six

3.8K 640 175
                                        

“Ga, Ga, lo sama Aria tuh, gimana sih, ceritanya?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ga, Ga, lo sama Aria tuh, gimana sih, ceritanya?”

Aga menjatuhkan garpunya. Dia baru saja selesai membuat mie instan, dan tiba-tiba saja Annan datang dengan pertanyaan anehnya.

“Aria siapa?” tanya Anya, polos, menunggu Aga selesai mengadukkan mi instan untuknya.

Annan tersenyum tipis pada Anya, kode bahwa cewek itu diam dulu sebelum Aga menjawab.

“Ceritanya gimana maksud lo? Dan lo kenapa tiba-tiba nanya soal Aria?” tanya Aga, kembali mendapatkan kesadarannya dan mengambil garpu baru.

“Ya, lo apain dianya,” ujar Annan, gemas karena Aga tak kunjung paham.

“Jangan bilang... bang Aga ngehamilin anak orang?”

“Sembarangan kamu!” ucap Aga dan Annan bebarengan, membuat Anya terkikik.

“Bercanda. Abis bahasanya bang Annan ambigu," ucap Anya sebagai pembelaan diri.

Aga itu terlalu cepat berganti gebetan. Alasannya, ya, karena tak ada kecocokan.

“Nggak gua apa-apain. Udah kesepakatan bersama,” jawab Aga.

“Ya, waktu buat keputusan itu, apa alesan dianya mau udahan aja?”

Aga tampak berpikir. “Dia nggak bilang apa-apa. Dia nyuruh gua ngomong aja alasan gua, tapi dia nggak mau ngasih tahu alasannya sendiri.”

“Emang alasan lo apa?” tanya Annan sambil berpikir, kalau memang ini keputusan bersama, kenapa Aria nampak masih tak bisa move on begitu?

Aga lagi-lagi tampak berpikir. “Dia tuh, udah sama kayak Anya, gua anggep adik. Kayak, awalnya gua emang niat PDKT, tapi makin ke sini, ya, gua mikirnya kayak cocokan jadi abangnya.”

“How cliche!” teriak Anya sambil geleng-geleng kepala mendengar alasan abangnya menyudahi hubungan dengan perempuan.

“Ye, itu udah jujur dari hati terdalam tau.” Aga membela diri.

“Lo kok nanya soal Aria sih?” tanya Aga, heran. Biasanya Annan cuek dan tak peduli dengan lusinan cewek mantan gebetan maupun pacar Aga.

Seperti mendapat sebuah pencerahan, Aga berkata, “Naksir, ya? Kayaknya cocok tuh, sama lo.”

“Kak Aria, yang kalem itu bukan sih?” Suara Anya muncul lagi ke permukaan, membuat Annan melotot heran sambil membatin, Kalem darimana? Teriak-teriak mulu.

“Iya. Abang pernah cerita ke kamu emang, Dek?” tanya Aga.

“Kalem?” Akhirnya Annan menyuarakan pikirannya, hampir dengan nada tak percaya.

Anya dan Aga mengangguk bersamaan, membuat Annan geleng-geleng tak percaya.

Anya dan Aga mengangguk bersamaan, membuat Annan geleng-geleng tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N:

Akhirnya terjelaskan juga siapa annan siapa aga dan siapa anya semoga gak bingung lagi ya manteman

Bagi yang puasa, jangan bayangin mi instan oke?

tell me it's okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang