PERTAMA, Manda tidak pernah berniat mencampuri urusan pribadi Eza.
Kedua, Manda tidak cemburu ataupun jatuh cinta sama Eza. Manda terus menekankan kata-kata itu pada dirinya sendiri.
Manda kini berada di kamar Misha, duduk di kursi yang sengaja ia pindahkan sampai ke dekat jendela.
Dari jendela kamar, Manda bisa melihat ke pintu gerbang rumah Misha, dan juga pintu gerbang tetangga sebelah.
Mau tahu siapa tetangga Misha?
Mayang. Iya, itu tuh pacar barunya Eza.
Ok, Manda memang sedikit ikut campur di sini. Bagaimana tidak, setelah tahu Eza pacaran sama Mayang, Manda tidak bisa hanya diam saja. Mengingat Mayang bukanlah cewek baik-baik seperti yang Misha bilang tempo hari.
"Gue pernah lihat Mayang ngajak pacarnya malam-malam ke rumah. Paginya, pacarnya baru pergi. Dan itu bukan cuma sekali." jelas Misha menyakinkan saat Manda menanyainya tentang Mayang. Itupun setelah Manda berpikir keras agar kesannya ia cuma penasaran, bukannya mau kepoin Eza ataupun Mayang.
Jika dipikir lagi, itu suatu keuntungan buat Manda. Jika Eza kedapatan melakukan hal yang di luar batas, Manda akan dengan mudah membatalkan perjodohan mereka dengan membuat Eza yang harus bertanggung jawab. Tapi Manda perlu bukti sebelum menyakinkan orangtua mereka.
Dengan alasan belajar bareng, Manda berhasil mengajak Tari ikut bersamanya ke rumah Misha. Misha sih tidak masalah. Toh, mereka berdua sudah sering main ke rumahnya.
Sudah lewat jam sepuluh malam. Manda belum mendapatkan hasil apapun. Saking lelahnya mengawasi, ia sampai tertidur.
"Gila! Jam segini baru pulang. Pasti dia habis mabuk-mabukan lagi."
"Beneran, Sha?"
"Ya iyalah. Gue nggak bohong. Mayang itu suka nongkrong di club malam."
Suara bisik-bisik itu membuat Manda membuka matanya perlahan. Ia mendapati Misha dan Tari berdiri membelakanginya. Mereka menghadap ke luar jendela. Penasaran apa yang mereka lihat, Manda pun ikutan mengintip.
Eza turun dari mobil, disusul Mayang setelah Eza membuka pintu mobil untuk cewek itu.
Manda terus memperhatikan Eza dan Mayang. Mereka terlihat mengobrol lama sekali. Entah apa yang mereka bicarakan. Manda tidak bisa mendengarnya. Yang ia lakukan hanyalah menebak-nebak.
"Jam berapa sekarang?" tanya Manda sambil menguap.
"Jam sebelas." jawab Misha cepat.
Untung saja, Manda sudah izin mau menginap di rumah Misha. Jika tidak, Papanya akan marah besar jika ia ketahuan pulang lewat jam sepuluh malam. Tapi Eza, apa yang dilakukan cowok itu sampai larut malam begini?
Mayang melambaikan tangan saat Eza sudah masuk ke mobil, melaju mobilnya dan menghilang dalam kegelapan. Lalu, Mayang membuka pintu pagar. Baru setelah Mayang masuk ke rumah, Misha menutup jendela kamarnya. Mereka sudah selesai mengintip.
"Sayang banget, Eza dapat cewek kayak Mayang." gumam Misha seolah berkata pada dirinya sendiri.
"Tapi mereka kelihatan cocok kok." ujar Tari.
"Cocok darimananya? Gue harap sih Eza cepat-cepat sadar sebelum Mayang berhasil merayunya lebih jauh lagi. Kan sayang, cogan tapi bekas."
GLEK! Manda menelan ludah mendengarnya.
***
SUDAH hampir seminggu Manda bolak-balik ke rumah Misha dengan alasan yang sama. Tapi sampai sekarang, ia belum mendapatkan bukti apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO TUNANGAN
Teen FictionSaling nggak suka, tapi dipaksa tunangan. Ya sudah deh, MANDA dan EZA pun sepakat berpura-pura saling menyayangi di depan keluarga mereka. Tapi di luar itu mah, mereka kayak tikus dan kucing. Nggak pernah akur! --- EZA punya kebiasaan buruk. Ia sela...