Twenty Three (23)

7 2 0
                                    


Pukul 00.07 AM.
Rara terbangun dari tidurnya, dia mendengar ada yang mengetuk jendela kamarnya.

"KNOCK.. KNOCK..KNOCK.." suara ketukan itu lama-lama menjadi keras.

Dengan jantung yang berdebar dan juga penasaran Rara memberanikan diri untuk membuka jendela kamarnya.

"Kreeek.." suara jendela itu membuat bulu kuduknya merinding.

"Siapa?.." ucap Rara dengan nada pelan.

"Drrrt.. Drrrt.. Drrrt.." ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dia kenal.
Dengan kaki yang berat dia melangkah kearah ponsel sedari tadi terus bergetar.

"Yeobseyo?.." Dia mengangkat telfonnya. Tapi tidak ada jawaban.
"Yeobseyo?.. Ini dengan siapa?.." lagi-lagi tidak ada jawaban.
"YEOBSEYO?!.. TOLONG JAWAB!" tidak ada jawaban lagi.. Tapi tiba-tiba ada suara musik menyeramkan dari ponsel itu.
"TOLONG JAWAB INI SIAPA?! KENAPA MELENFOLKU DITENGAH MALAM SEPERTI INI?.. JAWAB!" tangannya kini terasa lemas, dia juga keringat dingin, dan detak jantungnya sekarang tidak normal.
"JAWABLAH!" tidak ada jawaban lagi, tapi suara musik menyeramkan itu semakin keras.
"YAAAAAAAA!!!!!!...." Rara melempar ponselnya dan masuk kebawah kolong tempat tidur.

Tapi suara musik itu masih berbunyi, dan itu sangat menghantui Rara. Diapun mencari ponselnya kembali dikolong tempat tidur. Dengan tangan yang gemetar dia mencopot baterai, juga SIM Cardnya dan melemparnya lagi keatas tempat tidur.

Suara musik menyeramkan itu sudah berhenti. Angin malam ini sangat kencang, dan berhembus kedalam kamarnya. Dia segera berlari kearah jendela dan menguncinya.

Rara mengatur nafasnya.
"A.. Aku tidak percaya ini.. Apa yang terjadi padaku?.." Belum selesai bicara ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Rara?.. Rara?.. Apa yang terjadi padamu? Rara buka pintunya.. Rara?!" suara dari luar pintu.

"AYAH?!" Rara segera membuka pintu kamarnya.

"Rara?.. Kau?.." Rara segera memeluk Ayahnya.
"Tenanglah, dan bicara pada Ayah. Apa yang terjadi padamu."

BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang