Empat.

7.9K 790 32
                                    

iqbaal.e : sayang
iqbaal.e : (namakamu)?

(Namakamu) memutar bola mata nya malas, kenapa harus dia yang selalu diganggu oleh pria ini, sih.

Jangan tanya pria itu dapat idline nya dari mana, yang pasti dari grup kelas.

iqbaal.e : (nam)
iqbaal.e : sayang ):
iqbaal.e : aku rindu ..

nkandira : jyjyk ewh, g

iqbaal.e : w jg ngetik nya mo muntah, uwek

nkandira : y, trs ngpe lo ketik!?

iqbaal.e : soalnya, klo ngmng lngsng w muntah darah. Xoxo

(Namakamu) menggeram, ia langsung mematikan data nya, ia muak dengan Iqbaal, selalu saja begitu, setiap Iqbaal membuat nya terbang jauh ke angkasa, tidak lama lagi langsung dihempas begitu saja ke jurang yang paling dalam,

Dilain tempat, Iqbaal tertawa sambil memandang layar ponsel nya, kata kata (Namakamu), teriaknya, marahnya dan semua yang ada di gadis itu bikin Iqbaal gemas sendiri.

Kakak nya, Ody. Mengerutkan dahi nya bingung, melihat adiknya sedang tersenyum seorang diri sambil memegang ponsel, "Baal, kenapa?"

Iqbaal tidak menyadari kehadiran Ody, ia diam tidak menyahuti. Entahlah, padahal ia hanya men-scroll chattingan nya dengan (Namakamu), saat ini.

"Lah, budeg kali adik ku ini!" Ody berbicara dengan logat batak yang dibuat buat. Dirasa sudah greget, Ody menjitak kepala Iqbaal dengan tidak santai.

Iqbaal terkejut, ia memasang wajah kebingungan nya. "Apaan, sih?"

"Makan malem buruan, udah di tungguin!" Ujar nya

"Iya, udah sana duluan!"

Ody berjalan keluar kamar, tetapi Iqbaal masih belum berdiri dari duduk nya. "Buruan, ke!"

"Ntar dulu si, teh!" Iqbaal lantas berjalan dibelakang Ody menuju lantai bawah.

"Lama banget. Ayah udah laper!" Protes Hery

Ody bergidik ngeri, "Tau yah, masa tadi aku liat dia lagi senyum-senyum sendiri."

Iqbaal melirik Ody sinis,

"Kasmaran kali tuh," Tebak Rike

Iqbaal tidak menanggapi, ia melihat ayam goreng di hadapan nya, mengetahui Ody menyukai paha ayam, dan pahanya itu tinggal satu, Iqbaal gerak cepat meraih nya dan memakanya rakus.

Ody membelakan matanya. "ALE, MAH!"

"BODO."

Orang tua nya. Rike dan Hery hanya bisa mengglengkan kepala melihat tingkah kedua anak nya itu.

-oOo-

22.25 WIB.

(Namakamu) sudah tertidur sejak selesai makan malam, padahal biasanya ia tertidur hingga larut malam. Entah, mungkin ia sangat kelelahan hari ini,

(Namakamu) menggeliat dari tidurnya saat ada yang mengetuk pintu, matanya berat sekali untuk dibuka. "Kenapa, ibu?" Ia malah menarik selimut nya hingga menutupi kepala.

Ketukan pintu terdengar lagi, kali ini lebih keras, hanya satu kali. (Namakamu) bangun mengucek matanya, karna nyawa nya masih belum terkumpul. "NGGA DI KUNCI," Ia sedikit berteriak karna kesal,

Hening,
(Namakamu) mengerutkan dahi, tidak biasa nya, soalnya ibunya itu pasti kalau mau mengetuk pintu, sambil bersuara, kenapa sekarang diam saja seperti sedang mengerjainya?

(Namakamu) merinding, ia takut dengan hal hal mistis, sekarang pilihan nya membuka pintu atau menutup diri dengan selimut?

Tunggu, tidak. Apa jangan-jangan maling? Tapi masa, iya. Mau maling ngetok dulu?

"Ya tuhan, siapa si!?" Gumamnya. "Ibu, jangan bercanda, masuk aja, ish!"

(Namakamu) menarik nafas panjang, memberanikan diri untuk membuka pintu, ia membuka nya perlahan lahan, setelah di lihat.

Oh.

Eh?

"KYAAAAAAA, IBUUUUUU." (Namakamu) berteriak sambil menutupi wajah nya dengan kedua tangan. (Namakamu) melihat wanita memakai pakaian serba putih dengan wajah datar nya.

Wanita itu meraba lengan (Namakamu) dengan perlahan, masih menutupi wajah nya, ia berteriak histeris, "JANGAN, PLIS! GUE GAPUNYA DARAH SUCI,"

"HAHAHAHA."

Hah?

(Namakamu) mengintip dari sela jarinya, ia menganga lalu menurunkan kedua lengan nya. Sungguh, ia kesal melihat seorang dihadapan nya ini. Ibunya sedang memakai mukena, kemungkinan selesai salat isya.

"Ibu, ngapain sih?!" Maya terkekeh setelah menjahili anaknya itu, setelah itu pergi begitu saja meninggalkan (Namakamu) yang saat ini menjadi parno.

Bulu kuduk (Namakamu) berdiri, EH! tapi itu beneran ibunya? Kenapa tatapan nya beda? Tidak mau tau, gadis itu langsung saja menutup pintu dengan tidak santai dan berlari menuju tempat tidurnya.

-oOo-

"Ibu semalem kurang kerjaan tau, ngga!" (Namakamu) mencibir sambil mengunyah roti coklat nya.

"Kurang, kerjaan?"

(Namakamu) berhenti mengunyah, Ia menatap ibu nya kesal, "Jangan, bercanda!"

Maya mengangkat sebelah alis nya, "Ya, kurang kerjaan gimana maksudnya?"

(Namakamu) memproutkan bibir nya, "Itu yang semalem ke kamar aku, pake mukena!"

Maya bergidik, "Ngga ah, jam berapa?"

"Sepuluh lewat deh, pokonya,"

Maya mendelik, "Apaan? Ibu udah tidur dari jam sembilan, tau."

Mampus,

(Namakamu) menganga, ia merinding saat ini. Lantas, malam itu mahluk apa?

(Namakamu) membelakan matanya seketika, ia menggeleng kuat, "Ngga! Ibu pasti bercanda, udah deh. Aku mau berangkat sekolah!"

-oOo-

Jakarta, 17 mei 2018
Revisi, 29 maret 2019

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang