Tujuh belas.

6.6K 753 39
                                    

Gadis ini tertidur sangat nyenyak sambil memeluk guling kesukaan nya. Ia menggeliat dan terbangun kala lampu dikamar nya tiba tiba padam.

"Eh, mati lampu?" Gumam nya yang setengah sadar.

Gadis itu berjalan keluar kamar untuk menemui ibunya. Saat sedang melangkah, ia mendengar suara seseorang sedang meringis,

"Siapa?" (Namakamu) bermonolog. "IBUUUU SINI KE KAMAR (NAMAKAMU) BU..," Teriak nya.

(Namakamu) takut gelap, ia semakin takut karna tadi mendengar suara seseorang entah siapa itu, padahal dikamar ini hanya ada ia seorang. Seketika lampu kamar nya menyala, ia bernafas lega. (Namakamu) yang sebelumnya berada diambang pintu tersentak kaget dan terjatuh ke lantai karna ada seseorang yang membuka kencang pintu nya dari luar.

"Aduhhh, sakit." (Namakamu) meringis.

"EH! (Namakamu)?"

"AH! Lo, gimana si!"

"Gagal, bego!"

"Itu bangunin (Namakamu) nya, anjir."

Seseorang membantu nya berdiri. Ia Rafto. Gadis ini mendongak menatap orang orang yang membuat kebisingan tadi.

(Namakamu) menganga, astaga jam berapa sekarang? Ia menoleh ke arah jam dinding nya, sekarang tepat pukul dua belas malam. Sudah berganti hari. Dan sekarang adalah tanggal 27 Desember.

Disini ada Salsha yang sedang memegang kue ulang tahun berukuran sedang. Aldi. Irzan. Ojan. Angga. Rafto dan teman lama nya Steffi. Tapi.. kurang Iqbaal,

Mereka tercengir kikuk, karna sudah membuat (Namakamu) jatuh, tapi sebenarnya itu bukan salah mereka, salah kan pintu saja sudah.

Oke, mereka sudah lama tercengir hingga gigi mereka kering, langsung saja semua nya memekik kompak.

"Happy birthday, (Namakamu) andiraa!!"

"Happy birthday, (Namakamu). Happy birthday, (Namakamu). Happy birthday, happy birthday..., happy birthday (Namakamu)!!" Mereka bernyanyi kompak.

"Ya ampun, thankyou everyone!" (Namakamu) memikik senang sambil meng-elus elus pantat nya.

"Btw (Nam), tadi yang lo injek tangan gue!" Kesal Angga.

"Ngapain lo masuk kamar gue? Macem macem ya, lo!?"

"Nih gue didalem sama anak curut." Ucap nya menujuk Rafto "Jagain lo, takut dibawa dedemit kalo gelap." Lanjut nya

(Namakamu) membelakan matanya, dedemit apaan?

"Yaudah lah (Nam), kebawah yu?" Ajak Steffi.

Kemudian. Mereka membawa (Namakamu) ke ruang tamu yang memang dekat dengan kolam renang. (Namakamu) yang dituntun pun menurut saja.

"Ayo, mulai tiup lilinya." Pinta Ojan

"Enak aja, ntar dulu lah." Sahut Salsha. "Nyanyi dong, (Nam)."

"Nyanyi apaan?" Tanya nya.

"Jambrud!" Seru Irzan.

(Namakamu) mengangguk dan memulai bernyanyi, dikuti yang lain nya sambil berjingkrak jingkrak ria.

"Hari ini, hari yang kau tunggu bertambah satu tahun, usiamu. Bahagialah kamu...,"

"Yang kuberi, bukan jam dan cincin, bukan seikat bunga atau puisi juga kalung hati..,"

"Maaf, bukanya pelit, atau gamau ngemodal dikit, yang aku ingin beri padamu. Doa setulus hati..,"

Semua nya masih berjingkrak jingkrak ria, sambil merekam membuat instastory masing-masing,

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang