butir duapuluh satu

2.1K 367 66
                                    

Senyumanmu adalah kekuatanku
Meski dunia ini berlaku kejam
Hanya di dalam senyumanmulah tempatku berlindung selamanya
Kehidupan ini menjadi indah
Dimana lagi akan aku temui surga seindah ini
Karena kaulah temanku berbagi cerita
Hidupku berjalan seiring detak jantungmu
Harapanmu kini menjadi doaku
Betapa ikatan diantara kita berdua tidaklah biasa
Karena jiwaku dan jiwamu telah menyatu
Inilah janjiku, bahkan jika aku mati sekalipun
Aku akan tetap hidup di dalam hatimu selamanya...








Yunho kembali menyuapi jaejoong dengan sesendok bubur pagi itu meskipun jaejoong kembali menolak menerima makanan apapun sejak kemarin.

Yunho mendesah lelah saat melihat jaejoong mengunci rapat mulutnya, jaejoong harus makan setidaknya sesendok bubur agar lambungnya tidak bermasalah.

" kau harus makan jae..." Ucapnya dengan lembut.

Jaejoong memalingkan wajahnya kearah lain, ia benci saat harus di kasihani seperti ini. Yunho merasa kasihan padanya dan itu membuat hatinya semakin terluka.

" Aku tidak lapar, bawa keluar makanan itu." Gumam jaejoong dengan ketus.

Yunho meletakan mangkuk bubur diatas meja kecil samping ranjang jaejoong, menyendok bibir tersebut ke dalam mulutnya sendiri menghadirkan kerlipan bingung dari sepasang do eyes jaejoong yang memandangnya.

Yunho menarik dagu jaejoong, menyerang bibir pucat jaejoong dengan sebuah lumatan yang dalam, jaejoong cukup gelagapan menerima serangan dadakan dari yunho, matanya membulat sempurna.

"Mmpph~~" Jaejoong mendesah tertahan, memukul bahu yunho yang mendekapnya.

Mencubit pelan nipple jaejoong dari balik pakaian rumah sakit, yunho segera mendorong masuk bubur tersebut ke dalam mulut jaejoong menggunakan lidahnya.

Yunho melepaskan lumatannya setelah memastikan bubur tersebut berhasil masuk ke dalam lambung jaejoong, meraup oksigen sebanyak banyaknya mata musangnya menatap jaejoong yang merona meski samar.

" makan buburmu atau aku akan melakukan hal seperti tadi dengan suka rela agar kau mau menelan makananmu!" Ancam yunho terdengar sungguh-sungguh, jangan lupakan raut datar wajahnya yang membuat jaejoong bergetar melihatnya.

" aku akan makan buburnya. " sahut jaejoong dengan cepat, dadanya kembang kempis setelah mendapatkan lumatan yunho yang jujur saja sangat ia sukai, sudah lama ia tak menyecap lidah manis yunho di dalam goa hangatnya bukan.

Yunho tersenyum senang, memberikan mangkuk bubur diatas pangkuan jaejoong, tidak lupa ia berdiri dengan terus mengawasi jaejoong berjaga jaga namja cantik itu agar tidak membuang buburnya.

Jaejoong mengerucutkan bibirnya dengan kesal, ia seperti seorang anak kecil sekarang, perhatian yunho berlebihan. Ya meskipun ia menyukai segala bentuk perhatian yunho padanya.

" aku akan menghabiskan buburnya jadi pergilah, aku tidak mau jadi korban kemesumanmu lagi." Sungut jaejoong dengan kesal melihat yunho berdiri melipat tangannya di depan dadanya dengan mata yang terus mengawasi pergerakan jaejoong.

Promise... In The Name of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang