Hari ini hari senin, upacara sudah di mulai sejak lima belas menit yang lalu. Namun (Namakamu) baru saja tiba di depan gerbang yang sudah di tutup oleh satpam,
Karna takut di hukum dan di ketahui keberadaan nya oleh satpam dan guru yang biasa nya berkeliling. (Namakamu) mengumpat di balik dinding tinggi sebelah gerbang, ia sedang memikirkan bagaimana caranya masuk tanpa diketahui,
"Duh, gimana nih?" (Namakamu) bermonolog. "Yakali gue manjat tembok, udah kaya Salma sama Nathan aja!"
"Telat?"
(Namakamu) menoleh dan mendapati Iqbaal yang sedang bersandar pada tembok besar, sama sepertinya. "Ngapain, lo?"
"Nyender,"
(Namakamu) memutar bola matanya, malas, "Ngapain ada di sini?!"
"Berdiri?" Ujarnya, lebih ke bertanya,
"Lo, telat juga?"
Iqbaal bergidik, kesal. "Udah tau, nanya!"
"Terus ngapain disini? Kenapa ngga masuk aja sana, gih! Hush," Usirnya.
Iqbaal bersedekap dada, "Gue tanya balik, ngapain lo disini? Kenapa ngga masuk aja?"
(Namakamu) gugup, "G-gue, ngga mau di hukum, lah!"
"Oke, gue temenin lo,"
(Namakamu) menaikan kedua alis nya, "Temenin, disini?"
"Iya, disini sampe pulang," Iqbaal naik turunin alis nya. "Oh, atau lo mau gue ajak jalan-jalan?"
(Namakamu) membelakan matanya, "BOLOS GITU MAKSUD LO?"
Iqbaal membekap, "Ssstttt, jangan berisik, lo mau kita ketauan? Terus di seret masuk!"
(Namakamu) menghempaskan lengan Iqbaal, "Bau, rokok!" Lalu, mengusap mulut nya kasar, "Ngga, lo aja sana!" Lanjutnya.
Iqbaal terkekeh, "Sorry, abis megang rokok, tapi ngga ngerokok, ya. Cuma pegang doang,"
"HAH! Basi,"
Iqbaal tersenyum menggoda, "Jadi lo marah, kalo gue ngerokok?"
"Ngga, tuh!"
"Yaudah, yu?"
(Namakamu) berusaha melepaskan lengan nya yang terus di tarik oleh Iqbaal, tapi tidak bisa, tenaga pria itu sangat kuat, "Mau kemana si, Bal?!"
-oOo-
Setelah ditarik paksa dan diajak pergi dari lingkungan sekolah. (Namakamu) sampai ditempat tujuan-nya, EH! Lebih tepat nya tujuan Iqbaal, sih.
"Taman?" (Namakamu) bertanya meremehkan, setelah keduanya duduk di kursi panjang,
Iya. Iqbaal mengajak nya ketaman. Disini sepi, karna masih jam sekolah, anak anak TK yang selalu mengunjungi taman ini pun kemungkinan sedang bersekolah. "Suka, ngga?"
(Namakamu) menggeleng, "Biasa aja, udah sering,"
"Kali ini, beda!"
"Beda apanya? Taman mah gini-gini doang, Baal. Ngga asik!"
Iqbaal tersenyum jail, "Jelas beda, sekarang lo sama gue ke sini nya, kali pertama loh, (Nam)!"
(Namakamu) memutar bola matanya, malas. Toh inikan dipaksa, kalo tidak juga ia tidak akan mau, kan?
"Lo, udah sarapan?" Tanya Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [END]
Fanfiction"Yang sudah jadi milikku tidak akan bisa menjadi milik siapapun, apalagi jadi milikmu."