☏ Kannan
☏ Aria
☏ other people3 Januari
23.34Incoming Calls
Kania“Apa, Kan?”
“Lemes banget.”
“Nggak, gua kepikiran Annan aja.”
“Kenapa lagi?”
“Tadi gua lagi keluar sama dia, terus nggak lama, dia kayaknya ditelepon Aga, atau saudaranya yang lain, intinya dia langsung panik dan bilang gini, ‘Ar, gua anter pulang, ya? Abis gini gua ada urusan, penting banget.’ sama muka-mukanya tuh, bener-bener panik. Gua bahkan nggak sempet mikir apa-apa dan langsung bilang aja ‘Udah gua bisa pulang sendiri kok, lo pergi aja.’ and I meant it.”
“...”
“Awalnya dia kayak masih berusaha nganter, dia bahkan sempet bilang, ‘Gua yang jemput, ngajak keluar, masa nggak mulangin?’ ya intinya gitu, tapi gua bilang nggak apa-apa deh, gitu.”
“Such a gentleman.”
“Kaaaannn.”
“Oke, oke, back to topic.”
“Dia nyariin gua taksi dan langsung pergi waktu gua udah masuk taksi. Gua kayak, khawatir aja. I know, mungkin bukan dia yang dalam keadaan urgent, tapi siapa pun itu, itu kayak nyakitin Annan banget.”
“Jatuh cinta sama Annan, eh?”
“Kania.”
“Gua gatel mau nanyain itu tahu.”
“...”
“Udah coba buat nelepon?”
“Belum, takutnya malah ngeganggu. Lo inget sendiri kemarin-kemarin yang nggak pernah diangkat itu.”
“Iya juga sih, tapi bukannya dia harus dapet support?”
“Gua bahkan nggak tahu dia kenapa, Kan.”
“Iya juga.”
“Ya udahlah, besok gua pikirin lagi.”
“Tidur, Ar. Jangan mikirin Annan mulu. He's gonna be okay.”
“Okay.”
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me it's okay
Conto"KAN, GILA LO TAHU NGGAK?" "..." "Gini, tadi tuh, Pak Bowo udah hampir aja ngelihat gua ketiduran." "..." "UNTUNG AJA BEL BUNYI." "Salah sambung." "HAH?" ©2018 | cover by @worteloren