Dua.

10.2K 915 72
                                    

(Namakamu) belum bangun dari tidurnya, hari ini hari minggu, tapi ia berniat menghabiskan waktu libur nya di kamar saja.

Ibu nya mengetuk pintu beberapa kali, "(Nam), udah bangun belum?"

Hening, tidak ada sahutan dari dalam karna gadis ini masih tertidur. Maya-selaku ibu nya, membuka pintu yang ternyata tidak dikunci oleh anaknya, "(Nam), udah siang! Wake up!"

(Namakamu) menggeliat, mata nya menyipit lantaran silau nya cahaya matahari, ternyata ibunya yang membuka gorden jendela, "Bu, masih ngantuk tau!"

Maya mendengus, "HEH! Perawan tuh bangun nya pagi!"

(Namakamu) berdecak, "Iya! Itukan cuma buat yang masih perawan,"

Maya terbelak, ia mencubit kecil lengan (Namakamu), "Apa kamu, bilang? Terus kamu udah ngga--

"Sakit," Rengeknya. "Masih lah, enak aja!"

"Abis kamu ngomong nya, gitu!"

(Namakamu) memproutkan bibirnya, "Bercanda, doang!"

"Hm," Maya berkecak pinggang, "Kamu harus anter ibu, shopping!"

(Namakamu) membelakan matanya, ia menggeleng kuat, "No!"

"DUH! Ayo dong, nanti ibu belanjain deh, ada diskon gede gedean, tau!"

(Namakamu) menghela, ia ingin menghabiskan hari minggu nya dengan tertidur, tapi sungguh. Menyebalkan sekali ibu nya ini. (Namakamu) sendiri sebagai anak nya sangat tidak peduli dengan penampilan, "Tetep, nggak mau!" (Namakamu) menarik selimut nya kasar sampai menutupi wajah,

"Kamu, nih! Anak orang tuh pada seneng kalo di ajak shopping, kamu malah nolak mentah-mentah!"

"Aku, beda!" (Namakamu) merengek, "Udah, ibu sana! Aku mau tidur,"

Maya tersenyum meremehkan, "Apa, mau ibu potong uang jajan nya?" Ancam nya.

(Namakamu) menganga di dalam selimut nya, ia bangkit dari tidur nya dengan membuka kasar selimut nya, lalu berlari ke kamar mandi, "TUKANG, NGANCEM!"

Gimana mau nolak? Kalau ibunya sudah mengancam ingin memotong uang jajan ia kalah, (Namakamu) kan suka jajan, kalau tidak ada makanan apapun di dalam lemari es pribadi nya, ia akan sangat galau. Apalagi jika tidak punya uang,

Maya terkekeh sambil menggeleng lalu berjalan keluar kamar, menunggu anaknya yang sedang bersiap-siap,

-oOo-

(Namakamu) menguap, "Masih lama ngga, sih?" Ia merengek, sudah sangat lelah seperti nya, hampir satu jam ia berkeliling,

"Sebentar, (Nam)! Ini cocok ngga sih sama, ibu?" Maya menunjukan baju putih bermodel, sangat menarik menurut nya. Cantik, ada sedikit motif bercak di bagian dada,

"Ngga, tau!" Ketusnya,

Maya menghembuskan nafasnya kasar, menaruh kembali baju yang ia pilih tadi lalu berjalan mengajak (Namakamu) keluar dari toko, "Mau, makan dimana?"

Seketika mata (Namakamu) berbinar, memang itu yang ia mau, ia belum makan sama sekali semenjak pergi, karna ibu nya yang ingin buru buru, memburu diskon. "Terserah, cacing aku udah pada demo nih, ayo!"

Sampai ditempat yang diinginkan, ia memesan makanan nya, ibunya hanya minum saja. Butuh waktu dua puluh menit untuk menunggu (Namakamu) makan, gadis itu makan banyak hari ini,

"Udah, jalan lagi, ya?" Maya sudah berdiri dari tempat nya, ia akan berburu diskon lagi dengan semangat,

DUH! Bahkan nasi nya belum turun keperut, dasar ibu-ibu diskon,

(Namakamu) masih duduk sambil memasang wajah sedih nya itu. "Ck, ibu!" Maya menghela nafas pasrah, lalu duduk kembali.

(Namakamu) membuang nafas lega, ia terkekeh melihat wajah kesal ibu nya, pandangan nya ter-arah ke pintu masuk, tepat sekali ada Iqbaal dan seorang perempuan berhijab coklat, memasuki restoran.

Benalu? Aih, sama pacarnya!

Tidak mau diketahui keberadaan nya (Namakamu) langsung menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya,

"Kenapa?" Maya bertanya heran,

"Hayu, keluar!" Ia menarik lengan ibunya untuk keluar, ia tidak ingin liburan nya diganggu oleh pria itu,

Maya mengerutkan dahi nya, bingung. Seolah berkata kalo anaknya ini laper galak kenyang bego,

Oke, itu jahat! G,

Belum sampai ditoko baju. (Namakamu) izin untuk ke toilet sebentar dan dijawab anggukan oleh ibunya. Ibunya menunggu dikursi luar dekat restoran,

Tiga menit di dalam kamar mandi. (Namakamu) hanya merapihkan tataan rambutnya dan menyisir nya menggunakan jari tangan, di rasa sudah rapih ia keluar dari toilet,

Baru saja ingin berbelok, ia dikejutkan dengan suara berat. Sial pria itu lagi, "Kalo udah jodoh mah, ngga bakal ke mana!" Katanya, sambil tercengir.

(Namakamu) menggeram, "Ancur hari minggu gue, kenapa lo mulu si!"

"Dimanapun lo, gue bakal ada. Kan kita dekat dihati." Sambil kedipin satu matanya, Iqbaal terkekeh, bahkan dia geli sama ucapan nya barusan,

"Bisa ngga si, gausah ganggu hidup gue! Benalu tau ga si, lo."

Iqbaal mengangkat kedua alisnya,"Lah, siapa yang ganggu hidup lo, lo aja kali yang merasa jadi peran utama kalo lagi deket gue!"

(Namakamu) geram, ia menginjak kaki Iqbaal dan meninggalkan Iqbaal yang sedang memasang wajah selengean nya. "Dia barusan ngapain, si?

-oOo-

Jakarta, 16 mei 2018
Revisi, 29 maret 2019.

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang