LOU
Setengah jam sudah berlalu dan aku belum sampai dirumah. Jalanan hari ini sangat macet karena sekarang adalah jam pulang kantor dan sekolah. Berkali-kali aku berharap tiba-tiba jalanan terbagi menjadi dua sehingga Alex bisa langsung menerobosnya dan kami cepat sampai dirumah.
Aku tau itu mustahil. Sangat amat mustahil. Aku canggung berada didekatnya. Entah perasaan canggung atau......takut? Benar. Aku takut padanya. Aku takut kalau aku berbuat salah dan ia langsung marah didepanku.
" Aku ingin mampir ke supermarket sebentar. Tidak ada makanan dirumah " Alex membelokkan stir mobilnya kearah sebuah bangunan yang cukup besar. Lagi-lagi aku hanya mengangguk tanpa bersuara.
Dengan cepat, Alex memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin mobilnya. Ia membuka pintu dan aku mengikutinya tapi sesaat kemudian..
" Kau tidak perlu turun " Alex menahan pintu disampingku.
" Tapi kau.... "
" Aku cuma tidak mau malu kalau ternyata didalam kau tiba-tiba pingsan dan aku harus membopong anak gadis seberatmu lagi "
Aku terdiam karena tidak tau harus mengatakan apa lagi. Sebenarnya aku ingin bilang apakah Alex mengerti tentang bahan-bahan makanan? Tapi, kulihat dia sudah tidak mau diajak berdebat dan aku lebih memilih diam.
" Bagus. Tunggu disini. be right back " katanya dan langsung turun. Aku membututinya hingga ia menghilang dari pandanganku. Sesaat kemudian aku menghela nafas.
Apa Alex memang sudah berubah? Apa benar semua yang dikatakan Susan? Tapi sikapnya tadi sama sekali tidak menunjukkan kalau ia pedui kepadaku.Ia masih tidak bersikap ramah.
Oke walaupun ia sudah lebih banyak bicara padaku. Aku melihat bahwa ia telah melakukan sedikit perubahan padaku. Tapi....aku ragu. Apa ini caranya lagi untuk membuatku sakit seperti peristiwa udang itu?
Mungkin saja. Sikapnya tidak akan berubah walaupun aku sakit sekarang. Bukankah ini yang ia mau? melihatku menderita? Kau berhasil, Lex. Aku sekarang benar-benar sakit dan aku tidak tau harus berbuat apa. Aku hanya bisa diam.
----------------
Aku melihat Alex membawa 3-4 bungkusan ditangannya. Dia terlihat kesulitan karena mungkin barang yang ia bawa cukup berat. Ketika sampai di mobil, aku memutar badanku kebelakang dan membuka pintunya.
Alex hanya diam dan menaruh semua barangnya diatas jok mobil dengan perlahan. Aku membantunya merapihkan tetapi kemudian tanganku ditepis olehnya.
" Cukup duduk dan jangan melakukan apapun! " Alex mengambil kantong plastik yang ada ditanganku. Aku sedikit tersentak kemudian mengatupkan mulutku dan kembali duduk.
Jujur, kantong yang kuangkat tadi cukup berat dan sebenarnya aku tidak kuat mengangkat. Kalau saja tadi Alex tidak menepis tanganku dan mengambilnya, mungkin kantung itu sudah jatuh dan menumpahkan semua isinya.
Aku sampai dirumah dan jujur. Aku rindu rumah ini walaupun hanya tiga hari aku pergi dari rumah. Mr.Peter memang benar-benar rajin merawat taman disini. Memang hanya 2 kali dalam seminggu ia bekerja, namun ia berhasil membuat taman dirumah ini menjadi bersih dan apik.
Aku turun dari mobil dengan cepat dan menyambar tas yang ada di jok belakang. Namun saat mengangkatnya...
" Turunkan itu! "
Alex menyuruhku untuk menaruh tas yang sedang kubawa "U...untuk apa? "
" Just put it down and get in! " Kata Alex dengan suara sedikit keras sambil menunjuk kepintu rumah. Aku hanya terdiam.
YOU ARE READING
Without Happy
Novela JuvenilSeseorang yang tidak pernah bahagia dan menjalani sisa hidupnya dengan seorang kakak yang sangat membencinya ditambah dengan penyakit yang secara perlahan menggerogoti tubuhnya.