"Let's start it"
-Siwoo.
.Sore yang cukup cerah tidak akan dibiarkan lewat begitu saja oleh pemuda bermarga Yoo itu, dengan rengekan seperti biasanya Kiky harus bersabar untuk terus mengalah.
"Ingat! 4 hari lagi."
Seperti itulah ucapan Kiky sejak pulang sekolah dan sepanjang perjalanan yang membuang waktunya bersama Siwoo.
"Ne... arrasseoyo, kita duduk disana sebentar lalu pulang. Call?"
Percuma, kenapa tidak langsung pulang saja. Beristirahatlah sepuasnya setelah sampai di rumah! Batin Kiky kesal.
"Heol, jangan terlalu dipikirkan!" Kata Siwoo setelah duduk di kursi taman.
"Ck!"
Siwoo menggeleng pelan lalu nyengir seperti biasa, tangannya meraih botol air di tasnya yang memang sudah disiapkan sedari pagi tadi. "Amugotdo, igeo!"
Karena memang Kiky sedang haus jadi dia langsung menerima botol itu dan meminum isinya. Siwoo tersenyum tipis namun di matanya terlukis rasa menyesal.
"Kau masih ingat yang kubilang malam itu di padang kan?" Siwoo mengelus surai panjang Kiky yang dikuncir.
"Eoh, kau sungguh-sungguh kan?" Ucap Kiky lirih.
Tangan besar Siwoo merengkuh tubuh Kiky yang perlahan melemas. Tanpa disadari ternyata Kiky merasa sangat tertarik oleh gravitasi bumi dan jatuh ke dekapan Siwoo. Kepalanya pusing dan perutnya terasa mual.
"Kenapa aku pusing?"
Sebelum kesadarannya hilang seluruhnya, telinganya menangkap suara serak yang sudah jelas milik Siwoo, "Mian."
Gelap.
.
.
.
."Eungh..."
Lenguhan Kiky menandakan dia telah sadar dari pingsannya tadi. Hanya saja dia sadar dalam bentuk bayangan pucat dan hampir transparan.
"Sebelumnya...." ingatan gadis itu melayang cepat pada pemuda yang selalu mengganggunya.
.
.Baru diketahuinya bahwa dia sadar di dalam kamarnya sendiri. Satu masalah yang membuatnya heran. Bagaimana?
"Bagaimana dia bisa masuk?" Padahal Kiky selalu mengunci pintu rumahnya jika dia sedang diluar. Kecuali....
"Pengkhianat!" geramnya pelan.
Dengan cepat dia beranjak dari tubuhnya yang terbaring di ranjang lalu menembus pintu.
"Uh! Mual!" Kiky memegangi perutnya, rasanya ingin muntah. Tapi apa yang akan keluar jika seorang bayangan muntah? Angin?
Setelah keluar dari rumahnya, Kiky mendapati seorang pria sedang memunggunginya. Bahunya bergetar, dan Kiky menyadarinya....
Kakinya melayang.
"Anyeong.." sapanya ragu. Who knows?
Hantu itu berbalik, wajahnya sangat pucat namun tetap imut. Ekspresinya semakin membingungkan bagi Kiky karena airmata mengalir deras dari kedua sudut matanya.
"Deudiyo.. Fighting!" ucap hantu itu mengepalkan tangannya lalu tersenyum lebar.
"Mwoga?" gumam Kiky.
.
.Tanpa basa basi lagi hantu pria itu melayang terbang dan akhirnya menghilang. What the...
"Ya!"
Kini kepala Kiky mendongak ke pohon cemara, lebih ke puncaknya dimana sesosok perempuan bergaung hitam dengan kantung mata amat gelap. Apa dia juga hantu?
"Kenapa kau membuat Hayoung menangis, eoh?!" ucapnya, seolah marah.
Kiky mengangkat sebelah alis, tidak paham. Gadis di atas pohon melompat ke bawah dengan cepat, membuat Kiky tercekat. Namun, kemudian dia tahu kalau gadis ini juga hantu.
"Heol... jadi kau masih hidup. Cih.." sesaat kemudian hantu itu tertawa kecil.
"Selamat datang di dimensi kami, para arwah yang tersesat di dunia. Setidaknya kau masih bisa kembali. Tapi.. tetap saja, kenapa kau membuat idolaku menangis, eoh?" ucap gadis itu, masih kesal rupanya.
"Kau bicara apa?" otak Kiky masih belum bisa mencerna apa yang terjadi sekarang.
"Aigoo.. coba tanya saja ke hantu lain! Naeil bwa!" dia pun pergi dengan cara memudar perlahan.
Dimensi para arwah? Hantu? Are you kidding me???!!!
Disitulah Kiky Choi sadar bahwa dirinya bukan lagi sebuah bayangan, tapi arwah... atau mungkin....
Hantu.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneirokinesis ~ Kim Jisung TRCNG (COMPLETED)
ParanormalPernah merasakan lucid dream? Astral projection? Atau pernah memasuki dimensi sleep paralysis? Secara sains setiap kali tidur, orang normal akan mengalami siklus dengan 4-6 tahap pada waktu yang berdekatan. Pada tahap akhir yang dinamakan REM Sleep...