusap punggung tangan Hyunbin yang berada di atas meja. Ia kemudian menarik tangannya lagi. "Tapi oppa, benarkah kita akan jalan-jalan dengan pakaian formal seperti ini?"
Hyunbin memandangi Areum dengan pandangan tidak berkedip. Benar juga. Sekarang mereka berdua sedang memakai pakaian formal karena rencana makan di restoran mewah. Hyunbin pun sadar bahwa gadisnya merasa tidak nyaman jika harus berjalan dengan gaun dan sepatu hak tingginya.
"Mau beli pakaian yang lebih santai dulu?" tawar Hyunbin.
Areum menggeleng. "Bagaimana kalau jalan-jalannya besok saja? Maafkan aku, tapi aku memang benar-benar sedang lelah."
Hyunbin tampak kecewa. Namun ia menyadari bahwa jadwal bekerja Areum menjadi padat akhir-akhir ini. Ia tidak ingin kekasihnya jatuh sakit karena kurang istirahat.
"Baiklah, habis ini kita langsung pulang. Besok aku akan menunggu hingga acara radiomu selesai," ucap Hyunbin penuh pengertian.
---
Jeonghan melihat jam di layar ponselnya. Dengan semangat ia bergerak menyalakan radio mobil. Sungmin yang sedang menyetir heran melihat artisnya yang tiba-tiba sangat energik mencari saluran radio.
"Kau semangat sekali," komentar Sungmin.
Jeonghan tidak dapat menyembunyikan senyumannya. "Tentu saja! Sekarang akan ada siaran radio mengenai promosi novel Yoon Areum. Adikku itu hebat, kan?" terdengar nada bangga pada suara Jeonghan.
Mendengar nama Areum disebut, Wonwoo menegakkan posisi duduknya. Pria itu melepas kedua earphone yang menyumpal telinga. Walaupun sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjauhi gadis itu, namun Wonwoo tidak dapat memungkiri bahwa dirinya masih saja menaruh perhatian padanya.
Sudah hampir satu minggu ini Wonwoo tidak saling sapa dengan Areum melalui aplikasi chat seperti biasa. Tepatnya sejak kedatangan Hyunbin kembali ke Korea. Padahal, dulu, mau sesibuk apapun pria itu, ia akan menyempatkan diri mengirim satu pesan singkat basa-basi. Kadang Areum sampai dibuat kesal karena pesan Wonwoo yang hanya berisi foto-foto kucing lucu yang ia dapatkan dari internet.
"Shus, diam!" Jeonghan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, menyuruh Seungkwan dan Seokmin untuk tutup mulut. Kedua dongsaeng-nya itu sempat ribut mendengar kabar Areum yang bukunya kini sudah mulai terjual sebanyak dua puluh lima ribu eksemplar hanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
"Ya, itu tadi lagu berjudul Oh, Wait! milik Standing Egg sebagai pembuka acara kita," sebuah suara penyiar radio membuka siaran. "Kembali lagi dengan Lee Minki, selamat malam semuanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...