17

803 88 7
                                    





"Jeong lo kenapa sih pake acara telat segala?!"

"Macet bor."

"Gara-gara lo gue jadi duduk sama Xukun di bus. Lo tahu, ternyata dia lebih nyebelin dari yang gue pikir. Nggak fansya nggak dia sama aja nyebelinnya."

Cerocos gue setelah turun dari bus. Sujeong mah cuma manggut-manggut dengerin cerita gue.

Kami tiba di basecamp Jonggol, semuanya sibuk dengan barang bawaan masing-masing. Tak lama kemudian peluit dibunyikan tanda semuanya harus berkumpul untuk apel pembukaan.

"Selamat datang di Gunung gunungan, senang sekali kita bisa sampai di basecamp jonggol ini dengan selamat. Harapannya semua kegiatan yang akan kita langsungkan berjalan dengan lancar bla bla bla...."

Ga penting banget bacotannya pak pembina Yixing, hhh untung ganteng.

Setelah 10 menit sambutan, kak Namjoon mengambil waktu untuk instruksi selanjutnya.

"Baik, tidak usah berlama-lama saya akan membacakan pembagian kelompok untuk 3 hari kedepan. Putra dan putri akan dibagi ke dua kelompok masing-masing."

"Kelompok 1 putri, ketua Lee Naya, anggota Jung Yein, Kei, Dahyun, Jiae. Kelompok 2 Jihyo, Sujeong,,,"

Ah bazengan gua nggak sekelompok sama Sujeong. Tu anak juga langsung pasang muka melas saat tahu kami tidak sekelompok.

Setelah pembubaran kami mulai memasang tenda per kelompok. Kaya ginian sih udah lancar banget gue, saking lancarnya sampe gua doang yang kerja, yang lain pada duduk-duduk. Dikira tamasya kali yak.

"Woy yang pada duduk-duduk nggak ngelihat apa tangan gue cuma dua gini?!" Berhubung gue ketua kelompok, gue punya hak buat bacotin mereka.

"Gue nggak bisa bikin simpul-simpulnya," elak Dahyun.

"Gue juga," sahut yang lain.

'gua juga tahu lo lo pada bisanya cuma makeupan anjeng,' batin gue dalam hati.

"Setidaknya lo bantu pegangin tongkat ujung sini sama sana biar bisa berdiri, ntar gue yang naliin simpulnya."

Dengan wajah terpaksa mereka bangkit dari duduknya dan membantu gua. Bodo amat, harusnya mikir dong ni tenda kan juga buat tidur bareng-bareng bukan gue aja.

"Butuh bantuan Nay?" tawar Jihyo yang tiba-tiba ada di samping gue. Gue lirik ke tendanya yang udah berdiri kokoh. Sialan gue kalah cepet.

"Nggak usah Ji, makasih." Tolak gue halus. Jihyo tersenyum lalu kembali ke kelompoknya.

Namanya Jihyo, anak kelas sebelah yang cukup berpengaruh di sekolah. Keluarganya tajir luar biasa dan bapaknya jadi ketua komite sekolah.

Si Jihyo sendiri orangnya baik hati dan gue akui sikapnya 11 12 sama gue. Dia suka berorganisasi dan punya jiwa kepemimpinan yang bagus, oleh karena itu dia digadang-gadang jadi ketua MPK tahun ini.

Gue kira dia bakal fokus di OSIS/MPK tapi ternyata dia ambil peran di Dewan Ambalan juga. Super sekali. Gue juga suka banget berorganisasi tapi nggak sudi kalo kebanyakan jabatan. Ribet.

"Baik banget si Jihyo,"

"Iya, pantes kalo jadi pradana putri."

"Nah betul, daripada si itu...."

Gue menoleh ke anggota kelompok gue sendiri yang melontarkan celetukan itu. Entah sengaja atau tidak, mereka mengucapkannya agak keras sampai gue mendengarnya.

Iya deh iya, gaya kepemimpinan gue dan Jihyo agak beda. Jihyo tuh santai sedangkan gue mengedepankan kedisiplinan. Cewek-cewek manja cem mereka udah pasti dukung Jihyo.

Ya gue mah bodo amat, nggak jadi pradana putri juga nggak masalah, toh gue masuk dewan ambalan karena rengekan kak Namjoon.

Selesai pasang tenda dan membenahi barang-barang, kami diberi waktu untuk mandi. Banyak yang milih nggak mandi karena kedinginan, gue mah ga peduli dingin, yang penting badan gue bersih. Walaupun habis mandi gigi gue gemertakan, jadi gue cepet-cepet lari ke tenda.

"Nay,"

Gue menoleh mendapati manusia menyebalkan memanggil gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue menoleh mendapati manusia menyebalkan memanggil gue. Gue nggak menjawabnya, cuma gue lihatin wajah cengengesannya yang, eum, cukup ganteng sih.

Ah sialan, mikir apa gue. Hhh.

"Minggir lo," usir gue sambil masih kedinginan.

Xukun tiba-tiba melepaskan jaket yang dipakainya dan menyodorkannya pada gue. "Mau pakai ini?"

"Habis gue pakai, pulang-pulang gue udah jadi bakso balungan dibuat fans lo."

"Oh iya, soal cewe-cewe yang itu beneran ngeroyok lo?"

Gue menarik alis, baru sadar ni anak jadi comel banget. Padahal sebelumnya ngomong sama dia kaya ngobrol sama patung.

"Udah ah gue nggak mau bahas itu lagi, bikin emosi kalo diinget-inget. Enyah lo sekarang juga!"

Tepat saat gue mengusir Xukun, Jihyo datang dan langsung memegangi lengan Xukun. Mereka lalu bertatapan dan saling tersenyum. Hmmmm. Curiga nih gue.

"Hai Ji, long time no see." ujar Xukun sambil mengacak poni Jihyo.

Jihyo memukul lengan Xukun. Mereka lalu terlibat obrolan seru dan pergi meninggalkan gue sendiri. Gue langsung masuk tenda. Dari celah tenda gue bisa melihat mereka duduk berdua di rerumputan sambil bercanda.

Sejak pertama kali Xukun disini gue nggak pernah lihat dia akrab dengan perempuan, setahu gue dia paling banyak bicara ya sama gue. Kira-kira apa hubungannya dengan Jihyo ya?

Apa Jihyo juga pengabdi Cai Xukun? Kalo iya berarti dia lucky fans.

Ah bodo amat ngapain juga gue pikirin.

***
-tbc-
***

Halo yorobun,
First of all aku mau minta maaf karena sudah sekian lama sejak terakhir aku update.
Setelah lulus aku nggak jadi pengangguran yang nunggu pengumuman dari perguruan tinggi. Aku kerja untuk event lebaran di sebuah mall dan pekerjaan itu melelahkan jadi aku nggak sempat nulis sama sekali.
Aku berniat ngebut nulis setelah lebaran tapi kemarin malah ada berita lelayu dari keluarga besar jadinya nggak ada waktu lagi.
Selesai itu aku dapet tawaran kerja lagi dan sekarang aku jadi karyawan tetap. Jadi aku sibuk banget padahal pengen lanjutin work ini.
Sekarang aku mau berusaha update seminggu sekali daripada nggak update sama sekali.
Terimakasih banyak atas pengertiannya ya.
Lv u all.

KAKAK PRADANA +Cai XukunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang