You in Me 7

1K 110 12
                                    

Semua orang tampak menunggu dengan cemas didepan pintu ruang periksa tempat dimana saat ini dokter tengah memeriksa keadaan Somin. Usai membangunkan Matthew mereka segera membawa Somin ke rumah sakit bahkan tanpa mengganti pakaian mereka yang masih awut- awutan setelah bangun tidur. Hanya Jiwoo yang terlihat sedikit layak karena sudah mandi sebelum Taehyung bangun tadi.

"Somin ah..." lirih suara sang ibu membuat Jiwoo menoleh pada ibunya yang menunduk sambil terus menggumamkan nama sang kakak.

"Eomma tenanglah! Somin adalah wanita kuat. Dia pasti baik- baik saja" ujar Jiwoo menenangkan meski dia sendiri merasakan sakit yang teramat saat ini. Bagaimanapun Jiwoo adalah sebagian dari diri Somin begitupun Somin yang merupakan sebagian dari diri Jiwoo. Sejak dalam kandungan mereka terbiasa berbagi dan saling merasakan dan saat ini Jiwoo juga merasakan kesakitan yang kakaknya rasakan.

Nyonya Jeon menyandarkan kepalanya ke bahu Jiwoo dan Jiwoo mengelus sayang rambut sang ibu yang tampak begitu kelelahan dan tertekan apalagi saat ini ayah mereka sedang berada di luar negeri dan sang ibu tak mengizinkan siapapun menghubunginya karena saat ini ayah mereka sedang menyelesaikan proyek besar disana yang mempertaruhkan nasib banyak karyawan di perusahaan mereka.

"Eomma khawatir Nak, tapi Eomma yakin kakakmu itu wanita yang kuat"

Jiwoo tersenyum menanggapi ucapan sang ibu yang selalu optimis.

"Somin kita kuat Eomma"

"Eomma tahu. Jiwoo ya, Taehyung ah. Kalian pergilah bekerja! Hari ini Jiwoo juga ada rapat kan? Biar Matthew yang menemani Eomna" Nyonya Jeon menatap putri bungsunya dan sang menantu bergantian.

Jiwoo menatap Taehyung dan pria itu mengangguk seakan mengerti maksud tatapan Jiwoo yang meminta pendapatnya.

"Baiklah Eomeonim. Kami akan bekerja. Sore nanti kami kemari lagi. Semoga Kakak ipar cepat sembuh" ujar Taehyung yang sudah duduk disisi Jiwoo.

"Terimakasih Nak. Berangkatlah kalian!"

"Aku permisi Eomma" Jiwoo mengecup pipi sang ibu sebelum beranjak mengikuti Taehyung yang beranjak lebih dulu.

Sepeninggal Taehyung dan Jiwoo kini hanya ada Matthew dan Nyonya Jeon yang berjaga dirumah sakit dan saat ini keduanya duduk bersebelahan didepan ruang tunggu yang tampak sepi itu.

Nyonya Jeon memperhatikan penampilan Matthew saat ini. Pria itu tampak terlihat kelelahan dan itu tampak dari wajahnya dimana kedua kelopak matanya terlihat menghitam dan pipinya yang jauh lebih tirus dari sebelumnya. Sorot mata pria itu tampak tak hidup dan tatapan datar itu seakan dijadikan topeng untuk menutupi kesedihan dalam dirinya. Nyonya Jeon tahu jika Matthew tak mencintai putrinya dan menantunya ini pasti merasa begitu tertekan dengan pernikahan keduanya.

"Matthew" panggilnya pelan membuat Matthew yang tengah menatap kosong tembok dihadapannya beralih menatapnya.

"Ya Eomeonim?" seulah senyum yang tampak dipaksakan tertangkap oleh matanya saat Matthew menjawab panggilannya.

"Tolong maafkan putriku!" pintanya dengan tatapan penuh kesedihan yang jelas terlihat.

"Maksud Eomeonim?"

"Aku tahu kau tak mencintai Somin dan terpaksa menikahinya karena ada anak diantara kalian. Aku tak akan memaksamu untuk mencintainya karena sejatinya cinta itu tumbuh alami dan tak bisa dipaksakan. Hanya saja aku mohon maafkanlah dia. Aku tahu kau menderita tapi sebagai seorang ibu aku mohon kau mau memaafkan putriku"

Matthew dapat menangkap airmata yang muncul disudut mata tua sang mertua dan mendadak perasaan bersalah menghinggapi hatinya. Yang dibencinya adalah Somin dan yang ingin diacuhkannya adalah Somin, tapi dia tak sadar bahwa ada hati lain yang terluka menyaksikan semua ini. Mungkin Somin berdosa dan bersalah padanya, tapi Somin adalah manusia sama sepertinya yang tentu tak akan luput dari dosa. Selama ini dia hanya bisa menghakimi tanpa mau mengerti perasaan gadis itu. Ego dan dendam meliputi perasaannya hingga membuatnya lupa jika Somin hanyalah seorang wanita yang mungkin menginginkannya, dan seorang wanita adalah makhluk dengan perasaan yang jauh lebih halus dan lemah dari makhluk yang dinamakan pria seperti dirinya. Yang membuatnya merasa semakin bersalah karena dendamnya tak hanya menyakiti orang yang telah melukainya tapi juga orang- orang disekitar mereka.

Tanpa bisa dicegah airmata itu meluncur jatuh dimata sipitnya dan dia menyentuh tangan lembut sang ibu mertua.

"Harusnya aku yang minta maaf Eomeonim. Aku yang belum bisa menerima takdir tanpa sadar ikut menyakiti orang- orang disekitar kita. Maafkan aku dan aku berjanji akan berusaha menerima semuanya. Meskipun mungkin sulit untuk mencintai putrimu"

Nyonya Jeon mengulas senyum dan menyentuh punggung tangan Matthew.

"Terimakasih Matt"

Cklek

"Keluarga Nyonya Jeon So Min" panggilan seseorang membuat keduanya terperanjat dan menatap ke arah pintu ruang raat dibelakang mereka dimana terlihat seorang dokter wanita menatap mereka dengan mt sayunya...

TBC

Karena permintaan update yang lumayan banyak author kasih deh update ya, maaf kalo pendek soalnya ide keburu mentok hihi. Keep voting and comment ya... siapa tahu besok bisa update lagi 😚

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang