19

498 68 9
                                    

Wonwoo tiba di sebrang rumah Dahyun 15 menit lebih awal dari waktu yang telah di janjikan.

Wonwoo tidak ingin terlambat, karena keterlambat bukan kebiasaan dirinya.

Dengan sabar Wonwoo menunggu di dalam mobil, hingga jam yang terpasang di tangannya menunjukan pukul 5.

Wonwoo-pun keluar dari mobil dan berdiri di depan mobil miliknya sendiri.

5 menit berlalu...

'Mengapa Dahyun lama sekali?' ujar Wonwoo dalam hati.

10 menit kemudian...

Wonwoo melirik rumah Dahyun. Tidak ada tanda-tanda bahwa Dahyun akan menampakan dirinya.

Karena Wonwoo mulai merasa pegal, akhirnya ia menyandarkan bokongnya pada depan badan mobil.

Jika orang lain menjadi Wonwoo, dia akan datang menghampiri rumah Dahyun, memencet bel dan menunggu responnya.

Tapi berbeda dengan Wonwoo, ia tidak mau melakukan hal itu, karena Wonwoo memiliki sebuah alasan yang hanya dirinya ketahui.

20 menit kembali berlalu...

Wonwoo berdiri tegak dari sandarannya.
"Apa dia lupa dengan janji ku?"

"Ck, waktuku terbuang karena menunggu gadis itu." gerutu Wonwoo.

Ia pun memutuskan untuk mendatangi rumah Dahyun.

Kini Wonwoo tengah berdiri di depan gerbang pintu rumah Dahyun.

Wonwoo hanya berdiri di depan gerbang rumah Dahyun, Wonwoo tidak tahu harus melakukan apa.
"Menghampirinya atau tunggu saja?"

Setelah berfikir sesaat, Wonwoo lebih memutuskan untuk kembali menunggunya di dalam mobil.

Saat Wonwoo hendak membalikan badan, ia melihat seorang satpam yang datang menghampirinya.

"Apa kau sedang mencari seseorang?" tanya paman itu.

"Hmm... Tidak." jawab Wonwoo singkat.

"Lalu apa yang sedang kau lakukan disini?"

"Menunggu."

'Aigoo, irit sekali bicaranya.' ucap satpam penjaga rumah Dahyun dalam hatinya.

"Menunggu siapa?" tanya satpam.

"Seseorang."

'Ya Tuhan, pemuda ini! Sabarkanlah hati hambamu ini ya tuhan.'

Wonwoo tertawa puas dalam hatinya karena ia berhasil melihat wajah kesal satpam itu.

Setidaknya itu membayar kebosanan yang tadi melandanya.

"Namanya?" tanya satpam itu.

"Jeon Dahyun." jawab Wonwoo.

Paman satpam itu tampak sedang berfikir.
"Maksudmu Nona Dahyun?"

Wonwoo mengangguk singkat.

'Bukankah ini keluarga Kim? Nona Dahyun kan marganya Kim. Lalu ini, mengapa jadi Jeon Dahyun? Apa dia kekasihnya? Atau diam-diam Nona Dahyun menikah dengan pemuda menyebalkan ini? Aigoo, membuatku pusing saja.'

"Apa mau saya panggilkan Nona Dahyunnya?" tawar satpam itu.

"Tidak usah, Terima kasih. Saya hanya akan menunggunya."

Wonwoo membalikan badannya dan kembali menyandarkan bokongnya dibagian depan mobil miliknya.

Satpam penjaga rumah Dahyun hanya geleng-geleng kepala dan masuk ke pos kecil di dekat pintu gerbang sambil memperhatikan gerak-gerik Wonwoo.

═❖•Positive Thinking•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang