Jungkook
Hari ini Ibu meminta kami untuk makan siang di rumah. Ya, benar. Kami. Aku dan Rima.
Begitu datang untuk menjemput Rima di apartemennya, dia kelihatan sedikit berbeda. Aku sendiri tidak mengerti kenapa. Siang ini dia justru mengenakan baju lengan panjang, begitu juga dengan roknya. Dia bahkan mengepang rambutnya. Rasanya banyak yang berubah darinya.
“Rim, kau...” Dia memutar tubuhnya untuk melihatku begitu selesai mengunci pintu apartemen.
“Kenapa?”
Entah kenapa rasanya jadi agak canggung. Aku bahan menggaruk tengkuk kepalaku dan menunduk sesaat. “Tumben.”
“Aneh, ya?” Dia memasukkan kunci ke dalam pouch yang bergantung di pundaknya, menatapku sambil tersenyum. Dia tersenyum. Padaku. Tapi kenapa aku merasa senyumnya itu berbeda dari biasanya?
Seharusnya aku bisa menjawab pertanyaan Rima dengan cepat, seperti yang biasanya kulakukan. Tapi ini rasanya benar-benar baru, canggung, seolah kami seperti dua orang yang baru. Ada sesuatu yang berubah dari antara kami.
Kugelengkan kepalaku cepat. “Tidak kok, Rim,” aku mencoba balik menatapnya, “kau cantik. Aku suka.”
Rima tersenyum kecil kemudian mengucapkan terima kasih dengan lirih, dan dia melangkah lebih dulu ke arah lift. Dia mungkin saja tidak akan menoleh jika aku tidak menarik lengannya.
Dia kelihatan kaget, namun suaranya terdengar jauh lebih bergetar dibanding raut wajahnya. “Kenapa, Jeon?”
Aku tahu ini tindakan yang kurang ajar. Tapi memang begitulah aku. Sejak awal, aku sudah melakukan kesalahan. Hanya saja melakukan sesuatu dengan melalui separuh jalan saja bukanlah gayaku. Aku bahkan tidak bisa berhenti.
Aku menggenggam tangan Rima seerat yang kubisa, kemudian berjalan di sampingnya, masih menggamit tangannya.
“Sudah lama kita tidak begini, kan?”
“Um,” Rima mengangguk, “lama.”
Dulu sekali, aku merasa tangan Rima jadi tangan paling nyaman untuk digenggam. Hanya untuk saat ini, dia terasa rapuh, begitu rapuh.
Dan aku tidak bisa membela diri karena aku sendiri tahu, akulah penyebabnya.
*
Taehyung
Malam ini Taerin datang ke rumah.
Dia membawa begitu banyak masakan, entah kenapa, dan dia memberikan semuanya padaku tanpa alasan yang jelas. Yah, selagi masih bisa dimakan, tidak ada salahnya, kan?
Aku langsung mengambil rantang berisi kentang dan sayuran, memakannya begitu saja di sofa sembari menyalakan televisi. Rasanya agak sedikit menggelitik melihat diri sendiri di berita.
Saat di taman kanak-kanak, aku pernah bilang bahwa cita-citaku ingin jadi terkenal. Tapi tidak begini caranya. Terlampau ekstrim.
“Rin, ambilkan aku minum, dong,” kataku begitu Taerin turun dari tangga.
Dia berdecih lebih dulu baru menjawab, “Ambil saja sendiri.”
“Kau sedang berdiri. Aku malas bergerak.”
“Dasar pemalas.” Meski mengomel, pada akhirnya dia pergi juga ke dapur. Ditinggalkannya ponsel di sofa tempatku duduk.
“Ada jus di kulkas, Rin. Ambil itu saja, ya?” Aku berteriak di tempat, masih sibuk makan. Harus kuakui masakan Taerin itu enak. Harusnya dia bisa dapat pasangan dengan mudah.
Aku masih sibuk menyuapi sayur ke dalam mulut ketika pandangan teralih pada ponsel Taerin. Sejak tadi, ponselnya terus bergetar. Apa dia tidak tahu yang namanya mute mode, apa?
Awalnya aku berniat menghentikkan getaran di ponsel Taerin, itu benar-benar menganggu. Hanya saja niatku tersingkir begitu saja. Ada hal lain yang mencuri perhatianku. Aku bukannya tertarik untuk mengintip pesan orang. Sebenarnya, tidak. Tapi mataku tetap terpaku pada layar ketika melihat nama orang yang kukenal.
Jeon Jungkook. Ada logo matahari di situ. Kenyataannya, emoticon itu tidak seberapa menggelikannya dibanding pesan yang masuk. Dan seketika nama lain terlintas dalam benakku.
Sorry, Hon. I have a date with Rima today. I’ll see you at night.
“Kak Tae, ini—“
“Taerin!” Emosi mendadak meluap. Taerin nampaknya terkejut, apalagi ketika aku menunjukkan ponselnya. “Apa kau... jangan bilang kau selingkuh dengan Jungkook?”
Tolong bantah ini, Rin. Tolong. Katakan padaku kalau kau tidak melakukan hal keji semacam itu. jangan kau lagi, Rin. Jangan adikku juga. Tolong...
“Aku mencintai Jungkook, Kak. Aku mencintainya meski dia sudah punya tunangan.” []
*
Aku baru inget ini nganggur :'))
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Up and Down ♤ (✓)
FanfictionMalam itu seharusnya hanya ada acara reuni. Tidak lebih. Jelas sekali pembunuhan Jung Hoseok tidak masuk dalam daftar Malam itu, semuanya berubah. Dan hanya ada dua pilihan bagi ke empat sahabat lama yang akhirnya bertemu lagi. Membiarkan hidup mer...