Chapter 09. Kecelakaan

68 6 0
                                    

Bagai lentera yang menembus gelap..
Perasaan ku lega walau sedikit terkesiap..
Kau datang dengan suara senyap..
Memberiku kenyamanan lewat mendekap..

Hangat..

Mengapa? Dekapan mu masih sama saat perpisahan waktu silam..
Ini perlahan membuat ku menangis karena perasaan ini semakin mendalam..
Oh Tuhan! Aku hancur saat sadar semua hanya angan karena jarak kita sudah terpisah alam..

Tetap memegang kukuh kesetiaan..
Aku lelah harus tetap bertahan..
Kadang berpikir, ini tentu sudah di gariskan Tuhan..
Namun, aku buta dan bodoh tetap berandai pada angan..

Menyedihkan sekali kan, namun aku bahagia walau masih berbalut rasa kesedihan..

Engkau, Aksara Alvianandra...

Dari ku, senja yang mustahil bertemu rembulan..

***

"ANYELIR!!" Anyelir memejamkan mata seraya menghentikan langkah, ini pertama kalinya Dafa berbicara keras padanya.

Flashback on

Setelah makan malam bersama keluarga, Dafa langsung menyeret Anyelir ke sebuah taman dekat komplek perumahannya, berjalan berdampingan, perlahan jemari Dafa menautkan jarinya ke jari gadisnya.

Terkesiap, Anyelir berhenti karena Dafa menghentikan langkah, "Nyee?" Sejenak menutup mata, Anyelir merasakan sesuatu tak enak menimpanya.

Anyelir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang