butir duapuluh dua

1.9K 356 39
                                    

Changmin duduk dengan gelisah di dalam mobilnya, Ia bimbang apakah pergi menemui jaejoong atau tidak. Rasanya ia tidak memiliki keberanian untuk bertemu jaejoong setelah apa yang telah ia lakukan kepada namja cantik itu yang sama sekali tak bersalah apapun padanya.


Changmin memicingkan manik bambinya saat melihat mobil yang ia ketahui milik kim il gook dan jung hangeng keluar dari tempat parkir rumah sakit, berarti jaejoong tidak ada yang menemani saat ini, changmin mengangguk yakin. Saatnya untuk menemui jaejoong bermaksud meminta maaf meskipun ia tahu permintaan maafnya tidak akan mungkin di terima.

***

Yunho membenarkan letak selimut jaejoong setelah kekasihnya meminum obatnya dengan patuh, mengusap lembut punggung tangan jaejoong yunho berganti menatap doe eyes jaejoong yang masih redup.

" besok kau sudah boleh pulang, aku ingin selalu menemanimu tidak peduli ahjusshi dan ahjumma kim melarangku, aku ingin setiap saat bersamu joongie..." Ujar yunho pelan dengan tulus dan tanpa keraguan sedikitpun, ia sudah memikirkan segalanya secara masak masak, tidak ada yang bisa memisahkannya dengan jaejoong meskipun bumi terbelah menjadi dua sekalipun.

Hati jaejoong bergetar mendengarnya, ia tidak menyangka kalau yunho sangat sangat mencintainya seperti halnya dirinya yang terlalu mencintai yunho.

" tapi....bagaimana denganmu, apa kau tidak merasa terbebani dengan kondisiku yang sekarang..." Lirih jaejoong dengan menahan kesedihannya.

Yunho menggeleng, mengecup dalam punggung tangan jaejoong. " tidak, sudah aku katakan berulang kali seperti apapun kondisimu aku akan tetap bersamamu..." Jawab yunho dengan sangat yakin.

Jaejoong tersenyum lirih mendengarnya, ia bahagia di saat sulit seperti ini ada yunho yang selalu di sisinya.

" gomawo... " gumamnya dengan haru.

Yunho bergumam menjawabnya, mengecup kening jaejoong dengan dalam dan penuh perasaan.

" sekarang tidurlah, aku harus ke ruangan dokter kim dulu untuk membicarakan kepulanganmu besok.." Yunho membenarkan letak bantal jaejoong, pandangan keduanya beradu kembali dan di akhiri dengan sebuah kekehan malu diantara keduanya.

" Jangan lama-lama... " Jaejoong memegangi lengan yunho yang hendak melangkah pergi.

Yunho tersenyum mendengarnya. " hanya sebentar, kau tidur lah dulu..." Ujar yunho meyakinkan jaejoong yang seolah merasakan takut melihatnya hendak pergi.

Jaejoong mengangguk pelan, memandang kepergian yunho dengan sendu sebelum menghela nafasnya dengan panjang.

Jaejoong mulai merasakan efek obat yang diminumnya, matanya terasa berat dan kelopak matanya menutup perlahan-lahan.



Ceklek~~~

Suara knop pintu kamar rawat jaejoong membuat namja cantik yang baru pulas tertidur kini membuatnya membuka kedua kelopak matanya secara paksa, jaejoong pikir yunho yang datang.

Jaejoong memicingkan matanya untuk memperjelas pandangan matanya yang sedikit buram karena bangun tidur.

" yun, kau sudah selesai?" Cicit jaejoong dengan bingung karena namja di depannya justru berdiri agak jauh dari ranjangnya.

Karena penasaran jaejoong mau tak mau berusaha bangun dari posisi berbaringnya walaupun sangat sulit, meringis pelan merasakan kedua pahanya berdenyut nyeri karena bergesekan dengan selimut yang menutupi nya.

" yunho, kau kah itu?" Jaejoong bertanya dengan penasaran, lampu yang padam membuatnya kesulitan untuk mengenali sosok namja yang diam berdiri tak jauh dari ranjangnya.

Promise... In The Name of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang