"YUK naik!" ajak Manda sambil membuka pintu mobilnya.
"Mobil baru lagi nih?" tanya Misha terpukau melihat mobil sport mewah milik Manda.
Baru saja bulan lalu, sahabatnya itu ganti mobil. Sekarang udah ganti lagi. Dan seperti biasa, Manda selalu mengganti mobilnya dengan mobil yang jauh lebih bagus dari sebelumnya.
Memang sih, sahabatnya itu terlahir dari keluarga konglomerat. Gosipnya, setelah lulus SMA, Manda akan mengambil alih perusahaan keluarganya, JY Group.
"Bukannya baru bulan lalu elo ganti mobil?" timpal Tari. Ia tidak habis pikir dengan keluarga kaya yang dengan mudahnya membeli apapun yang mereka mau.
Padahal ada orang-orang di luar sana yang sangat membutuhkan, seperti dirinya. Berbeda dengan Manda dan Misha, Tari berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Bahkan, untuk membantu keluarganya, Tari sampai mencari pekerjaan part time.
"Mobil ini hadiah dari Opa." jelas Manda. Lebih tepatnya, Opa Eza.
"Hadiah? Ulang tahun elo kan masih empat bulan lagi?" kata Tari mengingat ulang tahun Manda yang masih lama.
"Iya sih, tapi ini hadiah karna..." Ingatan Manda melayang ke pertemuan keluarga kemarin malam.
Opa Eza tiba-tiba memberikannya hadiah kotak kecil. Saat dibuka isinya ternyata kunci mobil. Manda sudah menolak hadiah itu, tapi Opa Eza bersikeras memberikannya. Alasannya sih klise banget.
"Opa sedih waktu Manda sakit. Karna itu, Opa janji bakal kasih Manda hadiah kalau udah sembuh. Dan ini, hadiahnya." kata Opa Eza dengan wajah bahagia.
Pria tua yang umurnya melebihi setengah abad itu sangat menyukai Manda sebagai calon cucu menantunya.
Padahalkan gue cuma pura-pura sakit, kata Manda dalam hati.
Jika kembali mengingat kejadian itu, Manda merasa bersalah sudah membohongi Opa Eza yang baik.
"Hm, ini hadiah karna..." Karna sudah menipu Opa Eza, lanjut Manda dalam hati. Tapi ia tidak mungkin akan mengatakan hal seperti itu.
"Ya ampun Tar, orang kaya mah nggak perlu nunggu ulang tahun dikasih hadiah." sela Misha yang membuat Manda tidak perlu susah-susah mencari jawaban atas pertanyaan Tari barusan.
Tari mengangguk mengerti.
"Manda lihat deh!" jerit Misha tiba-tiba menunjuk ban belakang mobil Manda, keduanya kempes.
SIAL!
Ponsel Manda berdering. Ada telepon masuk. Melihat nama yang muncul di layar ponsel, sudah bisa dipastikan, ini kesengajaan. Siapa lagi pelakuknya kalau bukan Eza, tunangannya yang menyebalkan itu.
"Duh, bannya kempes nggak bisa pulang. Kaciannn... Hiksss..." ledek Eza di telepon dengan suara sedih yang dibuat-buat.
Seperti tebakan Manda barusan, cowok itu adalah pelaku dibalik kempesnya ban mobilnya.
"Elo sengaja ya?" tuduh Manda langsung. Jika saja Eza ada di depannya saat ini, ia sudah menghajar cowok itu dan membuatnya berlutut untuk meminta maaf.
"Kalau iya, kenapa?" jawab Eza tengil. "Itu hukuman buat elo yang berani ganggu hubungan gue sama Ratu."
Manda geram. "Lo..."
"Bye Manda... Semoga beruntung." sela Eza yang langsung mengakhiri panggilan itu.
"Sial!" Manda berdecak kesal. Lihat saja nanti, ia akan balas perbuatan cowok itu.
"Siapa Manda?" tanya Misha penasaran.
"Biasa, anak anjing tetangga gue, suka gigit." jawab Manda ngasal. Membuat Misha dan Tari saling pandang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO TUNANGAN
Teen FictionSaling nggak suka, tapi dipaksa tunangan. Ya sudah deh, MANDA dan EZA pun sepakat berpura-pura saling menyayangi di depan keluarga mereka. Tapi di luar itu mah, mereka kayak tikus dan kucing. Nggak pernah akur! --- EZA punya kebiasaan buruk. Ia sela...