20

526 70 6
                                    

Dahyun masih tiduran dengan sisa-sisa isak tangisnya.

Kini Dahyun begitu sangat lelah. Yang ia lakukan saat ini hanya memeluk Wonchi si teman curhatnya.

'Ding-dong-ding'

Ponsel milik Dahyun berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk.

Dengan malas Dahyun mengambil ponselnya yang tadi tergeletak asal di kasurnya. Dahyunpun menbuka ponselnya dan membaca isi pesan itu.

568854
Bisakah kau keluar sekarang juga?

Dahyun langsung tercekat dibuatnya saat Dahyun mendapatkan pesan dari nomor yang ia kenal, hanya saja Dahyun belum men-save nomor itu di kontaknya. Dengan cepat ia pergi ke kamar mandi guna mencuci mukanya.

"Wonwoo Sunbae balik lagi kesini? Apa dia tidak kecewa padaku? Ah aku bingung."

"Bagaimana jika aku bertemu dengannya dengan keadaan yang seperti ini?"

"Hah? Mataku bengkak!"

"Bibirku pun sungguh pucat."

"Bagaimana ini?"

Ide terlintas di fikirannya.

Dahyun memoleskan cream dan bedak di wajahnya.
Biasanya Dahyun tidak memakai bedak, ia hanya menggunakan cream wajah saja.

Untuk menutupi bibir pucatnya, Dahyun menggunakan liptint merah yang sama sekali tidak pernah ia sentuh.

Setelah melihat penampilannya yang tidak terlalu buruk, ia pun hendak pergi, tapi keraguannya masih menyelimuti dirinya.

Dahyun kembali berjalan ke arah kasurnya, ia lagi-lagi memeluk Wonchi.

"Apa aku harus pergi?" tanya Dahyun tanpa adanya sebuah jawaban.

Dahyun pergi keluar rumahnya.
Di depan gerbang, Dahyun melihat seseorang dengan motor ninja berwarna merah.

"Kenapa kau lama sekali Dahyun?" tanya pria itu yang kini masih duduk di atas motor merahnya.

"Hoshi Oppa? Kenapa kau ada disini?" Dahyun malah balik bertanya. Dahyun kira Wonwoo yang memintanya untuk keluar dari rumah.

"Dahyun, kenapa kau membawa-bawa boneka panda itu?" Hoshi kembali bertanya dan mengabaikan pertanyaan Dahyun yang sebelumnya.

"Ah, entah. Aku selalu ingin memeluknya." jawab Dahyun.

"Ah, itu tidak penting. Sudah cepat, naik ke motorku sekarang juga!"

"Tapi.." ujar Dahyun masih kebingungan.

"Cepat Bantet!" titah Hoshi mulai kesal.

Sambil mendengus, Dahyun-pun menturuti apa yang Hoshi katakan.

"Oppa, motornya terlalu tinggi." rengek Dahyun.

"Aishh... Kau nya saja yang terlalu pendek. Sini bonekanya Oppa pegangin dulu." satu tangan Hoshi memegang boneka panda dan tangan satunya lagi memegangi tangan Dahyun guna membantu menjaga keseimbangan tubuh Dahyun.

"Kembalikan Wonchi padaku!" titah Dahyun.

"Wonchi?"

"Issh... Itu boneka panda itu, sini! Kembalikan!" titah Dahyun lagi.

Hoshi memberikan boneka panda itu ke tangan Dahyun dan mulai menstarter motor ninja merahnya.

"Pegangan yang erat jika memang kau tidak mau terjatuh." Hoshi memperingati Dahyun.

Walaupun kesal, Dahyun tetap menturuti apa yang Hoshi katakan.

"Guguk pintar."

"Ya!" Dahyun memukul punggung Hoshi cukup keras.

═❖•Positive Thinking•❖═Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang