Apa Kau Bahagia, Magnae? (FF Spesial Jeon Jungkook)

3.1K 243 24
                                    

Menjadi magnae dalam sebuah keluarga, bagi banyak orang memiliki banyak keuntungan. Yang termuda akan selalu menjadi objek kasih sayang anggota keluarga lain.

Termasuk Jeon Jungkook, pemuda asal Busan yang terlahir menjadi magnae di keluarganya. Selama 17 tahun Tuhan memberinya kehidupan, Jungkook selalu berhasil meraup sejuta kasih sayang dari ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Prestasinya sangat membanggakan baik dalam akademik maupun non akademik. Jungkook merupakan putra kebanggaan di sekolahnya.

Namun segala kesempurnaan yang melekat di hidupnya seakan diambil paksa. Sebuah cobaan datang padanya. Melenyapkan semua angan dan melunturkan senyum yang selama ini tercipta di bibirnya.

Kanker Hati.

Enam bulan yang lalu penyakit itu bersemayam di tubuh Jungkook. Tak ada yang tak menangis mengetahui fakta menyakitkan itu. Yoongi, si sulung bahkan tak mau melepas pelukannya pada tubuh atletis Jungkook. Di saat semua tenggelam dalam isakan, Jungkook hanya diam. Tatapannya kosong. Hatinya seakan terbelah. Baginya, hidup sempurna yang dimiliki olehnya telah lenyap.

Apa ini hanyalah bentuk kasih sayang karena kelemahanku ini? Semua orang memerlakukanku seperti berlian yang mudah hancur....

Jungkook mengangkat pandangannya ke atas. Langit tampak begitu cerah, dihiasi oleh awan putih. Angin berembus menerbangkan helaian rambut merah Jungkook.

Sejak vonis itu, perlakuan keluarganya terasa beda. Tak sedikit pun dari mereka berniat membuat hati Jungkook sakit.

"Aku memang bahagia terlahir menjadi magnae dan disayang semua orang," Jungkook membenarkan letak syal yang melingkar di lehernya, "tapi percuma jika aku sebentar lagi mati!"

Pasokan oksigen yang menyuplai paru-parunya seakan menipis. Dadanya sesak jika mengingat semua perlakuan keluarganya lantaran ia terlahir rapuh.

"Aku ingin hidup puluhan, bahkan ratusan tahun lagi, Tuhan."

Jungkook menunduk saat air matanya kembali turun. Dengan kasar ia menyeka cairan bening itu. Suasana hatinya tak pernah sekacau ini sebelum mendengar sebuah vonis dari dokter tadi pagi.

'Saya sudah angkat tangan, Tuan. Putra bungsu Anda sudah berada di titik terbawahnya. Sel kanker yang bersemayam di hatinya sudah menyebar sampai ke paru-paru dan jantungnya. Persentase hidupnya tak akan melebihi 50%'

Jungkook mengayuh kursi rodanya cepat. Emosinya sedang tak stabil. Mendengar kata mati membuat keoptimisan dalam dirinya terjun bebas. Melewati setiap koridor rumah sakit sendiri tanpa pengawasan. Meski banyak perawat yang mencoba menghentikan aksi Jungkook, tapi pemuda itu tak peduli. Hingga di belokan ke kanan, Jungkook tak bisa menghentikan kursi rodanya.

Jungkook jatuh tersungkur. Kepalanya membentur tembok di depannya. Beberapa perawat pun dengan sigap membantu Jungkook. Dibantu oleh dua orang dokter, tubuh Jungkook yang tampak semakin kurus dibaringkan ke atas brankar.

Kuharap kali ini penderitaanku lenyap...

***

Harapannya tak terkabul. Mata bulat itu kembali mampu terbuka. Ada 3 pemuda lain dan seorang pria paruh baya menatap Jungkook dengan tatapan lega. Si sulung --Jeon Yoongi-- mencium kening Jungkook dengan segenap rasa cintanya. Disusul kedua adiknya yang lain --Jeon Taehyung dan Jeon Jimin-- juga Namjoon, ayah dari ketiga bersaudara itu.

Jungkook melengkungkan bibirnya ke bawah. Ia sudah frustrasi menghadapi kerasnya dunia. Segalanya terasa berat untuk ia jalani. Tak ada satu pun yang mengerti hatinya. Rasa putus asa itu sudah tumbuh sejak lama. Terbukti ia sudah menjadi tahanan rumah sakit selama 6 bulan belakangan ini.

IF YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang