Taehyung merasa canggung berada di antara orang yang ia anggap asing. Pemuda itu masih berada di kamar Yoongi. Ia membawa sebuah mangkuk berisi bubur untuk sang kakak kembar.
"Kau harus makan, Yoongi-ssi. Setelah itu kau minum obatmu."
Yoongi mengeratkan cengkeramannya pada selimutnya. Hatinya sakit. Sang adik bersikap layaknya orang asing padanya. Pemuda pucat itu menatap adiknya dengan pandangan terluka. Namun ia berusaha menguatkan hatinya. Bersabar menunggu Taehyung kembali padanya.
"Taelion," panggil Yoongi lirih.
Taehyung hanya berdehem pelan. Hal itu membuat Yoongi kembali mengurungkan niatnya untuk membuka suara. Pemuda itu menunduk saat Taehyung kembali mengangsurkan satu sendok bubur.
"Yoongi-ssi ... buka mulutmu. Kau baru menghabiskan 3 sendok saja."
Yoongi menggeleng. Mendadak napsu makannya menurun karena sikap yang ditunjukkan adiknya. Yoongi memalingkan wajahnya. Enggan menatap Taehyung.
"Yoongi-ssi--"
"AKU KAKAK KEMBARMU KIM TAEHYUNG!" sentak Yoongi.
Yoongi merasa hatinya semakin tercabik. Ia dipaksa mengemis cinta dari adiknya sendiri. Jika memang ini hukuman untuknya, pemuda itu tak sanggup. Sejak bayi -- bahkan saat keduanya berbagi rahim yang sama -- Yoongi tak pernah berpisah dengan adiknya. Ke mana pun mereka pergi, keduanya selalu bersama.
"Kau lebih memercayai orang asing itu dibanding aku? Kakak kembarmu sendiri?" Napas Yoongi memburu. "Tujuh tahun aku menunggu kepulanganmu. Bahkan di saat semua orang menganggapku gila karena keyakinanku akan kembalinya dirimu!"
Jimin yang berada di samping Yoongi mulai menampakkan raut cemas. Emosi Yoongi yang memuncak akan berakibat buruk untuk kesehatannya. Ia menatap Taehyung sekilas. Ia bisa melihat sepupunya yang tetap diam. Pandangannya tampak sayu.
"Pulanglah, Hyung. Aku tak mau Yoongi Hyung sakit lagi," pinta Jimin. "Dan aku harap kau berjuang untuk mengingat segalanya."
Jimin kembali memokuskan perhatiannya pada Yoongi. Ia meminta sepupunya untuk berbaring. Yoongi pun hanya menurut meskipun tatapannya tetap mengarah pada saudara kembarnya.
Kini Yoongi merasakan kesakitan yang luar biasa. Bukan sakit fisik yang selama ini menemani hidupnya. Namun hatinya yang sakit. Terluka dan sulit disembuhkan.
"Y-Yoongi--"
"Langsung pergi saja, Hyung. Jangan keluarkan suaramu jika hanya menuai luka di hati Yoongi Hyung."
Taehyung menelan salivanya sulit. Perkaaan Jimin mampu membuat hati Taehyung nyeri. Matanya berkaca-kaca. Pemuda itu ingin memeluk kakaknya, tapi keadaan memaksanya untuk mundur. Taehyung akhirnya melangkah pergi meninggalkan Yoongi.
"A-Aku ... maafkan aku, Yoongi."
***
Jungkook meletakkan 3 benda asing di atas ranjang milik Taehyung. Sejak ia tahu kakaknya nekat pergi, Jungkook semakin frustrasi. Pemuda itu memutar otak untuk menahan Taehyung lebih lama di sisinya. Satu ide gila pun tercetus.
Cklek!
Jungkook tersenyum tipis. Ia pun memasang wajah sedatar mungkin. Mencoba memperlihatkan sisi lemahnya. Taehyung membuka pintu kamarnya.
Wajah Taehyung tampak lesu. Perasaannya sangat kacau setelah bertemu dengan Yoongi. Namun Jungkook tak memedulikannya.
"Dari mana saja, Taetae Hyung?" Suara Jungkook terdengar dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/148140881-288-k40543.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
FanfictionHidupku terasa sempurna meski dalam kesederhanaan. Keluargaku merawatku dengan limpahan kasih sayang. Namun aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Aku merindukan seseorang tapi terasa asing bagiku. Copyright 2018