Nongnong
Kak, hari ini pelantikan dewan?Kok tahu?
Nongnong
Tahu dong,
Semangat ya kak!Yuhu makasih
Setelah membalas chat Nongnong, gue menonaktifkan ponsel. Hari ini adalah hari pelantikan seperti yang direncanakan.
Gue udah packing sejak tadi malam. Handuk, baju, daleman, alat mandi, kompas, tali, semaphore, dll udah gue siapin. Hape gue tinggal karena emang nggak boleh dibawa, tapi gue umpetin biar aman dari jangkauan Seonho.
"Udah siap? Ayo berangkat."
Ayah Donghae membantu gue menggendong ransel besar ini untuk ditaruh ke jok belakang.
"Beneran nggak bawa snack?" tanya mama Jessica.
Gue menggeleng. "Nggak perlu ma, kayaknya gak bakal ada waktu buat ngemil disana."
"Awas kak ntar disana dimakan macan. Rawrrrr."
Gue menoyor kepala Seonho. "Nggak mutu goblok."
"Udah jangan bertengkar, ayo masuk Nay." Gue menyusul papah Donghae yang udah duduk ganteng di balik kemudi.
"Dadah mamah, heh bocah jan kangen sama gue yaaaaa..." teriak gue sambil lambai-lambai tangan.
Sekitar 20 menit kemudian mobil kami sudah sampai di gerbang sekolah.
"Hati-hati ya anak ayah." Ayah Donghae membelai kepala gue dan mengecup kening gue.
"Iya ayah, dadah."
Gue langsung menuju ke lapangan basket tempat kumpul. Udah agak ramai pada daftar ulang tapi gue belum lihat Sujeong.
"Hape gue di tempat kancut nggak bakal digeledah kan?"
"Kalo gue sih di alat mandi."
"Eh nay, lo ngumpetin hape dimana?" Yein menyenggol gue. Gue cuma senyum sambil menggeleng.
"Gue nggak bawa hape. Lagian di gunung susah sinyal keleus." Mereka langsung manyun mendengar perkataan gue.
Setelah pidato panjang yang katanya cuma beberapa patah kata akhirnya selesai, kami digiring untuk memasuki bus yang akan mengantarkan kami ke tempat pelantikan.
"Hai," suara yang nampak menyebalkan itu menyapa gue. Gue nggak peduliin karena tahu siapa dia.
"Lo block gue ya?"
Hmm, baru sadar dia. Gue naruh tas di kursi sebelah gue dan celingak-celinguk nyariin Sujeong.
"Xukun, sini duduk sebelah gue."
"Jangan Kun, sama gue aja."
Dih pada rebutan biar duduk sama Xukun, siapa lagi kalo bukan calon dewan yang termasuk pengabdinya.
"Nggak deh, gue mau berdiri aja." ujarnya membuat cewek-cewek itu kecewa. Hahaha rasain.
"Kak Sowon, lihat Sujeong?"
"Oh, Sujeong udah di bus sebelah, telat dia soalnya."
Yah sialan padahal gue udah ngecup tempat duduk sebelah gue buat dia.
"Ayo udah jangan berisik, habis ini kita mau berdoa biar selamat di perjalanan." ujar Kak Sowon. "Kamu kok nggak duduk? Ini kursi sebelah Naya kosong, cepet duduk."
Lah lah. Kak Sowon malah nyuruh Xukun duduk di sebelah gue. Wajah Xukun jadi girang banget.
"Apa lo lihat-lihat?!" sewot gue ke Xukun soalnya dari sejak duduk sampe busnya jalan dia ngelihatin gue mulu.
"Nggak di kelas, nggak di bus, ketemu lo mulu nih."
"Gue muak banget ketemu sama lo lagi!" Gue memelototinya.
Xukun nyengir. "Sama dong kalo gitu."
Cowok itu memasang kupluk jaketnya dan langsung pasang posisi tidur. Gue cuma ternganga lihatnya.
Anjing emang.
***
-tbc-
***Double nih
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK PRADANA +Cai Xukun
Fiksi PenggemarNggak nyangka, Cai Xukun yang famous mampus itu ternyata anak pramuka. start: 30 April 2018