Dia Rapuh Tanpanya

5.2K 512 30
                                        

Sejak kecil Yoongi hidup dengan limpahan kasih sayang dari semua orang. Harta dan kemewahan juga senantiasa mengiringi langkah Yoongi. Ditambah lagi kecerdasan otaknya mampu membuat ia menjadi kesayangan semua anggota keluarganya.

Namun kebahagiaan tak selalu datang padanya. Sebuah keadaan mengharuskannya selalu menyakiti saudara kembarnya walau tanpa ada kesengajaan.

"Seandainya aku bisa memohon pada Tuhan, aku akan meminta pada-Nya untuk tak menghadirkanku di dunia ini."

Yoongi duduk di atas lantai lagi. Masih dengan sebuah bingkai foto yang berada dalam pelukannya, Yoongi mencoba mengulas kenangan masa lalunya. Terkadang ia akan tersenyum, tapi juga saat kenangan buruk muncul, bibir itu akan melengkung ke bawah.

"Aku janji, Tae. Kalau kau pulang, aku tak akan pernah lagi menyakitimu."

Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar. Yoongi butuh sebuah sandaran saat semua orang mencemoohnya.  Yoongi butuh sebuah vitamin untuk menambah kadar semangatnya. Menunggu adik kembarnya pulang walau kenyataan itu sangat kecil.

Jasad Kim Taehyung sampai saat ini belum kami temukan. Padahal kami sudah mengerahkan tim penyelam.

Kedua tangan Yoongi menutup rapat daun telinganya saat suara-suara dari masa lalunya kembali menggema. Wajah para penyelamat yang tampak pasrah terbayang di otaknya. Yoongi ingin sekali melenyapkan segalanya. Namun kenyataannya semua itu tak henti mengganggu pikirannya.

Kemungkinan besar jasad Saudara Kim Taehyung telah menjadi mangsa ikan paus.

PRANK!

Yoongi menepis kasar gelas yang ada di atas nakas. Perasaan nyeri itu kembali datang dan rasanya semakin menyakitkan. Ia yakin adiknya suatu saat akan pulang. Namun apa Tuhan mengizinkannya untuk bertatap wajah dengan sang adik jika waktu untuknya hanya terbatas?

"Taelion ... pulanglah."

***

Keheningan mengisi suasana kamar Kyungsoo dan Yuri. Kedua orang paruh baya itu tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sebuah beban baru kembali bertumpu pada mereka.

Kyungsoo menghela napas kasar. Ditatapnya wajah sang istri dengan lekat. Keduanya tengah dilanda kebimbangan.

"Aku takut Taehyung akan kembali pada keluarga aslinya jika kita pindah." Yuri mengungkapkan kegelisahannya.

Sama halnya dengan sang istri, Kyungsoo pun merasakan kecemasan dan kegelisahan. Selama tujuh tahun ini kasih sayang mereka terbagi untuk kedua anaknya. Semenjak kehadiran Taehyung, kehidupan mereka jauh lebih baik. Bahkan Jungkook mampu bangkit dari keterpurukan.

"Aku tak akan membiarkan mereka merebut Taehyung dari kita, Yeobo. Aku tak ingin Jungkook kembali kehilangan dunianya."

Sebuah kejadian pahit di masa lalunya membuat keduanya bertindak egois. Tanpa peduli mereka sangat terpukul atas hilangnya Taehyung.

Kehadiran Taehyung bagaikan cahaya di tengah gelapnya malam. Kyungsoo dan Yuri tak mau cahaya satu-satunya untuk Jungkook pergi.

***

Jimin membuka kelopak matanya. Pemuda berambut sehitam arang itu merenggangkan otot-ototnya yang masih kaku. Matanya melirik pada jam dinding di atas nakas.

Baru jam 9 malam, hm. Jimin mengalihkan pandangannya ke belakang.

Mata sipitnya membola saat tak mendapati seseorang di sisi ranjangnya. Ia mendudukkan tubuhnya. Tangannya mengucek kasar kedua matanya. Jantung pemuda itu berpacu kian cepat seakan ia baru saja melakukan lari maraton puluhan kilometer.

IF YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang