You in Me 29

1.2K 103 7
                                    

BRAKKK

"BRENGSEK KAU KIM MATTHEW"

BRAKKK

Somin melemparkan barang- baranh diatas meja riasnya dan menatap penuh amarah pria yang kini berusaha menenangkan dirinya.

"Somin ah tenanglah aku akan jelaskan semuanya! Ingat kau sedang mengandung anak kita"

"Brengsek. Lepaskan!" Somin memberontak keras kala Matthew berhasil memegang kedua lengannya.

"Tenanglah Somin ah semuanya tidak seperti yang kau lihat"

"Kau bilang tak seperti yang kau lihat? Lalu berita dan poto- poto itu kau anggap apa hah? Kau kira aku dungu" Somin terus memberontak namun kekuatan Matthew yang jauh lebih besar darinya bisa menahannya.

"Itu tidak seperti yang kau lihat. Aku berani bersumpah"

"Cih... kau brengsek lepaskan aku biar aku bunuh wanita sialan itu"

"Somin ah"

"Ada apa ini?" terdengar orang membuka pintu dan Matthew maupun Somin bisa melihat Taehyung, Nyonya Jeon, dan Tuan Jeon yang tampak murka berjalan ke arah mereka.

"Matt" gumam Taehyung tanpa bisa berbuat apa- apa terlebih setelah tadi melihat sang ayah mertua membawa ponsel berisikan berita yang membuatnya luar biasa terkejut.

"Lepaskan tangan kurang ajarmu dari putriku Matthew!" Tuan Jeon menatap tajam Matthew yang mau tak mau merilis cekalannya pada kedua tangan Somin.

"Apeonim..."

"Kau... beraninya kau mengkhianati putriku. Sudah merasa hebat kau srkarang hah?" Tuan Jeon kembali bersuara, kali ini lebih tajam dari sebelumnya bahkan tangannya menunjuk wajah Matthew.

"Apeonim ini tidak seperti yang anda pikirkan" bantah Matthew berusaha membela dirinya.

"Tidak seperti yang ku pikirkan? Lalu apa maksudnya berita di televisi dan berbagai portal berita itu? Memalukan"

"Aku yakin ada yang sengaja memotret dan mengikutiku malam itu agar bisa menjatuhkanku Apeonim"

"Untuk apa? dan apa bisa hal seperti itu direncanakan? Siapa wanita itu sampai bisa dikerjai orang seperti itu? Jangan membantah Matthew. Kau jelas menyelingkuhi putriku"

"Apeonim"

"Lebih baik sekarang kau pergi dulu dari sini. Biarkan putriku tenang dan kami akan berembug untuk menentukan nasib pernikahan kalian"
Semua orang yang ada disana termasuk orang tua Taehyung yang sejak tadi hanya diam disana terbelalak mendengar penuturan sang raja dirumah ini.

"Tapi Apeonim..."

"Kau sudah menyakiti putriku jadi aku tak yakin bisa memaafkanmu lagi. Sekarang pergi dari sini!" dengan menunjuk pintu kamar Tuan Jeon mengusir Matthew yang mau tak mau memenuhi keinginan orangtua istrinya itu. Disempatkannya menoleh pada Somin yang langsung membuang mukanya dengan airmata yang masih mengalir dimata cantiknya.

"Maafkan aku" gumam Matyhew sebelum akhirnya pergi melangkah meninggalkan semua orang.

"Matt" panggil Taehyung pelan membuat Matthew tersenyum menatap sahabatnya itu.

"Jangan seperti aku Tae! Setialah pada satu komitmen!" ujarnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan kediaman Jeon. Dia akan lewat jalan belakang tentunya karena dia yakin di depan sana para wartawan sudah berkumpul untuk mencari tahu segalanya. Apalagi yang saat ini tersandung masalah adalah menantu tertua keluarga Jeon.

***
"Somin ah" Jiwoo yang tadi terbangun saat melihat kepergian Matthew duduk disamping kakaknya dikamar saudara kembarnya itu. Dirinya tersenyum meski hatinya terasa  pedih melihat keadaan sang kakak yang jauh dari kata baik- baik saja. Airmata melelehi oipi tirus kakaknya dan wajah pucat itu terlihat jelas dimatanya.

Sementara Somin tak  sama sekali membalas ucapan sang adik meskipun dalam hati ingin dirinya menjawabnya.

"Kau harus kuat Somin ah. Meski tidak untuk Matthew Oppa setidaknya kau harus kuat demi bayimu"

Somin melirik Jiwoo dan tangisnya kian deras kala dirinya memeluk erat tubuh adik kesayangannya itu. Menumpahkan segala resah dan kecewa di hatinya. Jiwoo yang tak ingin menyalahkan ataupun memenangkan siapapun memilih diam dan mengelus bahu sang kakak memberikan rasa nyaman pada diri sang kakak.

"Kenapa seperti ini Jiwoo ya? Aku tahu aku sudah berdosa dengan menjebaknya agar hidup bersamaku, tapi aku tak tahu jika mencintainya akan sesakit ini, hiks... hiks..."

"Cinta memang menyakitkan jika kita tak bisa menyikapinya dengan kesabaran. Cukup bersabar dan menerima Somin ah. Ikhlaskan semuanya agar rasa sakitnya tak semakin besar. Bukan hanya dirimu yang mengalaminya. Aku pun begitu. Mencintai orang yang tak mencintai kita memang menyakitkan tapi itulah resikonya. Aku sendiri entah akan bertahan seperti ini terus atau memilih melepaskannya. Aku menunggu kejelasan dan keputusannya. Aku hanya seorang wanita berstatus istri yang hanya bisa mencoba mempertahankan dan menerima jika memang dia tak menginginkanku dan mungkin akan mencari cinta lain nantinya. Aku percaya Tuhan sudah menentukan jodoh terbaik untuk kita"

Somin mendongak menatap wajah adiknya yang juga sayu karena dia tahu adiknya masih belum begitu sehat. Dielusnya pipi sang adik dengan sayang.

"Maafkan aku Jiwoo ya karena keegoisanku kau juga ikut terluka" ucapnya penuh penyesalan dan airmatanya kembali berderai.

"Tidak Somin ah. Aku tak menyalahkanmu. Sekali lagi aku percaya akan takdir. Bertemu Taehyung Oppa sudah takdirku. Bersama atau tidak pada akhirnya aku akan berusaha menerimanya dengan ikhlas" Jiwoo tersenyum dan menggnggam jemari Somin yang jauh lebih kecil darinya.

"Kau harus kuat Somin ah. Aku tahu kau bisa" gumamnya dan kembali memeluk erat sang kembaran.

***
"Matt" dengan napas terengah Taehyung memasuki apartemen Matthew yang untungnya tak banyak diketahui orang. Penampilan Taehyung sudah selayaknya selebriti yang menghindari kejaran paparazi. Coat hitam  dipadu jeans hitam, topi serta masker menempel ditubuhnya.

"Kau datang? Bagaimana ini Taehyung ah?" terlihat saat ini Matthew begitu frustasi dan Taehyung sebagai sahabat hanua bisa memberinya semangat.

"Aku sudah minta tolong sekretaris Ahn membantu kita. Dia bilang sepertinya ada indikasi balas dendam dalam kasusmu ini. Mungkin saja dari salah satu rival kita didunia bisnis" ujar Taehyung berusaha tenang.

"Siapa? Apa group yang menjadi rival kita di projek Honto?" tanya Matthew mengira- ngira.

"Entahlah tapi Sekretaris Ahn dan aku sendiri akan menyelidiki ini semua"

"Huffft... terimakasih Taehyung ah. Aku banyak merepotkanmu" ucap Matthew penuh rasa bersalah.

"Tidak apa- apa. Ini gunanya saudara" balas Taehyung menepuk pelan bahu Matthew.

'Jisoo... mungkinkah kau?' gumam Taehyung dalam hatinya mencurigai

TBC

Huffft... hari ini hectic jadi cuma bisa ngetik dikit. Maafkan aku ya Sayang- sayangku 😚

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang