Bagian 19

109 9 0
                                    

"Criss, mengapa kita ada di sini?" Tanya Hanni seraya menatap kesekeliling.

"Karena aku ingin membalas perlakuan Haikal Sanjaya" Tubuh Hanni menegang, derap langkah yang semakin dekat membiatnya kian dibajiri keringat.

"Apa kau takut denganku Hanni, bukankah kau mencintaiku sedari dulu. Mencintai Kang Daniel Wainters"

....

"Damn! Erick, gunakan koneksiku dan suruh semua orangku untuk mencari Hanni! Cepat!"

Criss ternyata adalah sepupu Daniel yang bersekongkol untuk menghancurkan hidup Haikal.

"Daniel.. Brengsek!" ketika ia tahu kalau Hanni di culik, fikirannya langsung tertuju kepada adik dari teman satu ranjangnya itu.

Harusnya ia tidak lengah dan mengabaikan ancaman Daniel waktu itu, Sial! Ia tidak menyangka kalau Kang Daniel secerdik itu.

Haikal berlari ke dalam mobil, ia harus mengancam anak ingusan itu dengan mengunakan kakaknya.

"Kania!" Tidak ada jawaban. Sial! Mengapa ia menjadi bodoh, Daniel pasti menyembunyikan kakak tersayangnya itu dari kemurkaan Haikal setelah ia menculik kekasihnya.

"Arrggttt.." Haikal mengusap wajahnya frustasi, dia akan membunuh Daniel! Berani sekali dia bermain-main dengan Haikal Sanjaya.

****

Plak!

"Ini karena kau merebut Haikalku!"

Plak!

"Ini karena kau membuatnya berpaling padaku!"

Plak!

"Dasar jalang tidak tahu diri, kau membuatnya melupakanku"

"Sudahlah ka, tidak ada gunanya kau menamparnya dan mengotori tanganmu dengan darahnya, serahkan saja semuanya padaku, ku pastikan jalang ini akan menderita" Ucap Daniel, Kania keluar dari kamar dengan marah yang memuncak.

Daniel mencengkram dagu Hanni dan mempertemukan matanya dengan mata sendu gadis itu, darah mengalir dari sudut bibirnya karena Kania menamparnya dengan kasar.

"Apa rasanya sakit? Kau tau, bahkan rasa sakitmu ini tidak sebanding dengan rasa sakit kakakku!" Air mata jatuh hingga mengenai jari Daniel yang masih mencengkram dagu lancip tersebut.

"Berhentilah menangis Hanni, tangismu tidak akan membuatku iba" Lidah Hanni kelu walau hanya untuk mengatakan satu kata, dia menyesal karena pernah mencintai Daniel.

Daniel tersenyum miring saat Hanni memejamkan mata, ia tahu kalau saat ini dada Hanni tengah sesak, "Aku jadi penasaran bagaimana rasa tubuhmu hingga membuat Haikal Sanjaya lebih memilihmu"

Hanni menggeleng seraya berdo'a, dia tidak ingin melakukannya selain dengan Haikal.

Sekuat tenaga Hanni mengantup bibirnya agar Daniel tidak memperdalam ciumannya, karena tubuhnya di ikat akhirnya perlawanan Hanni hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

"Maaf menganggu tuan, ada informasi penting" Daniel menghentikan ciumannya dan pergi untuk mendengarkan informasi penting itu.

Akhirnya Hanni bisa bernafas, bibirnya bergetar. Dia menangis sejadi-jadinya. Takut, rasa itu yang merasuk batinya.

Help me (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang