butir ketiga

3.9K 488 32
                                    

Happy reading~~~













Jaejoong berjalan memasuki gedung Jung corps dengan kosong, tak ada tujuan apapun selain hanya ingin bertemu dengan yunho walau hanya sesaat untuk menenangkan hatinya yang benar-benar kacau.

Para karyawan Jung corps memandang jaejoong yang berdiri di tengah lobi perusahaan dengan tatapan kosong, sebagian ada yang langsung menggunjingkan tentang penampilan jaejoong yang seolah baru di terjang badai dadakan. Celana jeans putih yang jaejoong pakai tampak kotor dengan noda noda tanah menempel di area lutut celana jeansnya, air matanya tak mau berhenti meskipun sudah berulang kali jaejoong mencoba menghentikan laju air matanya.

Jaejoong menatap hampa lobi gedung Jung corps, air matanya mengalir semakin deras mencari keberadaan yunho diantara ratusan karyawan Jung corps yang tampak sibuk berlalu lalang di lobi pagi itu.

Choi siwon manager di jung corps yang kebetulan baru keluar dari ruangan arsip perusahaan segera berlari menghampiri jaejoong yang berdiri dengan menangis sendirian tanpa adanya seorang karyawan pun yang mencoba bertanya pada pemuda manis yang tampak kacau itu.

" apa yang terjadi padamu jaejoong, dimana yunho?" Siwon bertanya dengan khawatir.

Jaejoong menggeleng pelan menjawabnya, ia merasa malu untuk bertemu dengan yunho sekarang, ia sadar kalau seluruh karyawan Jung corps memandanginya dengan tatapan remeh mereka tetapi ia tak peduli.

Siwon segera mengeluarkan ponselnya, mendial sang presdir yang sepertinya masih sibuk meeting pagi ini.

Tuuut

" katakan pada yunho turun ke lantai dasar S.E.K.A.R.A.N.G!!!" Ujar siwon cepat dengan tajam dan penuh penekanan pada xi luhan asisten jung yunho yang tengah memegangi ponsel sang presdir yang sepertinya masih sangat sibuk untuk meeting pagi itu.

Siwon berdecak kesal setelah menutup panggilannya, menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, siwon segera menggiring jaejoong untuk duduk di sofa yang tersedia di dekat meja resepsionis.

" duduklah, sebentar lagi yunho datang." Ucap siwon pelan pada jaejoong yang sama sekali tak merespon ucapannya.

Siwon lalu melirik sadis kearah empat yeoja berwajah menor yang sejak tadi menatap jaejoong dengan tidak suka. " kembali bekerja atau kalian akan kehilangan pekerjaan!" Ancam siwon dengan sadis kepada empat yeoja yang bekerja sebagai resepsionis di jung corps.

Dengan serempak keempat yeoja itu langsung tertunduk dan saling menyibukan diri dengan pekerjaan masing-masing, tak ingin gegabah dengan terus menatap kim jaejoong yang berpenampilan memalukan atau mereka berempat harus mempersiapkan diri kehilangan pekerjaan mereka.

Kurang dari lima menit yunho sudah turun ke lantai dasar, kaki panjangnya berlari menghampiri siwon yang duduk menemani jaejoong yang duduk melamun di sofa tunggu lobi.

" apa yang terjadi?" Tanya yunho dengan nafas menderu karena berlarian, ia langsung meninggalkan ruang rapat tanpa pikir panjang sesaat setelah luhan memberitahunya kalau siwon menghubunginya dan suaranya terdengar sangat khawatir.

Siwon melirik jaejoong yang masih duduk diam dengan pandangan kosong menatap lantai, yunho mengerti, memandang siwon agar namja berlesung pipi itu segera pergi meninggalkan mereka berdua.

Yunho duduk di sofa tinggal di depan jaejoong sesaat setelah siwon pergi, matanya tajam memperhatikan penampilan jaejoong yang jauh dari kata baik-baik saja, penampilan jaejoong yang biasanya selalu rapi dan memukau kini tampak berantakan dengan noda noda tanah menempel di bagian lutut celana jeans yang di pakainya, air mata jaejoong masih mengalir meskipun pemuda manis itu tak mengeluarkan suara isakannya meski lirih.

Promise... In The Name of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang