Tiga belas.

6.8K 763 95
                                    

"Jadian sama gue, ya?"

UHUK,

Uhuk,

Iqbaal memberikan nya minum, "Lo, ngga papa, (nam)?"

"Ngga papa,"

"Alhamdulilah,"

(Namakamu) mendongak, "Bal?"

Iqbaal tersenyum manis, "ya?"

"Lo, ngga lagi bercanda kan? I-ini seriusan?"

Iqbaal terdiam beberapa menit, menatap lekat wajah (Namakamu), kemudian tertawa cukup keras. "Ya kagak lah, ngapain juga gue nembak lo! Ngarep, lu ya!"

ANJING! (Namakamu) mengumpat kesal dalam hati,

(Namakamu) ingin pulang sekarang juga, mood nya langsung turun drastis. Sebenarnya (Namakamu) ingin menjawab 'iya' tapi untung tidak jadi. Ia tidak terima di permainkan seperti ini, sampai-sampai tersedak dua kali pula, tapi ia berusaha acuh dan melanjutkan pembicaraan nya.

Masih dengan tawa nya. "Sorry, (nam)! Latihan doang tadi tuh, muka lo tegang banget, anjir!"

(Namakamu) mengangguk kecil, "Oh,"

"Gue naksir sama Zidny, btw."

"Zi-dny?" (Namakamu) mengulangi nama nya, ia seperti tidak asing dengan nama itu.

Iqbaal mengangguk mantap. "Iya, yang sering komen di instagram lo sama gue, inget kan?"

"Oh, iya!" Dan (Namakamu) ingat sekarang, gadis yang ia tidak suka itu, ternyata Iqbaal mengenal nya? Dan apa katanya? Naksir?

"Gue baru kenal dia beberapa bulan yang lalu sih, dia itu baik, cantik, anggun dan ngga galak kaya lo!"

Sumpah. Mendengar Iqbaal memuji gadis lain ia ingin segera menendang Iqbaal, kalo perlu di tenggelemin dilautan, biar di makan ikan teri.

(Namakamu) mendengus, "Baik? Tapi pas gue posting foto lo, dia kaya jutek gitu komen nya, gue ngga like ah!"

"Itu tanda nya dia cemburu sama lo, dan dia sayang sama gue!" Iqbaal membenarkan. "Oh ya! Menurut lo, dia cocok ngga sama gue?"

NGGA COCOK, ANJING, sama nurrani aja, gidah! Ikhlas ko gue, Batin (Namakamu) mengumpat, "Emang, dia mau sama lo? Muka kaya kaleng gini! Haha,"

"Sekate-kate lo kalo, ngomong!"

"HEH! Lo tuh cocok nya sama nurrani! Jangan sama jitni, deh." Sama gue juga, boleh! Katanya mengutarakan batin nya.

Iqbaal memutar bola mata nya malas. "Zidny bukan Jitni, lagian nurrani mah istri sah nya Iqbaal ex cjr, gue gamau jadi pebinor!"

"Serah lo, deh! Tapi menurut gue si lo lebih cocok sama dia!" (Namakamu) terkekeh.

"OH HOHO! Gue tau nih," Iqbaal mengayunkan jari telunjuknya,

(Namakamu) mengerutkan dahinya, "Paan?"

Iqbaal tertawa, "Lo cemburu, ya? Kalo gue suka sama Zidny?"

(Namakamu) yang sedang mengaduk-aduk minuman nya, terhenti. Ia mendongak menatap Iqbaal, ia ingin berteriak di depan wajah Iqbaal mengatakan. IYAAAAA! GUA CEMBURU SETAN, PEKA NGAPA SI LU.

(Namakamu) tertawa hambar, ia tidak tahan mengobrol dengan Iqbaal, ia tidak tahan ingin menjambak rambut Iqbaal, ia ingin pulang dan mengunci diri di dalam kamar. Tapi itu terlalu alay menurut nya, bukan dia banget.

(Namakamu) beranjak dari duduknya, di ikuti Iqbaal. "Mau kemana?" Tanya Iqbaal, kedua nya berhadapan.

(Namakamu) menatap lekat wajah Iqbaal. Ia melihat ke arah rambut, hidung, telinga, bibir, mata, dan terakhir bawah, BUKAN! BUKAN yang ditengah, bawah lagi, kaki maksud nya. Iya, itu! (Namakamu) menimang-nimang, yang mana, ya?!

Setelah nya ia tersenyum sinis, mendekatan wajah nya dengan wajah Iqbaal. Iqbaal menautkan alis nya, bingung. (Namakamu) melirik bibir Iqbaal yang berwarna pink, DUH! plis, jangan nyosor disini. Menggoda banget, sialan!

AH! (Namakamu) memiringkan kepala nya, dan. "AWHHH!" Iqbaal berteriak karna telinga nya di gigit oleh gadis sialan itu sementara gadis itu sudah berlari keluar warung,

Iqbaal menggeram tertahan. "(Namakamu)! Gue kira dia pengen nyosor, tau gitu tadi gue aja yang nyosor duluan!" Desis nya.

Dan Iqbaal baru tersadar kalau dia menjadi pusat perhatian sedari tadi. Ia tersenyum kikuk, dan berlari ke luar warung, sebelum nya ia meletakan selembar uang seribu di atas meja.

-oOo-

(Namakamu) menghentikan taksi, setelah berhenti. Ia masuk dengan tergesa gesa. "Pak, jalan buruan!"

Sang supir menoleh, "Ke mana, neng?"

(Namakamu) mendengus kesal, "Jalan dulu aja, buruan pak!"

"Iya, siap. Neng!" Supir taksi itu keluar dari mobil nya. Dan berjalan menjauh tidak tahu mau kemana,

(Namakamu) menepuk dahi nya, ia berdecak lalu membuka kaca mobil, "PAK? MAU KEMANA?"

Sang supir berjalan mendekat, "Nganu.., tadi kan disuruh jalan, ya? Sama neng-nya,"

(Namakamu) geram, "DUH! Maksud saya jalanin ini lho! Mobil nya, bukan bapak yang jalan, gimana sih?"

"Oh, gitu ya? Neng." Angguknya, sambil tersenyum ramah

"Hm, buruan ya!"

Sang supir mengangguk mantap, "Siap,"

Taksi belum sama sekali melaju, gadis ini panik saat mendengar Iqbaal meneriaki nama nya dengan kesal,

"GASPOL, PAK!"

"Gaspol teh naon? I'm henteu understand neng."

(Namakamu) menganga, ia menghela nafas sambil memejamkan mata nya. "Sabar, (nam)!"

"(NAMAKAMU) ANDIRAA!"

"DUH! Tancep gas, pak!" Ujar nya greget, Iqbaal berlari ke arah taksi miliknya,

"Siap-siap, neng!"

"(NAMAKAMU)!! SETAN LAH!!" Iqbaal meneriaki nya, setelah mobil melaju dengan cepat,

"Lo, setan!" Kesalnya, padahal Iqbaal jauh disana, sudah pasti tidak akan mendengar,

Supir taksi itu tersenyum kikuk. "Yah, marah sama saya, ya?"

(Namakamu) mengerutkan dahinya, "Eh, marah?"

"Barusan, ngatain saya setan.."

(Namakamu) meringis, "Eh, maaf, ya? Bukan ke bapak, tadi saya itu.., ngatain om-om pedofil tuh, yang barusan neriakin nama saya, iya! Hehe."

Sang supir mengangguk mengerti, "Oh, kirain neng, hati hati ya neng kalo sama om-om pedofil!"

(Namakamu) mengangguk, sambil terkikik geli, ia bahkan lupa bahwa tadi hati nya sedikit kacau.

Nih supir, gagal paham mulu dari tadi, kerja lembur bagai kudaq kali ya.

-oOo-

MINAL aidzin wal faidzin readers ku! Mohon maaf lahir batin, ya?

Maap banget kalo banyak salah sama kalian, aku sadar ko kalo aku ini menjengkelkan HAHAHAHAH. suka jarang update gitu, maapin lah ya. Kan lebaran nih,

DAH! SEE u NEXT PART.
jangan banyak banyak makan ketupat, btw. Sisain sodara kalian!

Jakarta, 24 juni 2018
Revisi, 1 april 2019

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang