Maafkan kalo banyak typo ^^
x
x
x
Changbin masih jalan maju, tidak memedulikan teriakan Felix. Felix mengepalkan kedua tangannya dan mengarahkan tinjunya ke arah Changbin."Ayo hajar gue kalo itu mau lu." tantang Felix.
Smirk tidak luntur dari wajah Changbin.
Jarak mereka kira-kira tinggal 30cm lagi. Changbin menurunkan kedua tinju Felix lalu Changbin meletakkan kedua tangannya di samping kiri kanan badan Felix.
Mengurungnya disana. Masih dengan smirk di wajahnya.
"Manis."
Changbin buka suara.
Felix cengo. Apaan coba yang manis suasana tegang begini pikirnya.
"Lu mau gue ngehajar muka manis gini?"
Changbin mengelus pipi kiri Felix dengan tangan kanannya. Felix membolakan matanya. Menepis tangan Changbin dari pipinya.
"A-apaan lu. Minggir!"
Felix mencoba mendorong tubuh Changbin. Tapi gak sempat karena tangannya yang maju untuk mendorong Changbin sudah dipegang duluan oleh Changbin.
"Kalo gue gak mau?"
"Terus lu mau apa? Gue gak mau berurusan lagi sama lu. Gue capek!"
"Lu gak inget kata Miss Jung yang bilang kalo lu mesti ngurus gue? Perlu gue ingetin pake cara lain?"
Changbin masih menyeringai.
"Lu ada masalah apa sih sama gue? Ganggu gue mulu sebagai ketua divisi kedisiplinan."
"Asyik aja ganggu lu. Ada kepuasan tersendiri."
"Gila! Senior gila lu!"
Felix teriak di depan wajah Changbin.
Changbin masih memegang kedua tangan Felix.
"Ini bukti gue gila."
Changbin mencium bibir Felix, melumatnya dengan kasar. Felix membolakan matanya. Berusaha buat lepas.
Tapi tangannya masih dipegang oleh Changbin dengan kuat. Dia ingin teriak tapi tidak bisa. Mulutnya disumpal Changbin pakai bibir.
Felix akhirnya pasrah. Membiarkan Changbin melumat bibirnya.
Setelah merasa Felix menerima ciumannya, Changbin melumat bibir manis Felix dengan lembut, tidak seperti sebelumnya.
Kaki Felix sudah lemah. Dia hampir kehabisan nafas.
Changbin melepaskan satu tangannya dari tangan Felix. Menarik tengkuk yang lebih muda agar ciuman mereka semakin dalam.
Felix menggunakan satu tangannya yang bebas untuk memukul dada Changbin.
Changbin yang melihat muka Felix sudah merah karena hampir kehabisan nafas, dia lalu melepaskan ciumannya.
Membiarkan Felix mengambil nafas sebanyak banyaknya.
Mengelap saliva yang tersisa di sudut bibir Felix pakai ibu jarinya.
"Lu..mau..bunuh gue hah? Kenapa gak dorong gue jatuh aja dari atap?"
Dengus Felix setelah mengambil nafas sepuasnya.
"Gue mau nyiksa lu. Sampai gue bosan."
Lalu Changbin meninggalkan Felix sendirian di atap. Felix jatuh terduduk di lantai rooftop. Kakinya sudah seperti jelly daritadi.
"Argh! Nyesel gue ngehukum dia dulu!!!!!"
☆☆☆
Flashback On
Felix menyuruh semua siswa yang terlambat berkumpul di lapangan.
Dia meminta Kim Seungmin, sekretaris divisi kedisiplinan sekaligus sahabatnya untuk mencatat nama mereka yang terlambat satu persatu. Ada sekitar 21 siswa.
Setelah semua nama dicatat Seungmin, Felix menyuruh mereka berjemur di tengah lapangan selama satu jam. Katanya matahari pagi sehat buat tulang.
Ada salah satu dari mereka yang protes.
"Eh kalau lu mau bikin anak orang mampus, jangan gini caranya dong!"
Felix menoleh ke orang itu, lalu ke nametage-nya.
"Kalau lu gak mau dijemur, jangan telat dong! Protes aja lu. Mentang-mentang senior. Jangan seenaknya! Harusnya lu ngasih contoh yang baik buat junior lu."
Cecar Felix ke orang itu yang bernama Seo Changbin. Changbin menggeram marah. Dia belum pernah dihina seperti itu di depan banyak orang.
"Eh jangan mentang-mentang lu ketua kedisiplinan trus lu bisa seenaknya ke senior. Lu tetap harus sopan bangsat!"
Changbin melangkah maju ke arah Felix yang berada 7m darinya. Tapi ditahan sahabatnya yang juga telat, Lee Minho.
"Kalian semua selain dia, kembali ke kelas. Poin kalian masing-masing gue kurangin 10. Hukuman kalian bakal ditebus sama manusia cebol itu." Ujar Felix juga naik darah.
Semua siswa yang telat sudah ngacir dari lapangan . Mereka takut melihat muka seram ketua kedisiplinan mereka, meskipun masih ada manis-manisnya.
Kini tinggal Felix, Seungmin, Changbin dan Minho di lapangan.
Minho takut kalau terjadi baku hantam antara sahabatnya dan ketua kedisiplinan yang laknat nyerempet manis itu jika dia pergi.
"Ngapain lu masih disini kak? Masuk kelas sana. Atau lu mau gue jemur di tengah lapangan hingga jam pulang?"
Minho kaget tak percaya mendengar sabda ketua kedisiplinannya itu yang terdengar dingin dan menyeramkan itu.
Padahal dia dan Felix juga satu klub, dance, dan Minho ketuanya. Mereka dekat. Tapi Minho tidak berani menentang Felix kalau sudah menyangkut kedisiplinan.
"Lu, ikut gue sekarang!"
Tunjuk Felix ke arah Changbin. Dia meminta Changbin mengikutinya. Changbin dengan berat hari mengikuti, sebenarnya dia menunggu waktu yang tepat untuk menghajar junior laknatnya itu.
Seungmin disuruh Felix kembali ke kelas.
Changbin kira dia akan dibawa ke arena tinju buat baku hantam. Ternyata salah besar, dia dibawa ke perpustakaan.
"Lu rapiin semua buku yang ada di rak sebelah kanan. Semuanya tanpa kecuali. Ada satu aja yang gak rapi, gue tambah hukuman lu!"
Changbin melotot ingin protes. Perpustakaan sekolah mereka itu sangat besar, bagaimana dia akan menyelesaikannya. Walaupun hanya setengahnya saja.
"Tetep aja gede. Gila!" – batin Changbin.
"Jangan protes lagi. Gue bakal mantau lu!"
Changbin menyerah untuk sekarang, lalu melangkah ke rak-rak buku yang ada di sebelah kanan.
Dia sudah berniat akan membalasnya nanti. Sampai itu junior minta tidak pernah terlahir ke dunia. Changbin berjanji kepada dirinya sendiri.
Flashback off
TBC
Thanks for your vote and comments 😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracles in December - CHANGLIX ✔
Random"Langit memilih kita untuk terus bersama setelah ribuan hujan badai yang dia tumpahkan." Judul aku ambil dari lagu EXO ♡☆ Baca aja ^^ Jangan ngarep terlalu banyak Nanti zonk 😂😂😂 WARNING!!! CHANGLIX IN THE HOUSE!!! BxB Bahasa campur aduk dan kasar...