ALEX
" Besok akan kujemput lagi...! " ucapku kepada semua temanku ketika aku sedang menurunkan mereka didepan gerbang rumah mereka masing masing.
Hari ini memang ada acara ulang tahun salah satu temanku bernama Brian disalah satu cafe terkenal di kotaku. dan semua anak sekolahku hadir disana. benar benar acara yang menakjubkan. semua anak berjoget mengiringi irama musik yang berdentang sangat keras di cafe. pesta baru selesai pukul 2 malam.
sekarang aku hanya sendiri dimobil. sambil mendengarkan musik dari radio, aku terus menyetir dalam keadaan sedikit mabuk dan ngantuk berat. jalanan yang sedikit senggang membuatku bisa melaju secepat yang aku mau. suara dari penyiar radio itu juga membuatku sedikit merinding. suara wanita yang terlihat lelah dan suaranya sangat halus. bulu bulu tanganku sekejap juga meremang.
" Mendengar suaranya saja sudah sangat menyeramkan " kataku kemudian mengganti saluran radio tersebut.
aku pun sampai didepan rumah. segera aku menekan remote yang membuat pagar rumahku terbuka dengan sendirinya dan memarkirkan mobilku di garasi. aku masuk kedalam dan langsung merebahkan tubuhku diatas sofa yang empuk.
" Mau minum apa, Lex? " tanya seseorang dari belakangku. aku terkejut dan langsung menoleh kebelakang dan melihat Lou dalam keadaan yang acak acakan. rambutnya dalam keadaan terkunci yang benar benar tidak rapih, bajunya yang kotor akibat terkena minyak atau debu debu, dan tangannya yang sedikit kotor entah kenapa.
" Sepertinya kau tau minuman favorite-ku apa? " ucapku dengan cuek sambi mengacak ngacak rambutku kemudian kembali merebahkan kepalaku. ia bergeming, kemudian terdengar suara langkah kaki menjauh. karena lelah aku memejamkan mata dan akhirnya tertidur.
aku terbangun karena mendengar suara cangkir yang diletakan diatas meja. Sepertinya Lou belum tau bagaimana menaruh suara cangkir yang benar agar tidak mengeluarkan suara yang nyaring dan membuat aku bangun.
" Minumannya, Lex " seru Lou mempersilahkan. aku mengangguk dengan mata masih terpejam
dan melambai lambaikan tanganku agar Lou bisa pergi menjauh. sepertinya dia mengerti karena setelah aku melambai lambaikan tangan, ia langsung pergi ke belakang dapur.
kini dihadapanku terhidang minuman favorite-ku. Teh susu hangat. hmm.... lumayan. aku meneguknya beberapa kali. Sampai teh susunya sisa sedikit. namun, aku masih mau lagi.
" Lou! aku mau tambah! cepet! " suruhku sambil berteriak kearah dapur. kemudian memejamkan mata.
Lou datang beberapa menit kemudian sambil membawa cangkir baru.
" Lain kali buat dengan gelas yang lebih besar! " protesku sambil menyambar cangkir yang dipegang Lou. aku langsung meneguknya sampai habis.
" Aaaah.... " kataku puas meminum dua cangkir teh susu hangat. aku menaruhnya dimeja. bangun dari posisi tidurku yang kurang nyaman, dan membetulkan posisi tidurku agar lebih nyaman. Lou mengambil cangkir dua cangkir yang sudah kosong tersebut dan langsung menuju dapur.
---------------------------------------------
SAM
Aku sampai didepan rumah dengan bawaan yang superduper banyak. dua tahun aku pergi dan keadaan rumah ini tidak berubah. tanamannya masih rapi, bahkan lebih rapi dari aku pergi. lantainya juga bersih ketika aku menginjakkan kakiku di ruang tamu keluarga. aku bisa menebaknya, pasti Alex memperkerjakan pembantu untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah ini. alex tidak mungkin bisa mengerjakan ini. dia bukan anak yang terlalu peduli terhadap lingkungannya semenjak mom pergi. Lou? aku yakin dia membantu 'pembantu' rumah ini membersihkan rumah. dia anak yang rajin.

YOU ARE READING
Without Happy
Fiksi RemajaSeseorang yang tidak pernah bahagia dan menjalani sisa hidupnya dengan seorang kakak yang sangat membencinya ditambah dengan penyakit yang secara perlahan menggerogoti tubuhnya.