Flashback
"Ayolah eomma.. aku sudah benar-benar bisa!" ucap seorang gadis berambut panjang di sebuah taman yang ramai oleh anak-anak.
"Kangmin, tolong bujuk gadis bandel ini.." seorang wanita yang dipanggil eomma semua anak itu.
"Ne, eomma." lelaki kecil berbehel itu menurut.
Kangmin kecil menghampiri teman perempuannya yang sedang berusaha memanjat pohon mangga di taman itu, masih melompat lompat di tanah.
"Berhenti, Kiky. Apa yang mau Kiky lakukan? Ingin makan mangga?" Kangmin kecil bertanya.
"Bukan, Kangmin lihat bunga anggrek itu?? Kiky ingin menanamnya di rumah." jawab Kiky sembari menunjuk bunga yang menempel di batang pohon mangga.
"Ooooh, biar Kangmin yang ambilkan ya?" Kangmin mulai memanjat, Kiky menahannya.
"Kiky mau ambil sendiri, badan Kangmin lebih kecil dari Kiky, diam saja disitu!" Kiky mendorong badan Kangmin menjauh sampai keluar dari bayang-bayang pohon.
Kiky mulai memanjat dan berhasil naik, ia berdiri di ranting besar disamping bunga anggrek itu melekat, tangan kecilnya mulai hendak mengambil bunga itu.
"JANGAN SENTUH!!" teriak seorang bocah lelaki kurus yang berdiri diatas ranting pohon diatas Kiky.
"Memang kena-"
"KUBILANG JANGAN YA JANGAN!" teriaknya lagi melompat turun ke ranting yang dipijak Kiky.
Hingga gadis kecil itu pun kehilangan keseimbangan dan jatuh kebawah, tanpa diketahui ada seorang bocah lain yang berlarian disekitar pohon itu dan akhirnya tertiban badan Kiky.
"AAAAAAAAA!!" teriaknya menangis keras.
Kiky buru-buru bangkit dari kaki bocah lelaki itu yang sepertinya patah, lalu berlari ke arah eomma nya yang juga panik.
"JIJIIII!!!" pria yang sepertinya ayah bocah yang kesakitan itu berlari panik menghampiri putranya.
End.
.
.Bangunan bernuansa putih dengan bau obat-obatan dan petugas medis itu dirundung kepanikan. Dua orang yang ditemukan hampir mati kehabisan darah dihutan baru datang dengan mobil ambulance.
Keduanya langsung masuk UGD, sementara seorang kakek-kakek mengikuti dari belakang dan menunggu keduanya.
"Permisi tuan, apakah tuan keluarga pasien?" tanya seorang perawat.
"Bukan, tapi kebetulan mereka adalah teman cucu saya." jawab sang kakek.
"Kalau begitu, apakah kakek mengetahui nomor keluarga pasien?" tanya perawat itu lagi.
"Saya tidak menggunakan ponsel, maaf. Tapi cucu saya akan segera datang." sang kakek tersenyum tak enak.
"Oh, baiklah. Kedua pasien harus di operasi segera, tapi karena hanya ada kakek disini, tolong tandatangan di sini." perawat mengajukan kertas.
"Baiklah, tolong selamatkan mereka berdua." kakek telah selesai menandatangani kontrak operasi.
"Kami akan berusaha, terimakasih dan permisi." perawat itu meninggalkan kakek.
Tak lama dua Yoo bersaudara masuk bersama seorang gadis yang terbaring pucat tak sadarkan diri di ranjang yang didorong oleh beberapa petugas medis ke ruangan UGD.
"Harabeoji!! Kenapa Kiky menjadi semakin lemah?" panik si besar menunjuk ranjang.
"Itu benar, denyut nadinya bahkan tak terasa saat kuperiksa." si kecil juga tak kalah panik.
"Kalian tenanglah.. ini rumah sakit, kalian mengganggu. Harabeoji akan jelaskan pelan-pelan.." si tua menenangkan kedua cucunya.
Gadis tadi, Choi Kiky. Tubuhnya semakin mendingin seiring sinar kulitnya memudar, dia sekarat sekarang. Denyut nadinya tak dapat dirasakan tanpa alat khusus, bahkan Zeyu sudah panik mengira Kiky meninggal.
"Itu artinya dia sedang memilih, biarkan saja. Sekarang harabeoji atau siapapun tidak bisa melakukan apapun, semua itu terserah Choi Kiky, dia memilih kembali ke dunia atau ke Sang Pencipta." Harabeoji mengelus kedua kepala cucunya.
"Apa aku gagal? Lagi?" Siwoo menatap lantai.
"Kau sudah melaksanakan tugas dengan baik, Choi Hajin sudah kembali ke alam dimana ia harus berada." Kakek tua itu meremat pundak Siwoo.
Atensi ketiga orang itu beralih ke kanan dimana dua ranjang berisi manusia yang berdarah darah terbaring dengan kantong darah yang tersambung ke tangan mereka melalui selang. Para petugas medis hendak membawanya ke ruang operasi.
"Permisi, untuk barang-barang milik pasien. Saya akan meletakkannya di meja resepsionis, Anda bisa mengambilnya disana." seorang lagi perawat datang memberi informasi.
"Ah.. ne. Gamsahamnida." Kakek Yoo menjawab, perawat itu pergi.
"Kau bisa hubungi orangtua temanmu yang selama ini menjaga jiwa Choi Kiky?" tanya kakek itu baru ingat permintaan perawat tadi.
"Kim Jisung? Dia kenapa? Aku tak punya nomornya harabeoji, kami beda sekolah." Siwoo urung mengeluarkan ponselnya.
"Ah.. kalau begitu gadis aneh itu saja, dia juga kritis." Kakek Yoo berusaha mengingat nama gadis itu tapi tak bisa.
"Park Yena?? Mereka sungguh.." Siwoo tetap tidak mengeluarkan ponselnya. Dan memilih pergi.
"Aku akan ke meja resepsionis, siapa tahu ada ponsel mereka disana." ucap Siwoo pamit.
.
.Buagh
Siwoo memegang sudut bibirnya yang berdarah, Jihun- kakak Jisung baru memukul wajahnya.
"Jihun!! Dia tidak salah! Maafkan anak saya.." ibu Kim bersaudara meminta maaf dengan linangan airmata.
Sekarang operasi sudah selesai, tapi Jisung belum sadar. Yena sudah ditanyai macam-macam oleh kedua orangtuanya, Chanyeol dan Soonyeong. Kamar keduanya terpisah.
Kangmin yang datang bersama keluarga Jisung menghampiri kakek Yoo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Serigala? Untuk apa mereka ke hutan?" Kangmin bergumam.
"Mencari noona." ucap Zeyu yang langsung dihadiahi pelototan mata tua kakeknya, namun ia tak tahu.
"Noona? Yena?" Kangmin merespon heran.
"Ki-mmmph!! Mmmmmp!" Siwoo membekap mulut ember Zeyu.
"Kita tidak boleh semakin melibatkan banyak orang, bodoh!" Siwoo mengeluarkan bahasa Rusianya.
"Maksudmu Kiky??" Kangmin melotot, semuanya terasa membingungkan.
"Kakek! Hapus ingatannya!" Siwoo panik, masih berbicara dalam bahasa Rusia.
Namun, Kangmin sudah berlari menjauh. Siwoo rasanya ingin memukul wajah tampan adiknya ini.
"Kau menambah masalah tau?!" Siwoo meledak, sudah kembali menggunakan bahasa normal.
"Ani, takdir kalian berenam tersambung dan berpotongan. Kalian terhubung, terutama Kiky, Jisung dan kau, Siwoo." ucap kakek Yoo.
Tbc.
.
.Mau ending gantung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneirokinesis ~ Kim Jisung TRCNG (COMPLETED)
ParanormalPernah merasakan lucid dream? Astral projection? Atau pernah memasuki dimensi sleep paralysis? Secara sains setiap kali tidur, orang normal akan mengalami siklus dengan 4-6 tahap pada waktu yang berdekatan. Pada tahap akhir yang dinamakan REM Sleep...