Twenty Five (25)

14 1 0
                                    

Didalam kelas Jeonghan sedang berunding dengan Nam Seul.

"Jadi kau tinggal membeli.." Jeonghan belum selesai bicara Hansool dan Min Joon datang ke kelas.

"Maaf.. Kami terlambat." kata Min Joon sambil menundukkan badannya, begitu juga dengan Hansool. Setelah itu mereka menuju bangku mereka masing-masing.

"Hansool? Kenapa kau bisa bersamanya?" tanya Saeron, namun Hansool hanya diam dan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.
"Ya! Kenapa kau tidak menjawabnya..."

.
.
.

"Nam Seul?.. Nam Seul?.." Jeonghan melihat Nam Seul yang tiba-tiba melamun.
"Nam Seul? Kau tidak sakitkan?"

"Uhm.. Tidak, aku tidak sakit." jawab Nam Seul.

.
.
.

Semua siswa datang KeAula makan untuk Makan Siang.

"Nam Seul? Apa kau sudah benar-benar sembuh? Kau tidak mau memakai kursi rodamu lagi." tanya Saeron sembari makan.

"Aku merasa sudah sembuh." jawabnya singkat.

"Oh ya, Aku duluan ya.." ucap Hansool sebelum pergi.

"Aku juga ingin kekamar mandi sebentar." Nam Seul juga pergi.

"Kenapa mereka?" Saeron bertanya-tanya.

.
.
.

Nam Seul memang tidak ingin kekamar mandi, itu hanya alasannya saja. Sebenarnya dia ingin pergi kekolam renang.

"Nam Seul?" suara itu menghentikan langkahnya.
"Nam Seul?.. Apa kau tahu Hansool kemana?"

"Sunyeol?.. Uhmm.. Aku tidak tahu, Aku pikir dia tadi pergi ingin menemuimu."

"Baiklah kalau tidak tahu, Aku akan mencarinya lagi." sunyeol kembali melajutkan mencari Hansool, sedangkan Nam Seul pergi menuju kolam renang.

Memang belum terpisah cukup jauh, Nam Seul mendengar seorang yang sedang batuk-batuk. Diapun menoleh kebelakang dan melihat Sunyeol yang sedang tergeletak dilantai.

Nam Seul segera berlari walaupun belum secepat seperti saat dia masih sembuh dulu.

"Sunyeol?.. Sunyeol?.. Kau kenapa?.. Sunyeol?..?" Nam Seul menepuk-nepuk pipi Sunyeol.

Saat itu tidak ada siswa ataupun petugas sekolahan yang sedang lewat disana, karena lorong itu memang jarang dilewati.

.
.
.

Kembali DiAula makan, Myungho sedari tadi heran dengan sikap Rara yang tidak seperti biasanya.

"Kau tidak makan?" tanya Myungho. Rara hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa karena kejadian kemarin? Rara?.."

"Aku ingin ke kelas." Rara pergi menuju kelas.

Didalam kelas Rara sangat kebingungan, entah apa yang harus dia lakukan. Dia menuju bangkunya dan tertidur.

Sekitar 15 menit dia tertidur, Rarapun bangun dan ingin pergi kekamar mandi untuk membasuh wajahnya yang masih mengantuk.

Sampai didepan pintu kelas dia mendapat telfon dari nomor yang tidak dikenal.

"Yeobseyo?" dia mengangkatnya, tapi tidak ada jawaban, dan lagi-lagi suara musik menyeramkan itu kembali terdengar.
"AAAA!!..." Rara berteriak dan melempar ponselnya.

"Aku pikir kau wanita yang sangat anggun, ternyata kau ini wanita yang sangat buruk ya.." Kata seorang wanita yang sedang lewat dengan wajah yang tertutup rambut panjangnya.

"Siapa kau?!" tanya Rara, dia juga masih menahan rasa takutnya.

"Kau ketakutan? Kau ingin menangis?... HAHAHA... anak manja sepertimu pasti akan menangis." wanita itu tidak memperlihatkan wajahnya.

"Pergi dari sini! PERGI!!.. AAAA!!..." Teriak Rara.

~~~~~~~~~

"Rara?.. Kau baik-baik saja?" Myungho membangunkan Rara yang sedang tidur sambil berteriak.

"Myungho?!.. A.. Aku bermimpi."

"Tenanglah.. Aku pergi kekelas dan melihatmu sudah dalam keadaan seperti ini." ucap Myungho.

"Aku rasa apa yang kau bicarakan waktu itu benar. Myungho?.. Aku merasa ada yang sedang mengawasiku akhir-akhir ini."

"A.. Apa?!.."

.
.
.

BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang