LOU
Aku tau sebenarnya Sam sudah pulang. Bahkan ketika ia menepuk nepuk bahuku untuk membangunkanku. Sebenarnya aku hendak bangun. Namun, aku tau ia sudah terkejut ketika melihatku tidur dikamar belakang dan memakai baju kotor. Dan aku juga tau jika aku bangun sekarang, pasti ia akan bertanya banyak hal kepadaku, dan jika ia tau yang sebenarnya Alex akan terlibat masalah. Lagipula aku tidak mau membuat Sam lelah. Penerbangan dari luar negeri kesini sangat lama dan pasti ia sangat lelah.
Sekarang sudah pagi. Jam 5. Sudah waktunya aku bangun dan segera menyiapkan sarapan untuk Alex dan Sam. Tapi sebelumnya aku mandi dulu. Setelah itu aku menuju dapur dan melihat Sam tidur diatas sofa merah panjang yang terletak di ruang tengah. Aku melihat tubuhnya menggeliat kemudian perlahan ia membuka mata. Ia melihatku. Setelah cukup sadar, ia mengucek mata dan membelalak.
" Lou? " tanyanya tidak percaya. Aku berlari kearah dapur menghindarinya. Sebenarnya aku tidak mau melakukannya. Aku kangen dia. Aku kangen Sam. Dan aku tidak melihatnya selama 3 tahun. Dari sepenglihatanku, aku melihat postur badannya masih tegak, mungkin tingginya bertambah beberapa inci, dan wajahnya masih seperti dulu. Aku sangat kangen.
" Lou " suara itu menganggetkanku. Dia mengintip dari balik kulkas sambil melihatku. Dia mendekat. Karena tidak sanggup menahannya, akhirnya aku berlari kearahnya dan memeluknya.
" SAM! " kataku setengah berteriak. Aku sangat rindu padanya. Benar benar rindu. 2 tahun lamanya aku tidak bertemu Sam. Sekarang dia sudah pulang.
Sam memelukku balik.
" Gimana kabarnya, Lou? " tanyanya sambil melihat kearahku.
" Baik, Sam. Aku sebel sama kamu. Kenapa kamu tidak pernah kirim surat lagi? " aku memukul lengannya gemas. Aku tidak benar benar sebal padanya. Justru sekarang aku sangat senang karena dia pulang.
Sam tertawa " Aku minta maaf. Selama 3 bulan itu aku sangat sibuk dan sama sekali tidak punya waktu untuk mengirimkan kalian surat "
Aku mengangguk percaya. Menjadi reporter memang sangat sibuk dan selalu mengejar berita setiap harinya. Wajar saja jika Sam tidak memberi kabar karena situasi yang padat.
" Lou... "
" Ya? " kataku membalas perkataan Sam.
" Kenapa kamu tidur di kamar belakang? Dan kenapa kamu memakai baju ini? " tanyanya lagi. Kini ia memperhatikanku dari ujung rambut sampai ujung kakiku. Dan menteliti lebih dalam.
Aku harus mengatakan apa? Alex bilang jika aku melaporkan kalau sekarang aku adalah pembantu kepada Sam, aku akan dapat masalah. Sepertinya aku harus berbohong.
" Hmm... tidak apa apa, Sam. Aku rasa berlebihan jika aku tidur di kamar sebesar itu " jawabku dengan sedikit terbata bata. Sam menatapku tidak percaya.
" Sungguh? Kamu tidak bohong? " tanyanya lagi. Aku mengangguk meyakinkan Sam. Sam menghela nafas.
" Dan kenapa kamu memakai baju kotor, dan robek robek ini? kemana semua baju yang sudah aku belikan untukmu? "
Pertanyaan Sam kali ini membuat aku harus berfikir kembali. Tidak mungkin aku menjawab pertanyaan yang sama.
" Hmm... aku... aku.... " aku bingung. Aku harus menjawab apa?!
" Aku hanya merasa tidak cocok memakai baju yang kamu belikan " itu jawabanku yang paling konyol. Sam dulu membelikan baju yang pas dan cocok untukku. Sam mendelik.
" Tidak cocok? " sebelum Sam bertanya kembali, aku langsung mengalihkan pembicaraan.
" Sam, aku kira sudah pagi. Aku harus menyiapkan sarapan untukmu dan Alex " aku langsung pergi dari tempat tersebut dan menuju dapur.

YOU ARE READING
Without Happy
Roman pour AdolescentsSeseorang yang tidak pernah bahagia dan menjalani sisa hidupnya dengan seorang kakak yang sangat membencinya ditambah dengan penyakit yang secara perlahan menggerogoti tubuhnya.