Shift

46 6 0
                                    

"Kiky ah.. ayo keluar! Ada Yena, kebetulan dia ada waktu luang. Kau pasti paham betapa padat jadwalnya."

Kiky sedang menatap kucing di jendela rumah depan, bulunya berwarna abu-abu, matanya besar dan ekornya bergerak ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Hatinya mencelos mengingat kucing itu mirip dengan yang dibunuhnya dulu.

Jisung mengikuti kemana arah pandang Kiky tertuju, dan tersenyum kecil. "Kau suka kucing itu?"

Kiky mengangguk, "Apa dia hantu kucing yang kubunuh ya?"

Jisung tertawa canggung, "Kiky.. ppalli kajja!!" katanya sambil menarik tangan Kiky.

Jisung tidak ingin sikap pesimis Kiky kembali lagi, menghancurkan tembok keyakinan di hatinya yang juga akan membuat pemuda itu merasa gagal.

Sesaat setelah mereka keluar dari pintu, Kiky masih menatap kucing yang tertidur di belakang kaca jendela rumah tetangga Jisung.

Hingga orang yang sepertinya pemilik rumah sekaligus kucing itu muncul dan menggendong bola bulu yang imut itu. Matanya memandang keluar dan menemukan Jisung.



"Dia Hyunwoo, model pemilik kucing itu." bisik Jisung pelan.

Kiky manggut-manggut ketika Hyunwoo melambaikan tangannya menyapa Jisung. "Ku kira orang hebat itu sombong, termasuk dia."

Mereka mulai berjalan, tujuan mereka kali ini adalah menemui Yena di cafe. Lumayan dekat jadi lebih baik berjalan kaki saja.

"Aku juga hebat, tapi aku kan tidak sombong." ucap Jisung bangga.

Kiky terdiam, sadar akan sesuatu. "Orang sombong itu jahat, dulu aku juga sombong. Aku-"

"Sssst.. sudah, jangan bahas hal yang menyakiti hatimu. Kau suka coklat?" Jisung mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

Kiky mengangguk, kemudian menghentikan langkahnya. "Hayoung dan Somi."


Netra Kiky menangkap keberadaan sepasang hantu yang sedang melayang kesana kemari, tidak. Tapi hanya Hayoung lah yang bergerak tidak tentu arah, sementara Somi selalu setia mengikutinya.


"Kedua hantu itu? Kau kenal mereka?"

Kiky kembali hanya mengangguk, dia tidak mengerti. Selama ini jika salah satu dari mereka ada disekitarnya pasti akan ada hal yang tidak biasa terjadi, gadis itu tidak bisa menggolongkan hal-hal itu baik atau buruk, dia bingung.


"Itu Yena! Kajja!" ajak Jisung.


Yena melambai sambil tersenyum pada Jisung, di depannya ada secangkir minuman.


Jisung hendak melangkah mendekat tapi Kiky memeluk lengannya takut yang otomatis membuat Jisung berhenti dan menoleh, bertanya dengan tatapan "Ada apa?" nya.




Kiky menunduk lalu menunjuk ke pohon kering di arah jam 10. Jisung mengikuti petunjuk dari gadis hantu itu dan melihat seorang nenek tua, lebih tepatnya hantu nenek-nenek yang separuh tubuhnya gosong.



Jisung mengangguk mengerti, menggenggam erat tangan Kiky dan berbisik kalau semua baik-baik saja, Kiky tidak perlu takut karena hantu nenek itu tidak mengganggu mereka.



"Halo! Apa kabar, Yena ssi?"

"Sangat baik, kalau kau Jisung ssi? Dan Kiky?"



Kedua manusia itu asyik berbincang, tentang hal yang harus dilakukan untuk mengembalikan jiwa Kiky yang berkeliaran tidak tentu arah di dunia. Tapi jiwa itu sedang ketakutan, semakin brutal menarik tangan Jisung.


"Jisung! Ada Siwoo! Dia berjalan kemari!!"




Jisung segera menoleh dan memang ada seseorang, lebih tepatnya sesehantu. Bukan lagi berjalan tapi berlari, menuju kesini.

Itukah Siwoo??





Tanpa banyak bicara, Kiky tertarik menjauh dari cafe. Dia dibawa lari. Diculik.



"JISUUUUUUUUNG!!!"





Yena beranjak bangkit dan menarik keras tangan Jisung untuk berlari. "Apa yang kau tunggu?? AYO KEJAR!!"



Bagaimana Yena bisa mengatakan hal itu? Jisung.... AH! SEKARANG HAL ITU TIDAK PENTING.




Seperti yang seharusnya, terjadi kejar mengejar antara hantu dan manusia. Yena mengikuti Jisung dari belakang, tiba-tiba Siwoo menghilang. Jisung kebingungan, dia mulai kehilangan arah.

Yena juga berhenti, sama bingungnya. Sampai dia sadar, mereka tidak seharusnya berada disini atau mereka akan menjadi menu makan utama para penghuni di sini.

Hutan.
.
.

Tbc.





Oneirokinesis ~ Kim Jisung TRCNG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang