30

519 61 88
                                    





"Nggak ikutan kesana?" Tanya Dahyun duduk menyeblahi gue sambil menunjuk sangga Harimau yang belum selesai diomelin dari tadi.

Gue cuma menggeleng. Biar mereka aja lah yang beraksi. Walaupun punya sifat tegas, kadang gue juga nggak tegaan orangnya. Apalagi kalo lihat mimik muka mereka saat dimarahin. Tapi sebenarnya itu pantas mereka dapatkan karena kata Hoya, dia nemuin Fan Chengcheng di pos ronda sambil nangis-nangis nggak berani jalan ke sekolah sendirian. Kan tega banget gitu loh.

Lima menit kemudian sesi "marah-marahin" sangga Harimau sudah selesai dan semua dewan ambalan berkumpul di tenda sekretariat sambil masih membahas masalah ini.

"Kan aneh ya nggak masuk akal gitu loh," omel Kak Yuju.

"IRI BILANG BOS!" seru kak Namjoon.

"Nah iya iri tuh pasti. Secara Fan Chengcheng tuh kiyowo ganteng banyak yang suka, gue aja suka HAHA." ujar Jiae ga tahu malu.

Kak Namjoon membuka suara. "Teman satu sangga nya manfaatin sifat penakut Chengcheng dengan ninggalin dia sendirian. Gue yakin mereka sengaja."

"Ga ada akhlak." komentar kak Yoongi. "Besok siapa dewan kerja yang kasih hukuman ke mereka? Lo ya Sungkyu? Jangan lupa ngajakin gue. Awas lo sampe lupa."

"ASHYIAPP QAQA" balas Sungkyu bernada.

"Heran, bocah-bocah tuh ada-ada aja kelakuannya" ujar Kak Sowon.

Sudah pukul setengah 2 pagi. Setidaknya kami bisa bersantai sebentar karena agenda selanjutnya masih setengah 6 nanti. Baik dewan kerja maupun dewan kehormatan bersantuy-santuy dulu. Ada yang bikin kopi, bikin pop mie, lalu genjrengan dan ngobrol-ngobrol ringan. Nanti setiap 30 menit sekali ada yang bertugas muter mengecek keamanan tenda adik-adik. Beberapa dewan kerja terutama cewe-cewe yang udah lelah disuruh Xukun pergi ke sekretariat guru untuk beristirahat.

"Lo kok diem aja sih dari tadi?" tegur Sujeong ke gue. Ternyata gue melamun sambil mijitin kaki gue yang terasa pegal banget. "Sakit?"

Woohyun menghampiri dan menempelkan punggung tangannya untuk mengecek suhu kening gue. "Panas loh Nay, lo udah makan?"

"Hmm?" gue nggak tau dah mau jawab apaan. Iya kali ya? Pantesan agak pusing dari tadi.

Kayaknya sih ini efek gue masih shock. Sejak turun dari boncengan motor Xukun sampe sekarang gue tuh masih kebayang bentuk mbak-mbaknya yang gak sengaja gue lihat itu.

"Lo apain Kun? Tadi lo kan yang boncengin dia?" curiga Myungsoo.

"Wahhhh," Dongwoo mangap lebar.

Sungkyu menghentikan genjrengannya. "Jangan-jangan,"

Xukun mengedikkan bahu tanda tak tahu. Emang dia nggak tahu sih, tadi dia tanyain juga nggak gue jawab. Gue nggak berminat memberi tahu siapapun disini. Takutnya jadi pada parno, udah biar gue sendiri aja yg tahu. Mungkin gue bakal ceritanya besok pagi aja.

"Gak ada apa-apa cuy," ujar gue seadanya.

"Belum makan kan lo dari tadi siang, gue tahu Nay," ujar Sujeong. Gue langsung meremas tangannya biar dia memelankan suara. Gue tuh nggak suka ada orang yang khawatir ke gue, jadi kelihatan lemah gitu.

"Makan ya?" Woohyun menunjukkan kardus stock bahan makanan panitia. "Gue bikinin pop mie? super bubur? energen? teh anget ya teh anget?"

"Gosah Hyun," Kalo udah telat makan tuh gue udah males, apalagi udah jam segini. Mendingan nanti aja sarapan setelah matahari terbit.

KAKAK PRADANA +Cai XukunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang