Liburan musim panas tiba, Kiky sudah pulih sepenuhnya dan semua menjadi lebih baik. Sangat baik.
"Kiky ah!!!" Yena berlari dengan semangat ke arahnya.
"Yena.." Kiky mengembangkan senyuman melihat gadis itu.
Mereka ada tugas bersama yaitu sebuah esai panjang, Kiky sudah tak memikirkan keluarganya. Biar saja ayahnya tak perduli padanya, ia masih punya banyak orang untuk mencintainya.
"Kau mengambil kelas akselerasi tahun ini?" Yena sedikit sedih mendengar keputusan Kiky.
"Yah.. aku punya rencana yang lebih besar setelah lulus." Kiky tersenyum, berniat membuat Yena tak terlalu sedih.
"Ya ya ya.. asal jangan ke luar negeri saja..." Yena menyipitkan matanya sambil menunjuk Kiky dengan pulpen.
Kiky menatap Yena tak enak, ucapan Yena itu sebenarnya adalah keputusan Kiky yang lain. Yena semakin cemberut.
"Jangan bilang kau akan pergi?! Astaga mulutku ampuh sekali dalam berucap." Yena memukul pelan bibirnya sendiri, kesal.
"Aish! Sudah ku bilang, aku tidak mau!!!!"
Kedua gadis yang terduduk di depan cafe itu menoleh ke arah parkiran dimana terdapat Jisung yang menarik paksa jumper yang Kangmin gunakan.
"Halo semua.. maaf aku terlambat. Bisa kita berangkat sekarang?" Jisung tersenyum menghampiri meja mereka.
Tugas Jisung adalah memotret, dia akan membantu kedua gadis itu dalam tugas dokumentasi. Kangmin protes karena tak ingin bertemu Yena, biasanya mereka akan terus adu mulut dengan sinis dan berakhir anti klimaks.
.
.Sore datang dengan cepat, Jisung mengantarkan Kiky pulang ke rumah minimalis miliknya dengan menggunakan motor matic. Jisung baru saja mendapat surat izin mengemudi.
"Terimakasih sudah mengantarku, Jisung ah.." Kiky tersenyum dan turun dari jok belakang.
"Kiky.." Jisung tersenyum menatapnya.
"Iya? Ah.. helm nya. Aku lupa, maaf ya.." Kiky melepaskan helm dari kepalanya.
Jisung menerimanya tapi belum juga tuntas menatap mata gadis itu. Kiky mulai gugup, apa masih ada yang tertinggal?
"Kau tahu aku menyukaimu kan?" Jisung bertanya pelan.
Pipi Kiky merona malu, ia mengalihkan tatapan ke arah lain dengan kaku. "Yena yang bilang.. jadi aku mengetahuinya."
Ah, iya. Yena selalu tahu. Entah apa yang salah dengannya, atau Jisung yang terlalu kentara menunjukkan hal itu?
"Apa kau juga menyukaiku?" Jisung bertanya lagi.
'Sialan..' Kiky mengumpat dalam hati asal kalian tahu.
Tak mendapat respon yang jelas, Jisung terkekeh pelan. Mulai menyalakan mesinnya dan menyiapkan kalimat pamitan untuk Kiky.
"Pai pai apel madu." Jisung melambai dengan senyuman manis.
"Apel madu, pai pai.." Kiky tersenyum malu dan membalas lambaian itu.
'Aku menyukaimu Jisung, tapi Yena juga bilang bukan hanya kau. Siwoo juga.....
menyukaiku...'
.
.Siwoo sedang memijat kaki kakeknya di taman rumah besar keluarga Yoo. Zeyu berenang di seberang sana karena tak ingin kalah tinggi dengan kakaknya.
"Kau merelakannya?" tanya sang kakek.
"Seperti yang seharusnya." Siwoo angkat bahu.
"Kau meninggalkannya." ujar kakeknya tak suka.
"Harabeoji.." Siwoo protes keras, ia tidak suka diatur begini. Apalagi semua terasa sudah selesai.
"Gadis itu aman, tapi tidak dengan Jisung. Dan Yena." Kakek Yoo membuka matanya yang keriput.
"Apa Kihyun hyung masih akan jahat?" Siwoo menghentikan pijatan di kaki sang kakek.
"Aku tidak tahu. Tapi jangan pernah terlibat! Cukup Kihyun." Kakek Yoo menatap cucu pertamanya dengan tegas.
.
.End.
Ending mengecewakan, aku tahu. Maaf ya..
Kelanjutan cerita ini ada di akun sebelah, Illusyonarykinesis nya endhelika.
Kalau mau bonchap. Silakan ketik, satu aja reader yang komen bonchap. Aku bakal tulis..
Pai...
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneirokinesis ~ Kim Jisung TRCNG (COMPLETED)
ParanormalPernah merasakan lucid dream? Astral projection? Atau pernah memasuki dimensi sleep paralysis? Secara sains setiap kali tidur, orang normal akan mengalami siklus dengan 4-6 tahap pada waktu yang berdekatan. Pada tahap akhir yang dinamakan REM Sleep...