You in Me 11

1.1K 95 12
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa Somin jatuh?" pertanyaan bernada tajam itu terlontarkan dari mulut Tuan Jeon dan ditujukan pada Matthew juga sang istri yang duduk masing- masing disebelah Somin.

"Maafkan aku Apeonim. Saat itu aku masih terlelap" jawab Matthew jujur.

"Appa sudahlah. Ini murni keteledoranku. Bukan salah siapa- siapa" ujar Somin menjelaskan.

"Kau kan bisa minta bantuan pembantu dirumah jika mau sesuatu kenapa keluar pagi buta menuruni tangga pula?" kali ini pertanyaan tajam itu terarah pada Somin.

"Maaf Appa aku hanya tidak mau merepotkan orang hanya karena aku merasa lapar"

"Dan akhirnya kau yang celaka. Nak... Appa tidak marah padamu tapi Appa khawatir luar biasa saat tiba di Bandara tadi dan Eommamu bilang kau dirawat dirumah sakit. Jantung Appa rasanya hampir berhenti berdetak" ujar Tuan Jeon memperlembut  nada bicaranya lalu memeluk putri sulung kesayangannya itu yang tentu saja dibalas Somin.

"Aku tahu Appa. Maafkan aku"

"Jangan begini lagi eo!"

"Iya"

Matthew dan Nyonya Jeon saling berpandangan dan Nyonya Jeon memperlihatkan senyuman kakunya pada menantu tertuanya itu. Kentara sekali Somin terlalu dimanjakan sang ayah.

***
Siang ini kembali Taehyung makan siang direstoran tempat Chaekyung bekerja dan sesekali pria itu memperhatikan sang kekasih yang tampak melayani meja demi meja hingga tatapan mereka bertemu dan saling melempar senyum. Saat sibuk menatapi kegiatan sang pujaan hati suara dering ponselnya terdengar membuatnya segera merogoh kantong jas yang digunakannya dan matanya memutar malas saat melihat jika sang istrilah yang menelepon.

"Iya?"

'Oppa kau dimana? Kau tak lupa kan kita akan ke rumah sakit?'

"Iya, aku ingat. Aku sedang makan siang dulu"

'Kalau begitu setelah makan jemput saja aku di kampus. Aku sedang konsultasi dengan dosenku'

"Ok, aku mengerti"

'Kau makan dimana?'

"Kenapa? tentu saja di kantin perusahaan"

'Oh... ya sudah. Aku tunggu'

"Hm"

Klik, Taehyung mematikan panggilan teleponnya dan tersenyum mengejek ke arah benda pipih itu.

"Maaf istriku. Aku tak mungkin mengatakan jika aku sedang makan ditempat kekasihku" gumamnya lantas tersenyum sendiri.

***
"Permisi" Taehyung dan Jiwoo memasuki kamar rawat Somin bersama dengan Taehyung yang terlihat menenteng kotak bekal bertingkat ditangannya.

"Taehyung ah, Jiwoo ya masuklah!" ajak Nyonya Jeon yang tampak sedang menyuapi bubur pada Somin.

"Kakak ipar Matt mana Eomeonim?" tanya Taehyung sambil meletakkan kotak bekal didekat ranjang Somin kemudian dirinya menyalami Tuan Jeon yang sedang duduk di sofa sudut ruangan.

"Apa kabar Apeonim?" sapanya.

"Aku baik Nak" jawab Tuan Jeon menepuk pelan bahu Taehyung.

"Appa kapan pulang?" tanya Jiwoo yang juga memeluk singkat sang ayah.

"Pagi tadi. Penerbangan pertama" jawab sang ayah sambil mencium kening sang anak.

"Oh iya Kakak ipar Matthew dimana ya?" tanya Taehyung lagi.

"I'm here Jsephie" ucap Matthew yang ternyata keluar dari kamar mandi dengan senyum menggdanya yang membuat Taehyung memutar bola matanya jengah.

"Benar kau tak butuh aku disana Matt?" tanya Taehyung menyodorkan notebook berisi jadwal kegiatan Matthew selama di Jeju nanti.

"Aku kan sudah meminjam sekretaris ayahku, jadi it's ok. Kau yang bisa ku andalkan disini untuk membantu keluarga kita" jawab Matthew mantap.

"Aku mengerti"

"Hm... sudah jam dua. Pesawatku take off jam dua lebih empat puluh lima menit. Aku harus berangkat" ujar Matthew menatap satu persatu anggota keluarga barunya..

"Baiklah hati- hati dijalan Nak! Semoga tender itu jatuh ke tanganmu" ujar sang ayah mertua memberi semangat.

"Terimakasih Apeonim. Baiklah aku pergi" Matthew memeluk satu persatu anggota keluarganya dan terakhir pada Somin.

"Cepat sembuh dan maaf aku tidak bisa pulang bersamamu dari sini. Jaga dia baik- baik!" Matthew mengelus perut Somin dan mengecupnya singkat memberikan sensasi membahagiakan bagi wanita muda itu karena ini kali pertama Matthew bersikap begitu romantis padanya.  Dia tak perduli seandainya Matthew hanya pura- pura didepan keluarganya. Baginya bisa berdekatan dengan Matthew saja sudah menyenangkan dan membahagiakan.

"Daddy pergi Nak" ujarnya pada sang calon bayi.

Cup, tak lupa Matthew menambahkan kecupan dikening sang istri membuat kebahagiaan Somin berlipat ganda bahkan Taehyung sampai melongo melihatnya. Tak menyangka akan sikap Matthew yang berubah drastis.

"Ayo antarkan Kakakmu ini Tae!" ujar Matthew menggoda Taehyung  dengan nada bicaranya membuat yang lainnya tertawa sementara Taehyung mendengus sebal.

"Kalau aku bukan adik iparmu. Kau lah yang yang harus memanggilku Kakak" protes Taehyung sambil bersungut- sungut. Memang benar dia kan lebih tua dari Matthew sebenarnya hanya saja status mereka yang membuatnya harus rela jadi adik Boss tengilnya itu.

"Aku juga pergi" pamit Taehyung pada yang lain lalu mendekati Jiwoo dan mengecup pelan pelipis sang wanita. Berusaha bersikap manis dihadapan mertua saja.

---
Matthew keluar dari dalam mobil dan melangkah menuju ke dalam bandara diiringi Taehyung yang berjalan dibelakangnya sambil menggeret kopernya.

"Aku langsung ke gate saja. Kau pulanglah. Kasihan yang lain takut ada yang perlu diurus" ujar Matthew setibanya mereka di Bandara.

"Hm... ok. Kau hati- hati disana!"

"I will"

"Ok... aku pam..."

'Kriiing... kriiing..." suara ponsel Taehyung terdengar dan memotong pembicaraan mereka. Taehyung merogoh saku celananya dan tertegun saat melihat jika nomor Jisoo yang belum sempat dinamainyalah yang menelepon.

"Eum... Matt. Kurasa aku harus segera kembali. Jiwoo sudah menelepon. Tadi dia memintaku membelikannya udang tempura" ujarnya menunjuk ponselnya tanpa memperlihatkan layarnya pada Matthew.

"Oh... ok. Pergilah! Aku bisa ke terminal sendiri"

"Ok Matt. Hati- hati ya!"

"Eum"

Taehyung pun segera berlalu meninggalkan Matthew yang tersenyum tipis menatapi kepergiannya. Matthew hendak berjalan ke terminal tempatnya akan menunggu saat matanya merasa menemukan sosok seseorang yang dikenalinya.

"Kim Ji Soo" gumamnya hendak berlari namun kemudian dia berusaha menenangkan pikirannya dan menggeleng kuat.

"Tidak. Ini tak benar. Itu pasti bukan dia. Aku berhalusinasi" gumamnya kemudian kembali melanjutkan langkahnya ke tempat tujuan awalnya tadi tanpa sadar jika ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan.

"Kim Matthew" gumam seseorang yang tampak misterius itu.

TBC

Maaf ya updatenya gak bisa cepet kayak biasa, soalnya aku sibuk ditoko 🙏 Maklum namanya karyawan mah begini. Harus mau disuruh kesana- kemari  demi sesuap nasi dan segram emas hihiy

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang