Perhatian-perhatian!
Sebelumnya aku minta maaf karena alur cerita ini masih sangat amburadul, penulisan yang salah di sana-sini, dan bahasanya yang mungkin kurang berkenan.Aku udah sempet unpub cerita ini karena ngga percaya diri. Tapi berhubung banyak yang nanyain, akhirnya aku mutusin untuk publish ulang (tanpa revisi karna aku belum punya waktu untuk itu)
Oke, selamat menikmati bacaan kalian!
•[Jenyong Fanfiction]•
"Taeyooonggg!"
Cowok yang namanya baru aja dipanggil dan lagi duduk santai di bangku taman sekolah itu mengangkat pandangannya yang sedari tadi fokus ke hpnya.
"Coba tebak! Aku-"
"Dapet nilai 95 di pelajaran Fisika?" tebak Taeyong. Gadis itu menganggukkan kepalanya konstan.
Taeyong menatapnya tanpa ekspresi lalu kembali menatap ponselnya yang ia rasa jauh lebih menarik daripada mendengar celotehan berisik gadis bernama Jennie Alexandra di sebelahnya itu.
Gadis itu menatap Taeyong sebentar lalu menghembuskan nafasnya pelan sebelum kembali mengubah ekpresinya seceria mungkin. Ia selalu begini, menyembunyikan perasaan sakit yang kerap kali ia terima di lubuk hatinya karna perlakuan Taeyong, kekasihnya.
"Kamu lagi sibuk ya? Aku mau pergi. Lucas bilang dia-"
"Lucas? Mau ngapain lo sama dia?" tanya Taeyong menaikkan sebelah alisnya.
"Dia mau ditemenin beli headband. Ga sampe malam kok. Entar dia nganter-"
"Ga boleh."
Jennie menghela nafas lagi. Selalu seperti ini. Taeyong tak pernah membiarkannya berdekatan lagi dengan Lucas yang notabene adalah sahabatnya sedari kecil.
"Kenapa? Ga seneng? Yaudah, pergi aja sama Lucas." Taeyong bicara natap Jennie sekilas sebelum kembali berfokus pada ponsel pintarnya.
"Aku pergi dulu." Tiga patah kata tak terduga dari mulut Jennie dan langkah kakinya yang meninggalkan Taeyong membuatnya terkaget
Jennie gak pernah ngebantah dia, sama sekali. Tapi ini? Taeyong mendecih, lalu mencoba kembali ke dunianya sendiri.
-----
"Woi!" Jennie menepuk pundak laki-laki tinggi berambut cokelat yang membelakanginya.
"Eh, lo lama banget. Abis dari mane?" Lucas memiting leher Jennie. Hal yang biasa dia lakukan jika tindakan gadis itu menyebalkan di matanya.
"Pamit ama Taeyong," jawab Jennie. Langsung saja Lucas melepaskan pitingannya pada leher Jennie.
"Lo ini bego apa gimana? Tu anak pasti ga ngasih kan?"
Jennie menunduk lalu menganggukkan kepalanya, hal ini ngebuat Lucas berdecak.
"Lo harus berapa kali lagi gue bilangin? Taeyong itu ga pernah nganggep elo. Trus lo yang selalu datengin dia, nyapa dia, atau apapun yang lo lakuin ke dia itu cuma dianggap buang waktu dan ngegganggu dia. Lo tau ga sih?" ujar Lucas gak habis pikir ke sahabatnya yang udah buta cinta karna Taeyong Dirgantara.
"Gue tau," jawab Jennie mantap. "Tapi, sejauh sekarang ini gue bisa. Trus kenapa harus berpikir untuk nyerah gitu aja?" sambungnya menatap Lucas dengan senyum.
"Serah. Yaudah, lo buruan balik. Gue perginya sendirian aja. Atau lo gue anter?"
Jennie menggeleng, "Gue tetep nemenin lo kok."
Kening Lucas berkerut, "Kan Taeyong ga bole-"
"Gue emang selama ini nurut ama dia. Tapi ga bisa terus-terus dong. Entar persahabatan gue ama lo jadi rusak. Trus kalo persahabatan kita rusak, lo sedih, depresi, trus bunuh diri, gimana?"
Lucas memutar bola matanya malas, "Ya kali gue bunuh diri gara-gara-"
"Ssttt! Lo gausah malu gitu. Gue tau... Gue tau..." Jennie menepuk-nepuk pundak Lucas mendramatisir seolah dia benar-benar paham perasaan seorang Lucas Giovani.
"Serah lo!" Lucas meninggalkan gadis itu yang tertawa karna berhasil menggodanya.
"Ihh Cas! Kok gue ditinggal?!" teriaknya. Lucas menoleh lalu memeletkan lidahnya. Jennie cemberut lalu menghentakkan kakinya ke tanah tanda dia kesal.
"Gausah sok imut! Ayok!" Lucas berteriak sebelum memakaikan helm di kepalanya. Jennie pun berjalan ke arah sepeda motor Lucas.
Lucas yang memegang helm lain ditangannya narik Jennie lebih dekat. Kemudian ia memasangkan helm itu di kepala Jennie. Bukan hal yang tak biasa, itu karna Jennie selalu kesusahan mengaitkan pengaitnya.
Setelah menyalakan motornya, Lucas kasih kode supaya Jennie naik. Setelah merasa gadis itu sudah duduk dengan benar, dia melepaskan jaketnya.
"Tutupin paha lo," ujarnya. Jennie mengambil jaket itu lalu menutupi pahanya.
Lalu keduanya meninggalkan parkiran sekolah.
"Mau aja dipegang-pegang ama cowok lain. Seketika amnesia dia udah punya orang," Taeyong menatap malas ke gerbang dimana terakhir kali matanya masih menangkap kedua orang itu.
--tbc--
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanan Zone | Complete (✔)
Fanfiction[non-baku] -Jenyong- Gak cuma pacaran aja yang banyak lika-likunya, udah jadi mantan juga banyak. (Disarankan untuk follow authornya dulu) ©luluaps, June 2018