Twenty Six (26)

4 1 0
                                    


Hansool berjalan menuju Rooftop, disana sudah ada Min Joon yang menunggunya sejak tadi.

"Kau yakin tidak ada yang mengikutimu kesini?" tanya Min Joon.

"Ya, Aku yakin tidak ada yang mengikutiku."
"Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan?" tanya Hansool kembali.

"Aku sangat butuh bantuanmu.. Aku tahu kau yang paling dekat dengan Nam Seul. Uhmm.. Soal kecelakaan yang menimpanya waktu itu.. Aku belum bisa bicara padanya."

"Aku tahu kau bukan pria yang suka mengingkari janjinya, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengulur-ulur janjimu itu. Bahkan sampai Nam Seul sembuhpun kau belum bisa bilang padanya."

"Haaah... Begini, Aku belum menemukan situasi yang tepat untuk bicara padanya. Jika bisapun, Aku takut jika Nam Seul akan benci dan menjauh dariku."

"Bukan hanya kau saja Min Joon! Tapi Aku!,,, Aku! Juga akan kena, Yah disini Aku juga salah.. Aku tidak bilang pada Nam Seul sejak awal. Karena Aku percaya padamu, Aku yakin kau yang akan mengatakannya sendiri."

"Tolong bantu Aku, aku sudah menemukan pelangiku lagi. Dia yang akan membantuku untuk keluar dari gelapnya hidupku sejak 3 tahun yang lalu."

"Aku mengerti, tapi jika Nam Seul akan bertindak seperti itu, itu juga haknya untuk marah padamu, dan itu juga sudah akan menjadi resikomu. Aku harap kau cepat ambil keputusan, dan segera bicara padanya, Aku tidak suka melihatnya terus penasaran setiap malam. Rasanya Aku ingin mengatakan itu padanya,,, Nam Seul?.. Aku harap dia akan selalu baik-baik saja." Hansool menghela nafas dan tetesan air mata jatuh karena sudah tidak bisa terbendung lagi.

"HAAH!!.. AKU SANGAT BODOH! BODOH SEKALI!.. Aku harap hal seperti ini tidak akan terjadi padaku lagi."

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa yang mereka bicarakan?.. Joon-hyung? dan Wanita itu.. Kenapa menangis?.. Hah! Fikiranku sudah sangat kacau. Tidak ada hal positif yang terfikir diotakku sekarang ini." Min Hyuk mengintip mereka dari kejauhan.

.
.
.

"Drrrt.. Drrrt.. Drrrt.." Hansool mendapat telfon dari Nam Seul.

"Ya Nam Seul? Ada apa?" jawabnya.

"Eonni? Apa kau bisa ke Rumah sakit sekarang? Sunyeol.. Dia.. Cepatlah kesini."

"Baiklah, kau bisa kirim alamatnya?"

"Ya, akan Aku kirimkan." mengakhiri telfonnya.

.
.
.

Dirumah sakit...

"Sunyeol?.. Aku tidak menyangka kau sakit separah ini."
"Apa yang akan terjadi pada Eonniku nanti jika Dia mengetahui hal ini?!"

"Nam Seul?.. Kita tunggu diluar saja yah.. Sunyeol sedang istirahat, dia nanti pasti akan segera siuman." Jeonghan menuntun Nam Seul keluar dari ruang rawat Sunyeol.

"Dia sudah Aku anggap seperti kakakku sendiri, Aku bahkan tidak tahu kalau dia sakit seperti ini sudah lama." Nam Seul masih belum berhenti menangis.

"Yaah.. Aku mengerti itu." Jeonghan menepuk-nepuk pundak Nam Seul.
Tak lamapun Hansool datang.

"Dimana Sunyeol? Aku ingin bertemu dengannya."

.
.
.

Didalam ruang rawat Sunyeol, Hansool masih tidak percaya jika Sunyeol mengidap penyakit tumor otak.

Hanya kesedihan dan juga tangis yang mengisi ruangan itu. Tak ada yang dapat bicara lagi, mulut mereka sudah terkunci dengan apa yang terjadi, benar-benar sangat mengejutkan. Dibalik sifat Sunyeol selama ini yang sangat ramah dan juga termasuk siswa yang aktif, mempunyai sakit yang sangatlah tidak sepele ini.

"Apa kalian bisa tinggalkan kami berdua disini?.."

"Ya, tentu saja." Nam Seul dan juga Jeonghan keluar dari ruangan.

.
.
.

"Aku tidak suka kau seperti ini! Kenapa kau tidak bilang padaku sejak awal?! Apa kau sengaja ingin membuatku sedih seperti ini Sunyeol?.. Sunyeol? Kau harus sembuh, kau sudah janji padaku, KAU AKAN SELALU BERSAMAKUKAN?! KAU HARUS SEMBUH SUNYEOL... Apa kau tega melihatku menderita seperti ini?" Hansool mengatakan semua yang membuatnya sedih. Namun Sunyeol masih terbaring dengan bantuan Alat medis. Meski begitu Sunyeol bisa merasakannya, didalam matanya yang sedang terpejam ada Air mata yang menetes dari samping matanya.

.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang