File 2, Page 7

2.8K 625 100
                                    

Yoongi

Hidup yang terlalu bahagia terkadang menipu. Fatamorgana. Penuh tipuan. Harapan palsu.

Tiap kali menutup mata, aku bisa merasakannya. Aku bisa merasakan bagaimana dia masih tidur di sampingku, menjadi sosok pertama yang kulihat begitu bangun, dan memberi ciuman pagi sambil menggodaku dengan, “Ew. Harusnya aku menciummu setelah kau sikat gigi.”

Aku merindukan itu. Aku merindukan dia. Aku merindukan hari-hari yang dia isi bersamaku.

Dan setiap kali membuka mata, sosok itu menghilang. Semua harapanku berhamburan, pecah dalam kepingan-kepingan yang tidak bisa kususun lagi.

Bodohnya pagi ini aku jadi begitu melankolis. Apa ini efek tidak memegang telepon selama hampir tiga hari?

Begitu berjalan ke ruang tamu, aku melihat surat terbuka. Kop surat dari polisi. Karena tidak bisa menghubungiku mereka benar-benar mengeluarkan surat panggilan. Kurasa kasusnya semakin serius, terutama setelah kematian salah satu opsir itu.

Apa seharusnya aku bicara?  Tapi itu akan berbahaya, bukan begitu?

Awalnya aku berniat untuk membuat kopi, semacam perayaan kecil karena untungnya pagi ini aku menemukan diriku masih berada di atas tempat tidur, bukannya mencoba untu terjun lagi dari atas atap gedung apartemen. Hal-hal kecil itu memang harus disyukuri bukan?

Niat awalnya sih begitu. Hanya saja telepon rumahku berdering, dan aku harus menunda acara perayaan kecilku. Kakiku melangkah menuju telepon rumah dan mengangkatnya. Dugaanku, ini mungkin polisi atau pemilik gedung apartemen—mengingat kakek itu sempat memintaku untuk membenarkan saluran air di lantai tiga, tapi aku tidak sempat karena kasus ini. Sayang sekali aku sedang tidak beruntung dalam hal menebak.

Well, aku memang tidak pernah beruntung.

Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mengetahui siapa orang yang bicara di ujung sana. Seharusnya aku tahu dia juga bisa menelponku. Dia ingat nomor telepon rumahku juga. Astaga.

Hanya saja aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku meski aku tahu siapa dia. Karena yang bisa kulakukan hanya diam selagi mencoba untuk tidak menganga ketika dia bicara tanpa basa-basi.

“Yoongi, aku membunuh lagi.” []

*

Arata’s Noteu:

Iya, pendek. Biar cliffhanger dulu, wkwk. Siapa hayo siapa~

In The Up and Down ♤ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang