"Ngomong-ngomong selain Xukun ada adek kelas yang unyu."
"Iya kah?"
"Dari China juga." Mijoo berujar disela kegiatan makan krupuknya.
"Siapa namanya?" tanya gue.
"Mana gue tau. Besok kalo ketemu gue tanyain deh."
"Sekarang pindahan dari China kok ganteng-ganteng ya?" Sujeong manyun lucu.
"Udah dari jamannya kakak gue sekolah disini keleus. Paling ganteng kak Qin Fen noh yang udah lulus tahun lalu." oceh Mijoo lagi.
"Cai Xukun juga ganteng keleus." klaim Sujeong.
"Ganteng Guanjing gue lah." sahut gue bangga.
"Nay, kemarin lo pulang sore ngapain? Lo kan udah bukan anggota OSIS lagi." tanya Mijoo sambil ngaduk-ngaduk jus alpukatnya.
"Gue nemenin Xukun muter gedung sekolah." jawab gue santai.
"SUMPAHH???!!!"
"Kok lo nggak bilang-bilang?!"
"Enak ya lo berduaan sama Xukun!"
"Sujeong!" Gue membekap mulut bocah itu. Tapi terlambat, semua mata sudah tertuju pada gue. Sebagian besar menatap sinis, siapa lagi kalau bukan para pengabdi Xukun?
Yaudahlah nasib. Sejak pak Dongho nyuruh Xukun buat duduk di samping gue, gue juga udah tahu kalo fans tu orang bakal jadi haters gue. Sama kaya kasus Guanlin tahun lalu.
"Maafin gue Nay," sesal Sujeong.
"Nggak papa, udah santai gue masalah beginian." gue lanjut makan aja tanpa peduliin sekitar.
"Hei adik-adik." sapa kak Namjoon yang tiba-tiba gabung di meja kami.
"Halo kak," sapa balik Mijoo. "Nay, lo ada urusan sama kak Namjoon ya? Kita ke kelas aja ya."
"Ha? Yaudah." sahut gue. Dua bocah itu langsung pergi dari kantin.
Kak Namjoon menyodorkan beberapa lembar formulir, membuat gue mengurungkan niat menggigit sate. "Bagiin ke temen kamu sekalian ya dek."
"Kalo ada yang minat ya kak,"
"Mau mau, kamu ancem pasti pada mau."
"Yeu, nyusahin aja lo kak."
"Sekali-sekali nyusahin, sebentar lagi gue juga lulus."
"Yayaya."
"Jangan lupa, tes wawancara, praktek, sama tertulisnya minggu depan."
Gue cuma manggut-manggut. Kak Namjoon mencubit pipi gue. "Goodluck cantik."
Hmmmm, nggak baper ya gue. Semua orang tuh gitu, muji kalo ada maunya.
Berhubung makan gue udah selesai dan bel masuk bau-baunya udah mau bunyi, gue beranjak dari kantin. Tapi baru beberapa langkah berjalan, gue ditabrak seorang anak laki-laki yang nampaknya adik kelas.
Duh, mana jus mangga yang dibawanya tumpah ke tangan gue. Gue langsung ngambil tissue di meja buat bersihin. Si adik itu juga melakukan hal yang sama.
"Ma-maafin saya kak."
Gue nggak membalas ucapannya. Gue malah denger para pengabdi Xukun yang ngelihatin gue dari tadi pada ketawa-ketawa. Pas gue lihatin balik mereka langsung berhenti ketawa dan pura-pura nggak lihat gue. Pasti mereka seneng gue kena musibah gini. Anjing emang.
"Kak maafin saya ya."
Sebenernya gue mau ngomel-ngomel, berhubung gue juga lagi emosi sama pengabdi Xukun. Tapi niat itu gue urungkan tatkala melihat wajah si adik kelas yang ternyata unyu ini.
"Nggakpapa dek." Lagian yang kena cuma tangan gue, dibasuh air lalu dikeringin nggak lengket lagi. Formulir dari kak Namjoon yang gue bawa juga untung saja nggak kena. Beda ceritanya kalo baju atau rok yang ketumpahan, nggak bakal segampang itu gue maafin. Masih beruntung kamu dek.
"Maaf kak."
"Udah dek, kalem. Minta maaf mulu kek lebaran aja." Ujar gue. Malah pengen ketawa soalnya adek itu tambah unyu saat mengucapkan maaf.
"Nama kamu siapa?"
"Saya Chen Linong, dari kelas X5."
"Okay, noted. Terima hukuman kamu besok pas pramuka ya." gue tersenyum sekilas sebelum meninggalkan adik kelas yang kebingungan itu.
Kasihan, tapi nggak papa. Gue cuma bercanda kok.
Gue melangkah menuju kelas dengan harapan nggak ada something yang bisa bikin emosi. Tapi nampaknya itu hanyalah harapan karena,,,
"Cai Xukun, musnahin semua barang-barang dari pengabdi lo yang menuhin meja gue itu!"
***
Beneran nggak ada yang
mau baca nih? Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK PRADANA +Cai Xukun
ФанфикNggak nyangka, Cai Xukun yang famous mampus itu ternyata anak pramuka. start: 30 April 2018