Hampir Terbukti

3.5K 473 72
                                    

"Yoongi-ya, coba lihat ... Appa bawa apa?"

Kedua anak yang tengah asyik menonton kartun sontak menoleh. Seorang pria setengah baya datang dengan membawa sebuah boneka Kumamon di tangannya. Si anak bernama Yoongi menatap pria itu dengan tatapan berbinar. Anak laki-laki 7 tahun itu mengulurkan kedua tangannya untuk meraih boneka favoritnya itu.

"Ucapkan apa pada Appa-mu ini?" tanya Suho lembut.

"Terima kasih, Appa," balas Yoongi. Anak itu sibuk memeluk boneka yang seukuran dengan tubuh kecilnya.

Suho pun tersenyum senang. Ia mengusak lembut rambut kehitaman Yoongi, tanpa menyadari ada anaknya yang lain yang menatapnya sedih.

"Appa? Mana boneka singa untuk Taelion?"

Suho menoleh. Dalam hati ia merutuki sifat pelupanya. Bagaimana bisa ia lupa membelikan anaknya yang lain hadiah?

Dengan lembut Suho mengangkat tubuh kecil anaknya yang lain -- Kim Taehyung -- untuk duduk di sampingnya. Pria tampan itu mencium kening anak itu, lalu menggumamkan kata maaf padanya.

"Maafkan Appa-mu yang pelupa ini, Tae. Appa lupa memberikanmu hadiah. Kau memaafkan Appa kan?" tanya Suho lembut.

Kim Taehyung adalah anak yang polos dan selalu mudah untuk memaafkan seseorang, anak itu hanya mengangguk pelan. Meski rasa kecewa menggelayuti hatinya, namun rasa sayangnya pada sang ayah mengalahkan segalanya.

"Bagaimana kalau hadiahnya diganti dengan jalan-jalan ke Lotte World?" tanya Suho.

"Ada permen kapas?"

Suho mengangguk. "Tentu. Taelion boleh meminta apa pun."

***

Air matanya menetes saat mengingat masa lalu kelamnya. Wajah suram itu terus membayangi hati dan pikirannya. Setiap tangisannya mampu meluluhlantakkan seluruh hidupnya.

Suho memukul kasar dadanya. Semua berawal dari kesalahannya   bersama sang istri di masa lalu. Kehilangan menjadi hukuman seumur hidup bagi mereka. Duka itu terus mengikuti ke mana Suho melangkah.

"Jika dulu aku adil, aku tak akan kehilanganmu, Tae," lirih Suho.

Di balik pintu, sang istri menangis dalam diam. Keadaan hatinya tak jauh beda dengan Suho. Melihat kepergian Taehyung dan terpuruknya Yoongi merupakan kehancuran untuk ibu sepertinya.

Dunia seakan memusuhi mereka. Seumur hidup, Suho dan Hyena tak pernah mencecap kebahagiaan yang sebenarnya.

Semua berawal dari sebuah cobaan yang dititipkan melalui Yoongi. Setelah itu muncul cobaan yang lain. Dada Hyena semakin sesak jika mengingat kejahatannya di masa lalu pada Taehyung.

"Jebal Tae ... maafkan Eomma-mu yang jahat ini."

***

Yoongi berjalan-jalan di sekitar area komplek perumahannya. Pemuda yang kini tampak tampan dengan balutan sweater dan beanie abu-abu itu sesekali menghirup udara pagi yang menyejukkan. Meskipun rasa dingin masih setia memeluk tubuh kurusnya, tapi pemuda itu tak pernah mengeluh.

"Dulu kita sering berlarian lewat sini ya, Tae," gumam Yoongi.

Senyuman tipis terukir di bibir pucatnya. Pemuda itu sedang mengulang kisah manisnya dengan sang saudara kembar. Ia melakukan apa pun yang dulu untuk meluapkan rasa rindu yang membuncah di hatinya.

"Dulu kita sering bermain ayunan di sini kan, Tae." Yoongi menaiki sebuah ayunan yang berada tak jauh dari mansion-nya. "Kau selalu bersemangat mendorong ayunanku."

IF YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang