butir dua puluh

2K 364 61
                                    

Jung yunho menekan pelatuk pistolnya, matanya semakin tajam menatap changmin yang diam tanpa perlawanan.

Mengingat siapa namja brengsek di depannya membuat yunho merasakan rasa sakit berkali-kali lipat, changmin adiknya dan kedua orang tuanya masih mengharapkan dapat bertemu lagi dengan anak mereka yang telah hilang.

Mengingat jaejoong yang harus menanggung akibat dari perbuatan bodoh adiknya membuat yunho marah, semua yang terjadi pada jaejoong tidak akan dapat kembali seperti semula.

" harusnya kau bertanya pada eomma dan appa kenapa kau bisa ada di panti asuhan sedangkan kami semua mencari keberadaanmu, eomma bahkan harus mengalami begitu banyak penderitaan karena kehilangan bayinya dulu, kau bahkan tidak tahu betapa menderitanya hidup kami karena terus memikirkan dimana kau berada. Tapi tidak aku sangka anak yang kami harapkan keberadaannya justru akan berwujud sepertimu monster bodoh yang paling aku benci sekarang, ada atau tidak adanya kau aku tidak peduli Lagi!!" Ujar yunho dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya, tatapan matanya begitu tajam seperti pedang yang paling tajam yang pernah ada, menghunus dengan tepat dalam jantung shim changmin yang kini kesulitan bernafas mendengar cerita singkat dari saudaranya.

Changmin membalas tatapan tajam yunho, ia tidak ingin percaya ucapan yunho tapi hatinya sekarang merasakan ketakutan sekaligus penyesalan, kenapa ia menjadi goyah dan lemah hanya mendengar cerita hyungnya.

" omong kosong!" Changmin mendecih tidak percaya.

Yunho menekan moncong pistolnya di dahi changmin, ia ingin sekali membunuh bajingan tengik di depannya tapi changmin adalah adiknya, ia bukanlah monster yang tidak memiliki hati dan tega menghabisi adiknya sendiri meskipun ia sangat ingin.

" aku benar benar membencimu shim changmin! Bagiku aku tidak pernah memiliki seorang adik sepertimu, aku menganggap adikku yang mungil dulu kini sudah mati!!!" Ucap yunho dengan kejam meskipun pegangannya pada pistolnya kini tampak bergetar.

Changmin menelan pil pahitnya sekarang, semua sudah terlanjur terjadi. " bunuh aku agar kau puas melampiaskan kebencianmu padaku hyung... " Changmin bergumam lirih dengan tatapan terluka.

Yunho menggertakan giginya, mudah sekali changmin berbicara seenteng itu padanya, brengsek.


Brakk~~~

Yunho melemparkan pistolnya kearah dinding ruang kerjanya, ia benar benar marah tapi ia masih mempunyai hati untuk tidak melukai adiknya sendiri.

" aaaaarrrgghhh!!!"

Brukkk praangg~~~

Berteriak sekeras kerasnya melampiaskan amarahnya, menghancurkan seluruh isi ruang kerjanya, membanting juga melempar barang barang yang ada di dalam ruangannya.

Rasanya sangat menyakitkan, sesak.

Changmin menatap yunho dengan tatapan penuh penyesalan, sekarang ia hanya bisa menyesal setelah semua perbuatan jahatnya yang telah ia lakukan pada jaejoong, pada hyungnya sendiri bahkan ia tega berniat menghancurkan keluarga kandungnya sendiri.

Setitik air mata menetes jatuh dari ujung mata changmin, bisa ia lihat betapa yunho sangat marah sekaligus terpukul karena perbuatan jahatnya.

" hyung, mianhae...." Cicit changmin yang merasakan penyesalan sekarang.

Yunho berbalik mendekati changmin setelah menghancurkan seluruh barang barang di dalam ruangannya, menatap manik kelam changmin yang juga serupa dengannya dengan penuh amarah, dendam sekaligus kekecewaan.

" permintaan maafmu tidak bisa membuat kedua kaki jaejoong kembali, simpan semua penyesalanmu itu sendiri!! " geram yunho dengan penuh emosi yang begitu menyakitkan.

Promise... In The Name of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang