butir keenam

2.9K 431 55
                                    

Jaejoong berdiri di ambang pintu ruang pribadi ayahnya, ingin jaejoong menghampiri sosok ayahnya yang tengah membaca buku dengan tenang. demi apapun ia merindukan sosok yang selama ini sudah ia anggap sebagai ayahnya meski pada kenyataannya ia hanya seorang anak angkat yang ibunya curi saat masih bayi dulu, jaejoong rindu pelukan hangat ayahnya.

Jaejoong berdiri memegang daun pintu ruang pribadi ayahnya, ia tidak memiliki keberanian untuk bermanja manja dengan sosok penuh hangat kim il gook lagi.

Jaejoong terhanyut dalam lamunannya hingga tak menyadari sosok yang sejak tadi berada di pikirannya kini sudah berdiri di depannya, menatapnya dengan tatapan teduh nan hangat.

" kenapa hanya berdiri disini, kau merindukan appa bukan." Kim il gook mengeluarkan suaranya yang berat dan penuh kelembutan pada putranya yang kini menatapnya dengan sendu.

Jaejoong tersadar kembali ke alam nyata, mengangguk lirih dengan tetesan air mata yang kini mulai membasahi pipinya yang chubby.

" appa....bogoshipposo..." Cicit jaejoong dengan suara bergetar menahan isakannya, sungguh jaejoong tidak bisa jika suatu saat nanti harus meninggalkan keluarga kim, baginya kim il gook tetaplah ayahnya dan kim hye jin tetaplah ibunya yang selalu mencurahkan kasih serta sayang yang tulus padanya yang tak mungkin bisa ia balas dengan hal yang sama, tanpa keduanya ia tidak akan mungkin bisa menjadi jaejoong yang sekarang. Kenapa dunia itu kejam, kenapa takdir kehidupan begitu menyakitkan, kenapa ia harus menjadi anak angkat keluarga kim, ia sungguh tidak bisa menerima kebenaran yang terungkap perlahan itu.

Il gook merasa terheran saat menyadari bahunya basah, putranya yang gigih dan penuh semangat kini menangis tanpa sebab, mungkinkah ia terlalu sibuk mengurus bisnisnya hingga putranya yang sangat ia sayangi kini begitu merindukannya.

Menepuk pelan punggung jaejoong yang bergetar il gook tertawa senang menikmati waktu kebersamaan dengan puteranya, putera tunggalnya yang teramat ia sayangi.

Jaejoong menghentikan isakannya meskipun air matanya masih lancang menetes. Menatap ayahnya dengan mata yang berair karena menangis, jaejoong tersenyum perlahan. " joongie sangat merindukan appa..."cicitnya dengan lirih, hatinya terasa sakit saat mengatakannya, akankah sosok il gook ayahnya akan tetap menyayanginya sepenuh hati seandainya kebenaran tentang dirinya terungkap, akankah kim il gook tetap menganggapnya sebagai puteranya. Hati jaejoong semakin teriris perih memikirkannya.

Il gook mengusap lembut air mata yang membasahi wajah jaejoong anaknya, terkekeh senang melihat penampilan puteranya dengan hidung yang memerah seperti badut. " Jangan menangis nak, appa tetap menyayangimu meskipun suatu saat nanti kita pasti akan berpisah....kau anak appa, permata hati appa dan eomma, joongie tidak boleh cengeng arrachi." Kalimat yang dikatakan il gook membuat tangisan Jaejoong pecah kembali, tidak tahukah kalau jaejoong sangat menyayangi ayah dan ibunya meskipun ia bukanlah anak kandung mereka berdua.

" appa...." Isak jaejoong dengan pilu.

Il gook merasa curiga dengan puteranya tetapi ia memilih untuk tidak bertanya, mungkin saja jaejoong hanya terlalu merindukannya yang sering bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnisnya dan kurang memperhatikan puteranya.











***



Jung heechul berubah histeris saat melihat box bayi di kamar khusus para bayi bayi di rumah sakit puteranya kosong, baru sejam lalu suster membawa puteranya yang baru lahir beberapa jam lalu ke dalam box bayi di depannya tapi kenapa sekarang bayinya menghilang.

Promise... In The Name of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang