Chapter 03. Rasa Kehilangan

97 7 0
                                    

On

Pasangan itu terlihat bahagia, senyum yang terus mengembang di bibirnya, dengan tangan saling bertautan seolah tak ingin lepas.

Ahh, romansa..

Seraya milik berdua. Yaa, kan?

"Ngapain ngajak aku ke dufan Yang? Kamu kayak anak kecil ahh"

Sang pria tersenyum mendengar ledekan dari wanitanya, "Jangan salah sayang, dufan itu zona bahagia!"

Sang wanita berhenti sejenak dengan kerutan menghiasi dahinya, ia menatap lekat wajah suaminya. "Zona bahagia??"

Si suami mengangguk kecil kemudian secepat kilat mencium dahi si wanita, "Pas umur berapa kamu seolah hidup merasa bahagia terus?"

"Hah?" Si wanita terlihat bingung, membuat pria berfostur jangkung serta berkulit putih itu tersenyum melihat kerutan di dahi istrinya semakin menambah,

"Umur anak-anak kan? Waktu kita merasa senang terus seolah tak punya beban hidup?" Sang istri hanya mengedipkan matanya lucu disana, membuat sang suami ingin sekali menghujami ciuman-ciuman ringan di seluruh wajahnya yang begitu lucu.

"Aku bilang dufan zona bahagia, yaa karena setahu ku dufan adalah salah satu wahana kesukaan anak-anak. Dan kamu tau sayang?" Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya polos.

Tiba-tiba sang suami merengkuh pinggang si istri seraya berkata "Anak-anak itu makhluk yang percaya hidup itu bahagia terus, mangkannya ayo ciptakan anak-anak dan buat hidup kita bahagia walau kadang halangan seperti aliran arus".

Off

Anyelir terbangun dengan nafas memburu serta peluh di sekujur tubuh. Tangannya bergerak gemetar mencari benda di atas nakas.

Anyelir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang