Chapter 19. Gagal

61 3 0
                                    

WARNING! Sedikit nganu wkwk

***

"Lega nya, Tuhan.."

Anyelir menghempaskan tubuhnya ke ranjang, perlahan netranya pun tertutup. Acara resepsi akhirnya usai setengah jam lalu, tak ingin membuang waktu, wanita yang masih memakai gaun itu memutuskan segera ke kamar saja untuk mengistirahatkan sejenak tubuh. Sungguh, tubuh Anyelir terasa remuk.

"Males mandi," Anyelir bergumam samar seraya berposisi tengkurap, wanita itu benar-benar terlihat tak berdaya, "Merem bentar deh, sambil nunggu Dafa selesai sama urusannya." Lalu netra lelah itu pun tertutup, Anyelir akhirnya terlelap tidur dengan masih mengenakan setelan gaun.

Beberapa menit kemudian, Anyelir terjaga. Wanita itu merentangkan tangan saat merasa pintu kamar terbuka, sedikit memicingkan mata, Anyelir tersenyum saat melihat rupa Dafa yang tengah menyorotnya kagum.

"Yang, gak usah alesan capek gitu dong, modus nya udah kebaca tau gak," Anyelir bergerak merubah posisinya, wanita itu menyorot Dafa dengan netranya yang sayu karena sehabis tidur, "Kamu belum mandi?"

Dafa melangkah mendekat setelah tadi melempar asal jas nya, Anyelir di posisinya was-was karena melihat sorot Dafa terlihat membahayakan, "SERANG!" Kata pria itu seraya terbahak, beberapa detik selanjutnya Dafa meloncat menindih Anyelir yang berada di atas ranjang.

BRAK!

"Aww-!" Anyelir memekik setengah tersentak, Dafa kembali terbahak melihat Anyelir yang tidak bisa bergerak di bawah kukungannya, "Badan kamu segeda gorila! Gak sadar diri ya, astaga!" Berusaha mendorong Dafa sekuat tenaga, akhirnya Anyelir pun terbebas, wanita itu mencabik saat Dafa berguling ke sisi ranjang masih sambil terbahak.

"Nyebelin ih, badan aku makin nyeri nih ketiban bayi badak!" Omel Anyelir seraya beringsut duduk, wanita itu perlahan melepas jepitan yang melekat di sanggulnya, "Urusan kamu udah selesai?"

"Hm." Dafa beranjak, pria itu mengikuti istrinya untuk duduk di atas ranjang, perlahan Dafa semakin merapatkan posisinya disana, "Capek, Yang?" Tanya Dafa dengan maksud tersirat, pergelangan tangannya pun tak tinggal diam, Dafa kini memeluk Anyelir dari belakang seraya menghirup dalam aroma makhluk yang paling ia cinta di dunia.

"Kamu wangi.." Anyelir memejamkan mata saat Dafa mengecup pucuk kepalanya lalu turun ke lehernya, "Gak usah mandi deh,"

"Ngg.." Anyelir bergerak gusar, wanita itu merasa geli sebab Dafa terus-menerus memberikan banyak kecupan, "Geli, Daf.."

Dafa tersenyum, semakin terbakar gairah pria itu mengangkat tangan demi melepas resleting gaun yang berada di punggung Anyelir, "Eh- eum kamu mau ngapain?" Merasa Dafa hendak melancarkan aksi, Anyelir berseru panik di sana, pria itu benar-benar tidak sabaran. "Daf-"

"Iya, sayang." Dafa Menyunggingkan senyum saat Anyelir menoleh demi bertatap langsung padanya, "Kenapa?"

"Kamu mau ngapain?" Tanya wanita itu lagi polos, tak kuasa menahan tawa Dafa terkekeh menyadari istrinya terlihat gugup.

"Menurut kamu?" Kata Dafa seraya mengecup pipi Anyelir lembut, "Kita udah sah, menurut kamu aku mau ngapain kamu coba?"

"Tapi ini-"

"Jangan alesan gugup, aku mainnya lembut kok," Ucap Dafa cepat, pria itu tak memberi celah istrinya beralasan. Wanita itu licik, jadi Dafa di sini yang harus memegang kendali. "Jangan tegang, ya,"

"Bukan itu. Tapi-"  Dengan cepat Dafa mencium Anyelir, ahh terasa manis sekali. Tak tinggal diam, tangan Dafa kembali terangkat demi melanjutkan aksinya yang tertunda waktu itu, Anyelir melotot saat merasakan tangan Dafa mulai menyentuh punggung telanjang nya.

"Sebentar!" Anyelir menarik diri dari kecupan mesra suaminya, napasnya terlihat memburu karena Dafa sama sekali memberi celah untuknya bernapas, "Aku mau ngasih tau, kalo kita gak bisa malam pertama dulu,"

Menyorot Anyelir dengan pandangan layu, Dafa tersenyum karena merasa sudah tak tahan ingin menerkam mangsanya. "Yang.." Dafa memanggil serak, Anyelir ini, mengapa banyak sekali alasannya sih. "Dosa lho nolak suami,"

"Aku tau," Suara Anyelir terdengar parau karena Dafa mulai kembali mengecupi bahu telanjang nya. "Tapi, kita gak boleh dulu, Dafa."

Dafa tersenyum samar, menghentikan sejenak aksinya, Dafa menyeringai saat istrinya terlihat menikmati, "Kenapa gak boleh, hm?" Tanya Dafa, pria itu sedikit menggoda istrinya dengan kembali mengecup bibirnya yang terasa manis.

"Aku-" Anyelir menahan napas saat tangan Dafa mulai bergerliya kemana-mana, wanita itu menggigit bibir bawah demi menahan desahannya.

"Hm?" Dafa terlihat tak terganggu, pria itu sudah di penuhi kabut gairah yang meluap-luap, "Aku? Aku kenapa?"

Mengatur napasnya sejenak, Anyelir berucap tegas membuat Dafa seolah terjungkal ke dasar jurang. "Aku lagi kedatangan tamu bulanan!" Ucap wanita itu sedikit kesal, "Jadi, stop godain aku! Karena kita gak bisa malam pertamaan,"

WHAT?!

Oksigen.. Saat ini Dafa membutuhkan napas buatan. Ya Tuhan, malam pertama? Hm.. Gagal total!

***

Don't forget coment and voute😘 see you on next chapter guys..! Fiyuuu

Anyelir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang