(Namakamu) datang terlambat hari ini, ia berlarian disepanjang koridor karna sudah telat sepuluh menit. Sebelum memasuki kelas, ia mengintip terlebih dahulu lewat jendela. Ternyata belum ada guru, kelas masih ramai layaknya pasar,
(Namakamu) memasuki kelas, duduk dan menghempaskan tas nya dengan kasar tepat disebelah Salsha sambil mengatur nafas nya,
"Eh, biasa aja dong!" Salsha terkejut, pasalnya dia sedang serius memainkan ponsel nya. Salsha menatap (Namakamu) intens. "Tumben lo telat, gue kira ngga masuk gara-gara kecapean kemarin, trus ini? Kenapa mata lo sembab gini..., habis nangis kan lo pasti? Kurang ngajar, siapa yang bikin lo nangis? Bilang sama gue, gue udah susah payah buat lo bahagia, dia seenaknya bikin lo nangis! Siapa coba, ngomong!?" Ketus nya,
Hari ini berbeda jauh dari sebelum nya, mata sembab dan rambut yang berantakan. (Namakamu) persis seperti monster gembel. Ia terkekeh. "Apaan, deh! Biasa aja,"
"Serius!" Kesal nya, "Iqbaal, ya?" Salsha menodongkan jari telunjuk nya,
"Apaan? Ko bawa-bawa nama gue?" Tanya Iqbaal yang baru saja memasuki kelas bersama Aldi. "EH! muka lo jelek amat dah, kenapa? Lo nangis?" Lanjut nya, sambil memegang dagu (Namakamu),
"E-engga! Nangisin apaan coba gue? Orang ini di pipisin kecebong," Elaknya,
Aldi tertawa, "Baru tau gue, di pipisin cebong bisa bikin mata sembab!"
Salsha menodongkan jari telunjuk nya pada Iqbaal, "Lo, ya?!"
"H-HAH? Emang gue ada ngapain dia?" Iqbaal berseru tidak terima
"Seriusan? Semalem lo dimana?" Tanyanya, Salsha menoleh pada (Namakamu), "Lo semalem pulang sama siapa, (nam)?"
"I-iqbaal,"
Salsha terbelak, "GILA!"
Iqbaal mendelik, "Emang kenapa, sih? Suka-suka dia pulang sama siapa aja! Bebas,"
"Lo apain, (Namakamu)?!" Gertaknya,
Aldi melerai, "Cha, udah-udah!"
"Ngga, Di!"
(Namakamu) menarik Salsha untuk menjauh dari Iqbaal, "Sal, udah. Gue ngga papa,"
"Semalem?" Iqbaal kembali teringat dengan kejadian semalam. Ia menatap (Namakamu) bersalah. "Lo nangis karna semalem? (Nam), kan gue udah minta maaf, gue ga bermaksud ninggalin lo dijalan ko semalem, gue khawatir sama Zidny soalnya,"
Salsha terbelak, lalu mendorong bahu Iqbaal. "GILA! BEGO! Dia cewek, Bal. Kalo sampe kenapa-napa gimana?!
"Apaan, sih? Bukti nya sekarang dia sehat, kaga ada yang lecet,"
"Ya, untungnya! Kalo sampe terjadi, emang lo mau tanggung jawab? BEGO!"
"EH! Mulut lo," Iqbaal geram,
"APA? Kalo tau (Namakamu) pulang sama lo semalem, gue nggak akan izinin! Cowok, brengsek!" Salsha berucap panjang lebar, mereka menjadi tontonan gratis kali ini. Ia menghadap (Namakamu), "Lo juga, (nam)! Ngapain sih masih mau pulang sama, dia!"
(Namakamu) diam tidak menjawab, ia sendiri pun tidah tahu mengapa bisa sebodoh itu,
Iqbaal menatap jengkel ke arah Salsha. "Berisik lo, dia aja ngga ngomel tuh! Kenapa lo yang repot? Lagian kan dia sendiri yang mau turun dijalanan, gue ngga nyuruh, cuma nawarin!"
"Udah, Bal. Dia cewek," Lagi, Aldi melerai,
Nafas (Namakamu) tercekat mendengar ucapan Iqbaal. Kan lo juga yang paksa gue pulang bareng.
(Namakamu) memilih beranjak dari duduk nya lalu pergi keluar kelas, kemanapun.
"Mau, kemana?" Tanya Salsha dan mengikuti kepergian (Namakamu),
"Jengkel gue lama-lama sama cewek, alay banget, heran!" Kesal Iqbaal sambil menggebrak meja,
Aldi melirik tidak suka ke arah Iqbaal, "Yang dibilang Salsha tuh bener, lo bego ninggalin cewe dijalanan malem-malem,"
"Y-ya terus, kenapa?"
"Mikir lah, otak di ketek si lu!"
"Kaya pernah mikir aja lo!"
Aldi terkekeh sinis, "Seengganya gue masih punya hati, ga kaya lo!"
-oOo-
"Sal, harusnya lo biasa aja tadi, gue juga ngga apa, lagian!"
"Bukan apa-apa ya, (nam). Gue kesel lah, dia gampang banget bikin orang nangis! Asal lo tau ya, (nam). Lo sedih, gue juga sedih. Tapi kalo lo mati ya.., gue party." Ucap Salsha sambil memamerkan jajaran giginya,
"HEH!" (Namakamu) menjitak gemas kepala Salsha sambil terkekeh,
"Cakep, gitu dong ketawa, udah ah lupain yang tadi, gue lagi pengen pempek nih, lo traktir ya?"
"Oke deh, bolos pelajaran nih?" Tanya nya.
Salsha terkekeh, "Pak Ugi ngga ngajar kali, dia kan abis sunat kemarin."
"Oh, yaudah. Eh tapi dia beneran sunat emang nya?" (Namakamu) bingung,
"Kalo dia udah masuk nanti, lo bilang gini 'pa liat anu nya dong' gitu, lo buktiin dah, udah sunat apa belom?"
(Namakamu) tertawa. "Boljug, siap deh!"
Salsha tersenyum dalam diam, ia senang bisa membuat (Namakamu) tertawa kembali, padahal tadi habis melewatkan kejadian yang menyebalkan,
"(NAMAKAMU), SALSHA!"
Dua gadis ini terkejut, karna telinga nya ditarik dari belakang, saat menoleh. Ternyata itu pak Ugi, sedang menatap kedua nya garang.
"EH! Pak lepasin dong, sakit tau!" Rengek Salsha,
"DUH, aduh duh, duh!" (Namakamu) meringis. "Pelan-pelan aja pak, jangan napsu!"
"kalian ngapain diluar, mau bolos, ya? Ngomongin saya yang engga engga lagi, sana berdiri dilapangan." Perintah pak Ugi.
"Yaudah lepasin dulu jeweran nya! Etdah, ya. Sakit bapak!" Pinta Salsha dan dilepaskan oleh pak Ugi,
(Namakamu) mengelus telinga yang terkena jeweran, "hm, pak?" Panggilnya,
"Kenapa? Mau protes kamu?" Tegas nya.
(Namakamu) menggeleng, "Engga ko," Ia menggaruk tengkuk nya, "Cuma mau liat anu.., bapak udah sunat apa belum? Hehe,"
"(NAMAKAMU)!"
Kedua gadis itu tertawa dan berlari meninggalkan pak Ugi yang sudah tersulut emosi. Sebelum nya (Namakamu) berteriak. "MAAP PAK, DISURUH SALSA!"
"Keren, (nam)!" Salut Salsha.
"Anjing, seru! Ajaran lo, Sal." Ucap nya bangga dan masih berlari disepanjang koridor.
Salsha tertawa geli,
"Udah tua ko baru sunat,"
Bruk.
"DUH! Sorry," Seru (Namakamu), setelah melihat orang yang tertabrak, ekspresi nya menghilang, datar.Iqbaal berdiri dari duduk nya, "Jalan pake mata!" Tegas nya dan berlalu pergi. Entah, Iqbaal sekarang malas mengobrol dengan (Namakamu) begitupun sebaliknya,
"Ada juga jalan pake kaki, idiot!" Sorak Salsha.
"Lemes banget,"
-oOo-
Jakarta, 9 juli 2018
Revisi, 1 april 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/148438715-288-k385935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [END]
Hayran Kurgu"Yang sudah jadi milikku tidak akan bisa menjadi milik siapapun, apalagi jadi milikmu."