“Ya, waktu buat keputusan itu, apa alesan dianya mau udahan aja?”
Aga tampak berpikir. “Dia nggak bilang apa-apa. Dia nyuruh gua ngomong aja alasan gua, tapi dia nggak mau ngasih tahu alasannya sendiri.”
“Emang alasan lo apa?” tanya Annan sambil berpikir, kalau memang ini keputusan bersama, kenapa Aria nampak masih tak bisa move on begitu?
Aga lagi-lagi tampak berpikir. “Dia tuh, udah sama kayak Anya, gua anggep adik. Kayak, awalnya gua emang niat PDKT, tapi makin ke sini, ya, gua mikirnya kayak cocokan jadi abangnya.”
“How cliche!” teriak Anya sambil geleng-geleng kepala mendengar alasan abangnya menyudahi hubungan dengan perempuan.
“Ye, itu udah jujur dari hati terdalam tau.” Aga membela diri.
“Lo kok nanya soal Aria sih?” tanya Aga, heran. Biasanya Annan cuek dan tak peduli dengan lusinan cewek mantan gebetan maupun pacar Aga.
Seperti mendapat sebuah pencerahan, Aga berkata, “Naksir, ya? Kayaknya cocok tuh, sama lo.”
“Kak Aria, yang kalem itu bukan sih?” Suara Anya muncul lagi ke permukaan, membuat Annan melotot heran sambil membatin, Kalem darimana? Teriak-teriak mulu.
“Iya. Abang pernah cerita ke kamu emang, Dek?” tanya Aga.
“Kalem?” Akhirnya Annan menyuarakan pikirannya, hampir dengan nada tak percaya.
Anya dan Aga mengangguk bersamaan, membuat Annan geleng-geleng tak percaya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A/N:
Akhirnya terjelaskan juga siapa annan siapa aga dan siapa anya semoga gak bingung lagi ya manteman