Chapter 18. Angel

58 4 0
                                    

Anyelir berjalan anggun dengan ibunda di sampingnya, netranya menyapu pandang, perlahan bibirnya pun menyunggingkan senyum tatkala melihat begitu padat tamu undangan yang hadir di acara pernikahannya dengan Dafa.

Sekilas, dadanya kembali sesak. Anyelir kembali mengingat masa-masanya bersama Vian. Seperti ini memang, terlihat begitu sama. Lihat, mana bisa Anyelir melupakannya, sedangkan setiap ia terjaga semua yang di sekeliling wanita itu pasti mengingatkannya pada Vian seorang.

"Jagain anak bunda ya, Daf," Anyelir mengerjap, mengalihkan atensinya ke depan, wanita itu pun meringis. Bagaimana mungkin, ia tak sadar jika sudah sampai di depan suaminya.

Dafa yang begitu tampan di balut jas hitam, mengukir senyum tulus, sedangkan netranya terus saja mengunci tatap kepada Anyelir. Pemuda itu sangat bahagia, karena akhirnya wanita yang selalu menolaknya sudah resmi menyandang gelar sebagai istrinya.

"Pasti, bun. Dafa janji akan terus jaga Anyee seumur hidup." Wanita paruh baya itu mengangguk, tersenyum sekilas__ Bunda Deera pun turun dari tempat pelaminan.

Selepas kepergian bunda dari istrinya itu, Dafa dengan senyum yang terus mengembang menarik Anyelir agar lebih dekat dari jangkauan nya. Berkedip sesaat, wanita yang cantik dengan setelan gaun putih itu tersenyum memandangnya. Sumpah mati! Pria itu benar-benar bahagia sekali.

"Welcome​ in my life, my wife."

***

"Selamat ya, sayang. Aduh gue terharu lho ini," Renata yang tiba-tiba naik ke pelaminan langsung memeluk erat sahabatnya, Anyelir yang tidak antisipasi mendapat pelukan itu pun tersentak, hampir saja wanita itu terjungkal kalau saja Dafa tak menahan pinggangnya.

"Rusuh banget sih, Re. Gak bisa apa gak grusuk-grusuk begini." Anyelir mencabik kesal, tapi walau begitu ia tetap membalas pelukan dari sahabat sablengnya.

"Gue seneng liat lo akhirnya nikah," Renata disana terdengar sesenggukan. Anyelir hanya tersenyum tipis menanggapinya.

"Makasih ya, Re. Udah jadi sahabat gue selama ini."

Wanita berambut panjang itu mengurai dekapan, netranya berganti menyorot serius Dafa yang tengah tersenyum. "Jagain temen gue," Katanya dengan suara serak, Diar yang berada disamping Renata mengelusi punggung kekasihnya mencoba menenangkan.

"Siap, Re." Dafa tersenyum manis, lalu tangannya merengkuh posesif pinggang wanita di sampingnya, "Gue pasti jagain dia seumur hidup."

"Minggir oii, antrean panjang nih! Betah banget di sana, mangkannya cepet nyusul dong biar bisa punya pelaminan sendiri," Renata mendengkus mendengar celotehan yang menyayat hati itu, menoleh dengan sorot kesal, Renata mencibir tatkala melihat sengiran wanita berperut gendut yang berada di samping Fara yang berposisi di sebelahnya.

"Mulut lo minta di beri boncabe ya, bu?" Ucap Renata sebal, "Gue sumpahin anak lo mirip gue!"

"Idih amit-amit demit, ya! Bapak sama emaknya cakep-cakep gini, masa iya mirip lo yang bernasib tragis karena terus di gantung kawin."

Anyelir beserta yang lainnya terbahak geli disana. Si Ossy ini memang usil. "Sabar, Re. Perawan emang sasaran empuk buat di bully,"

"Maklum aja, Re. Si Ossy lagi ngidam nindas lo ini," Christian terbahak saat Renata mendengkus dengan mata yang di pelototkan.

Diar yang setia di samping Renata yang sekarang bertampang kusut itu kembali mengelusi punggungnya, "Sabar, sayang. Anggep aja itu semua suara-suara saiton."

"Re, hari gini masih di gantung kawin? Apa kata dunia coba,"

"Bini lo bener-bener deh Tian, ngedesek gue mulu deh," Pria yang berprofesi sama dengan Dafa itu meringis, calon emak-emak itu memang kebangetan deh.

"Mangkannya cepet kawinin temen gue, Diar." Fara menyahut tak tahu tempat, wanita itu pun malah ikut-ikutan menjahili pasangan yang baru berstatus tunangan. "Keburu dia karatan!"

"Sembarangan!" Renata nya sewot disana, mereka semua kembali terbahak.

"Udah-udah! Kalian mau salaman apa godain perawan, sih?" Anyelir yang tak tega melihat Renata di tindas melerai, "Kasian ih, muka si Re udah kelewat merah," Renata yang berwajah kusut itu memandang pengantin di depannya malas. Bisa tidak sih tidak menyebut kata perawan?

Kesal sekali rasanya jadi Renata.

"Udah ah, sebel gue sama kalian." Ucap wanita langsing itu pura-pura ngambek, "Gue tuh gak bisa di giniin."

"Yaudah hayu mending foto bersama aja," Kali ini Dafa yang bersuara, "Jangan bikin waktu kita lama di pelaminan dong, karena sehabis ini ada kegiatan yang lebih menyenangkan di banding bertatap muka dengan kalian semua," Pria itu tersenyum lebar saat semua orang memandang ke arahnya.

Dan di detik selanjutnya, Dafa terbahak karena Renata cees menyorakinya sebal.

***

Part selanjutnya ehemehem nih wkwk

Anyelir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang