Sembilan.

7.1K 751 25
                                    

Hari ini guru sedang rapat, tapi sekolah belum boleh dibubarkan, semua murid hari ini bebas, sebagian bosan karna tidak diperbolehkan pulang, ada yang tidur, ada yang makan dikantin dan bermain basket.

Kaum pria saat ini sedang berada di lapangan, tanding basket dadakan seperti nya.

(Namakamu) berjalan sendirian menuju lapangan, sambil bersenandung kecil. Ia ingin melihat Iqbaal yang sedang bermain basket, langkah nya sudah mendekati lapangan, tidak jauh dari tempatnya berjalan, ia tersenyum melihat Iqbaal yang berhasil mencetak point, di sana juga ada Salsha yang sedang menonton dibawah pohon rindang,

"(Namakamu)!"

Merasa terpanggil, ia menoleh. "Eh, ka? Kenapa, ya?"

Pria yang di panggil kak ini tersenyum. "Malem, ada acara ngga?"

"Nanti malem?"

"Iya,"

(Namakamu) menggeleng, "Ngga ada sih, ka."

"Jalan sama gue, mau ngga?"

"Seriusan?" Mata (Namakamu) berbinar, pasal nya yang mengajak ini Rafto, kaka senior yang di incar nya sedari dulu.

Rafto mengangguk. "Mau?"

"Mau," Sahut nya, malu.

"Oke, jam tujuh gue jemput ya?" Rafto mengacak gemas rambut (Namakamu), "Eh, idline lo apa? Biar bisa kabar kabaran, kan gue juga belum tau alamat rumah lo,"

"Oh, iya!" Rafto memberikan ponsel nya kepada (Namakamu), gadis ini mulai mengetikan idline nya, setelah menemukan akun nya, ia mengembalikan ponsel itu pada pemilik nya.

"Makasih ya, addback dan jangan lupa nanti malem!" Rafto tersenyum, "Gue duluan,"

(Namakamu) mengangguk senang "Semalem gue mimpi di berakin cicak anjir, trus malah diajak jalan sama cogan." Seru nya,

Lalu ia mulai melanjutkan langkah nya untuk melihat Iqbaal yang sedang bermain basket, atau sudah selesai? Karna ia yang terlalu lama mengobrol.

-oOo-

Dibawah pohon yang rindang, tidak hanya berdua, ada sebagian yang sedang beristirahat sehabis bermain basket sekalian meneduh, karna matahari sangat terik siang ini. (Namakamu) sedang mengelap keringat Iqbaal, itu disuruh bukan kemauanya. "Dasar ngga peka,"

"Apa?"

Iqbaal memproutkan bibirnya, "Bawain air minum ke, lo mah apa-apa harus gue yang suruh."

(Namakamu) terkekeh, "Comberan nya lagi surut,"

Iqbaal mendengus, "Bukan air comberan bego,"

"Santai dong, mas!"

"Kenapa, huh?"

(Namakamu) mengerutkan dahi nya, "Hah?"

"Kenapa ngga bawain gue minum, sempak!"

"Oh! Emang ngga mau aja, ntar lo ge'er lagi, males."

Iqbaal berdecak, "Trus, tadi ngomongin apaan aja sama Rafto?"

(Namakamu) mengangkat sebelah alis nya. "Lo, liat?"

Iqbaal tidak menjawab, ia mengulangi pertanyaan nya lagi. "Tadi ngomongin apaan aja sama, Rafto?"

"Ngga boleh, kepo!"

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang