Delapan.

7.5K 810 28
                                    

Hari sudah menjelang sore, sekolah sudah dibubarkan sejak siang tadi, tetapi (Namakamu) dan Salsha baru saja pulang. Kedua nya berjalan menuju halte, untuk menunggu angkutan umum.

"(Nam), lo berani?" Salsha menghentikan langkah nya membuat (Namakamu) ikut berhenti dan menoleh ke arah Salsha.

(Namakamu) menautkan alisnya, tidak mengerti. "Berani?"

"Banyak cowok," Seru Salsha sambil menunjuk para kumpulan pria yang tidak jauh darinya.

Memang, jika sudah menjelang sore banyak kumpulan pria asal sekolah sebrang yang sedang berkumpul, tidak jarang mereka menggoda beberapa gadis yang melewatinya,

"Ngapain takut? Dia juga makan nasi, kan?" (Namakamu) lanjut berjalan di ikuti Salsha disebelah nya.

Salsha mendelik, "Duh, gaya banget ya! Mbak nya,"

Sebenarnya Salsha tidak pernah digoda oleh kumpulan pria itu, ia mengetahui kelakuan pria pria itu dari gosip yang beredar,

Bener saja, setelah keduanya melewati kumpulan para pria hidung belang itu, banyak yang menggoda nya sambil bersiul siul.

"Cantik, ko baru pulang?"

"Pulang bareng abang mau ga, neng?"

"KAU BIDADARI, jatuh dari surga..," Sambil menggenjreng gitar nya, "Tepat di bool ku, EAK!"

Salsha membelakan matanya, APA-APAAN?!

"Ngga boleh sombong," Ujarnya, mengingatkan, "Barang siapa yang sombong, ngga akan dapet BH murah,"

Salsha membelakan matanya lagi, "DUH! (Nam), cepetan jalanan nya! Omongan nya pada ngelantur,"

"Iya-iya,"

"Swety, sini swety!"

(Namakamu) mendengus kesal sambil berjalan, "Swety, swety! Emang gue pampers bayi apa!?"

Semua yang ada disitu tertawa karna jawaban (Namakamu). Tapi Salsha gemas dan mencubit pelan lengan (Namakamu) lalu berbisik, "Ngga usah di ladenin, bisa?"

"Emang kenapa, sih? Kesel gue lama lama, pada banyak bacot!"

Salah satu dari kumpulan pria itu menghampiri (Namakamu) dan Salsha lalu menarik lengan kedua nya untuk mendekat, kedua nya secara bersamaan langsung menepisnya kasar,

"Neng, motor abang kosong, nih!"

(Namakamu) memberi tatapan tajam nya kepada pria kribo di hadapan nya ini. "APA?! Mau minta duit bensin? Minta aja sama emak lo,"

Lagi lagi mereka tertawa mendengar jawaban nyeleneh (Namakamu). Tetapi gadis itu terus berjalan di ikuti Salsha disebelah nya yang juga sama geram nya,

Namun, pria kribo itu tidak berhenti mengejar kedua nya.

"Nomer telfon bisa kali?" Pinta pria kribo itu, Salsha melirik (Namakamu) yang sedang menghembuskan nafas nya kasar,

Salsha berbisik, "Jalan terus, (nam)!"

"Gue ngga pegang, HP!" (Namakamu) sedikit membentak pria di hadapan nya.

"HEH! Ngapain lo?" Iqbaal yang baru saja datang, langsung memberi pukulan pada kepala pria kribo itu.

Bastian Bintang, spesies macam Iqbaal dan Aldi juga, sekolah tetangga SMA Trikora. Bastian mengenali kedua gadis ini sebenarnya, tapi kedua gadis ini tidak mengenal nya, ia mengetahui (Namakamu) karna gadis itu teman Salsha, ia mengetahui Salsha karna gadis itu kekasih Aldi teman dekat nya.

Bastian berdecak, "Jangan ganggu dong, Baal. Lo cari yang lain sana!"

"Jangan godain dia, bangsul!" Kesal Iqbaal sambil melirik ke arah (Namakamu). "Lo ngapain, masih disini? Udah sana pulang," Iqbaal mengusir kedua gadis itu,

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang